Bagian 7

156 16 0
                                    

:
:
:

******

Ferrel yang merasa sedikit risih dengan sang adik yang menghela nafas secara kasar berkali-kali, melirik ke arah sang adik. Dia memperhatikan sang adik yang terus memijat kepalanya.

Ferrel menepikan mobilnya dipinggir jalan, melepas seatbelt yang dikenakannya. Lalu menghadap ke sang adik yang berada disampingnya.

"Are you okay?"tanya Ferrel dengan terus memperhatikan sang adik

"Hmm yaa, i'm okay. Aku hanya sedikit pusing saja"ucap Marsha

"Mau ke rumah sakit?"tanya Ferrel mulai panik

"Tidak. Ayo kita segera pulang saja"ucap Marsha

"Kamu yakin? Muka kamu pucat, Nayla"

"Kita kerumah sakit ya?"ucap Ferrel sambil menyingkirkan rambut Marsha yang menutupi wajahnya

"Aku baik-baik saja Kak, kita langsung pulang saja. Kumohon"ucap Marsha

Ferrel yang mendengar itu menganggukkan kepalanya meski tidak dilihat sang adik, dan segera menjalankan kembali mobilnya setelah dia memasang seat belt.

Hanya 10 menit dari dia berhenti, akhirnya sampai dirumah. Dia membantu Marsha untuk turun dari mobil. Baru selangkah turun dari mobil, Marsha langsung tidak sadarkan diri. Ferrel yang kaget, langsung menggendong sang adik untuk memasuki rumah.

Baru sampai ruang tamu, disambut oleh sang ibu yang panik saat melihat putrinya tidak sadarkan diri.

"Ada apa dengan Nayla, Ferrel? kenapa bisa seperti ini?"tanya sang ibu panik

"Nanti aku jelaskan, biarkan aku membawa Nayla ke kamarnya dulu"ucap Ferrel segera berlalu untuk mencapai kamar sang adik dilantai atas.

Membaringkan tubuh yang pingsan itu ke kasur dan dia bernafas lega. Capek bor, lantai dua cuy. Mana agak berat, canda berat.

Ferrel segera menelpon dokter keluarga nya yang menangani sang adik. Setelah nya menenangkan sang ibu yang masih terlihat panik.

"Mama, jangan panik. Nayla tidak apa-apa. Dia mungkin hanya kelelahan saja. Karena seharian ini, kami jalan-jalan ke mall"ucap Ferrel

"Ke mall? Apa kamu gila?"sentak sang ibu

"Maa"ucap Ferrel kaget

"Adikmu belum terlalu pulih, tapi kamu mengajaknya ke mall? Dan lihat, dia seperti ini pada akhirnya" ucap sang ibu

"Mama, Nayla terlihat bahagia saat keluar rumah dan saat aku ajak jalan-jalan ke mall. Dia butuh udara segar juga"ucap Ferrel

"Dia belum terlalu pulih, Ferrel"ucap sang ibu

"Iya maa, aku tau. Tapi dia terlihat bahagia. Kita tidak harus mengurung dia didalam rumah terus-menerus"ucap Ferrel lagi. Dan setelah nya terhenti karena dokter pun akhirnya datang dan Segera memeriksa keadaan Marsha.

Bagaimana keadaan Nayla dok?"tanya nyonya kim

"Tidak ada hal serius, Nayla hanya kelelahan dan dia hanya terlalu banyak berpikir. Tapi itu tidak apa. Dia hanya butuh istirahat saja"

"Oh iya, apa dia sudah dapat mengingat sedikit-sedikit tentang dirinya?"tanya sang dokter

"Belum dok, Nayla masih belum ingat apapun"ucap Ferrel

"Tidak apa. Jangan dipaksakan, tolong Secara perlahan saja. Bantu dia untuk mengingat kembali memorinya. Dia sebenarnya dapat segera mengingat kembali, asal kita mensupport dia dan katakan padanya untuk secara perlahan"ucap sang dokter

"Iya baik dok, akan kami terapkan nanti"

"Oh iya, apa ada obat tambahan untuk ini?"tanya Ferrel

"Tidak perlu. Cukup konsumsi obat yang sudah ada secara rutin saja" ucap dokter itu

"Baik, terima kasih dokter Fiony"ucap ferre

"Baiklah, kalau begitu saya permisi. Kalau ada apa-apa lagi, silahkan hubungi saya kembali. Saya permisi"ucap dokter itu dan meninggalkan kediaman keluarga Tamara

"Mama dengarkan tadi apa kata dokter Fiony? Nayla tidak apa-apa, dia hanya kelelahan"ucap Ferrel

"Dan banyak berpikir. Kamu membuat Nayla berpikir apa? Apa kamu mencoba membuat Nayla mengingat tentang dirinya? Iya?"tanya sang ibu

"Aku tidak mengatakan apapun, dan membuat Nayla banyak berpikir. Mama, memang salah jika suatu saat nanti Nayla bisa mengingat siapa dirinya lagi? Tidak kan?"ucap Ferrel

"Salah. Dia Nayla, anak Mama. Sampai kapanpun. Mama ga akan biarin dia, mengingat siapa dirinya yang asli"ucap sang ibu. Ferrel yang mendengar itu kaget. Ibunya kenapa menjadi seperti ini? Mungkin ini yang ayahnya takutkan. Bahwa sang ibu, memang belum benar-benar menerima kepergian adiknya, Nayla. Yang sudah tiada 3 tahun yang lalu.

"Mama, jangan seperti ini. Kasihan dia, Maa. Dia juga memiliki keluarga. Yang mungkin, sedang mencari kemana-mana anaknya yang hilang"

"Mama, bantu dia untuk mengingat kembali siapa dirinya. Ferrel mohon jangan seperti ini. Jangan membuat rasa bersalah Ferrel semakin besar"ucap Ferrel memohon

"Pergi kamu, keluar dari kamar Nayla. PERGI"ucap sang ibu dengan sedikit berteriak.

Ferrel pun dengan terpaksa keluar dari kamar Nayla dan menuju ke kamarnya. Ferrel berpikir, bahwa sang ibu masih belum menerima kepergian adiknya. Ferrel jadi merasa bersalah terhadap sang ayah.



******

...

Amnesia!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang