12 || Sick.

25 4 0
                                    

"Selle! "

Disaat itu juga, Radyn dan Charis berlari menuju sumber suara.

"Napa woi?! " Seru Radyn diambang pintu, raut wajahnya yang panik berubah menjadi datar.

"Ngapain lo dikamarnya Wilona? " Tanya Charis yang berada disamping Radyn.

"Entar gue jelasin, bawain kompres dong" Ujar Jenan yang membuat kedua gadis tersebut menatap satu sama lain.

"Udah buruan anjir! Lo pada malah tatapan" Lanjut Jenan kesal karena Charis dan Radyn belum bergerak dari tempatnya.

"Gue ambilin handuk kecil ama air hangat aja ya? " Tanya Charis yang dibalas anggukan oleh Jenan.

Ia menempelkan tangannya pada
dahi Wilona, panas. Itu yang dirasakan oleh Jenan.

Sudah jelas, sebab dari ini adalah Wilona yang menangis beberapa menit tadi.

Karina yang baru saja ingin memasuki kamar Wilona pun terdiam ditempatnya.

Ia mengepalkan kedua tangannya yang menggantung, ia melihat dibalik pintu kamar yang sedikit terbuka, terlihat jelas terdapat Wilona yang terbaring dengan lemas, sementara itu, Jenan duduk di sebuah kursi disamping kasur.

Ia berlari menuju kamar Wilona sebab ia mendengar teriakan seseorang.

"Sialan, gue mati-matian buat
move on dari Jemian, pas gue udah move ke Jenan lo malah deketin dia. Bangsat! " Karina merutuki Wilona dalam hatinya.

Ia merasa bahwa Wilona adalah seorang perebut.

Tak lama, ia masuk kedalam kamar Wilona, "Kenapa Jen? " Tanya Karina.
"Wilona demam" Sahut Jenan.

"Kok bisa? " Tanya Karina
"Mampus, siapa suruh jadi perebut cowo orang"Ujarnya dalam hati.

Diam-diam, Karina mengeluarkan seringaiannya yang tak disadari oleh Jenan.

"Nyokapnya kecelakaan tapi gabisa di selamatin" Ujar Jenan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Karina.

"Pantes, nyokapnya aja habis kecelakaan"Ujar Karina dalam hatinya

"Gue turut berduka cita ya"Ujar Karina.

Tanpa Karina dan Jenan sadari, Wilona telah membuka matanya sedari Karina memasuki kamarnya.

Dan juga, ia tau apa yang diucapkan oleh Karina dalam hatinya ataupun pikirannya.

"cih munafik, muka dua. Ngatain gue perebut lagi, entar kena azab mampus lo." Ujar Wilona dalam hati.

"Eh Wil udah bangun? " Tanya Jenan.
Wilona hanya membalas dengan anggukan, saat ia ingin beranjak dari tempat tidurnya, Jenan mencegahnya.

"Wil jangan dulu, lo demam. Badan
lo panas"Ujar Jenan mencegah Wilona yang hendak pergi dari tempat tidurnya.

"engga gue ga panas, gue sehat. " Ujar Wilona pada keduanya.

Saat Wilona telah lepas dari cegahan Jenan, ia mulai melangkah keluar kamar.

Namun terdapat Radyn dan juga Charis, keduanya membawa handuk kecil dan juga satu baskom kecil ditangan mereka.

"Loh Wil, kok gak rebahan dikamar? " Tanya Charis, "Gue gak sakit" Ujar Wilona.

"Loh tadi kata Jenan dahi lo panas" Ujar Radyn, "emang iya? " Tanya Wilona.

Radyn pun mengecek suhu Wilona, panas. "Panas anjir, udah biar Jenan yang kompresin lo" Ujar Radyn.

Cerita kosan 21Onde histórias criam vida. Descubra agora