18 :: peony

806 110 36
                                    

"Oh, gitu ya, Nu? Sekarang lo punya temen lain selain gue? Gitu? Tega banget lo."

Jungwon berkacak pinggang dengan tangan bersedekap di depan dada dan memasang wajah garangnya kala melihat Sunoo di taman rumah sakit sedang bercanda tawa dengan seorang lelaki asing.

Tapi Jungwon merasa wajah lelaki itu familiar, apa mereka pernah ketemu ya sebelumnya?

"Apaan sih, Ju," Sunoo terkekeh geli. Dia menarik tangan Jungwon agar ikut duduk di sampingnya. "Kenalin, ini kak Heeseung, alumni sma 30."

Jungwon mengagguk angguk setelah menyadari sesuatu. "Ohh pantesan gue ngerasa familiar. Muka lo kan pernah dipajang di brosur penerimaan siswa kan? Gue inget banget!"

Menanggapi itu, Heeseung hanya tertawa sambil mengangguk. Dia kembali teringat masa sma nya dimana dia, sebagai siswa berprestasi, diminta menjadi model untuk brosur penerimaan siswa baru.

"Jungwon, kak."

"Heeseung."

"Kalian... kenal dari mana?" Tanya Jungwon.

"Baru kenal kemarin kok, kak Heeseung baik banget. Dia juga udah janji mau nemenin gue biar gue gak merasa kesepian pas masa pemulihan di rumah sakit." Balas Sunoo.

"Oohhh." Jungwon hanya mengangguk-angguk menanggapinya. Saat dia ingin kembali berbicara, hape Heeseung berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

Heeseung segera berdiri kemudian menjauh untuk menjawab panggilan itu, tak lama kemudian dia kembali.

"Sun, gue barusan ditelfon Riki katanya minta jemput, dia mau kesini juga katanya. Gue tinggal bentar gak papa kan?"

Sunoo mengangguk. "Oh iya gak papa kok, kak. Hati-hati ya."

Setelah memastikan Heeseung benar-benar pergi, Jungwon merapatkan duduknya ke Sunoo dan memeluk lengan sahabatnya itu.

Sunoo menaikkan alisnya. "Kenapa nih?"

"Kangen." Jawab Jungwon jujur dengan nada manja. "Gue bingung banget di sekolah kemana-mana sendiri, biasanya sama lo. Ada si jamet sih, tapi dia bawel banget gue kesel nanggepinnya."

"Ya ampun, se-ngangenin itu gue ternyata." Sunoo mengibaskan rambut panjangnya sombong. "Ada yang nyariin gue gak di sekolah?"

Ditanya begitu, membuat Jungwon kembali teringat percakapannya dengan Sunghoon di lab kimia tadi siang. Dia meringis saat mengingat tangan yang kurang ajar ini dengan entengnya nampar anak orang.

"Nu, tadi—"

"Permisi, ini barusan ada kiriman bunga sama parcel buat Kim Sunoo." Seorang perawat datang dengan membawa buket bunga peony dan parcel buah.

"Wah, dari siapa, mbak?" Tanya Sunoo.

"Gak dikasih tau siapa pengirimnya, dek. Saya juga nerima ini dari security."

"Okedeh, makasih ya mbak."

Sementara Jungwon hanya terdiam melihat Sunoo yang menatap kagum bunga peony berwarna merah muda yang cantik itu dengan senyuman merekah. Tentu saja, baru kali ini ada yang memberinya buket selain kedua orang tuanya.

"Dari siapa ya kira-kira?" Gumam Sunoo. "Mana cantik banget lagi bunganya."

Jungwon merasa harus merahasiakan segala percakapannya dengan Sunghoon tadi, tapi dia tidak tahan untuk menceritakan semuanya pada Sunoo. Apalagi sudah jelas bunga serta parcel itu pasti dari Sunghoon.

"Nu?"

"Ha?"

"Lo suka sama kak Heeseung?" Namun, yang keluar dari mulut Jungwon malah pertanyaan yang Sunoo tidak perkirakan sebelumnya.

irreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang