15

259 61 2
                                    

PET

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading.....

Becky bertanya pada dirinya sendiri, dalam benaknya ketika mulutnya menempel pada bibir perempuan itu. Perempuan itu memiliki gaya berciuman yang sangat bagus, parfum yang disemprotkan berbau harum dan segar. Tapi Becky tidak tahu kenapa hal itu membuatnya merasakan apa yang ingin Ia rasakan, ciuman itu seharusnya membuat jantungnya berdebar kencang dan akan menggelitik sampai Ia merasakan kehangatan di seluruh dadanya. Semakin Becky berciuman, seharusnya perempuan itu akan merasakan sedikit kesemutan di perutnya. Tapi sekarang, Becky tidak merasa seperti itu sama sekali.

"Go away."

Kedua tangan Becky mendorong bahu perempuan itu, tapi bukannya terlepas malah sebaliknya. Perempuan itu mengeratkan pelukannya yang berada di pinggang Becky, menariknya semakin dekat. Tidak ada tenaga, Becky sudah terpengaruh oleh alkohol. Namun Becky terus memberontak meskipun tenaganya terkuras, membuat perempuan itu menjadi kesal.

Brugh!

Keadaan benar-benar tidak kondusif, membandingkan tenaga perempuan yang sadar 100% dengan perempuan yang terpengaruh minuman keras. Maka saat ini, Becky berada di dalam kamar. Perempuan itu menggeret paksa tubuh Becky ke dalam sana, tidak lagi sembunyi-sembunyi. Terang-terangan perempuan itu bertingkah bahwa saat ini, Ia menginginkan tubuh Becky. Tidak lagi ada kehalusan, perempuan itu bahkan menyeringai puas setelah mendorong tubuh Becky secara kuat ke dinding.

Srek!

Perempuan mana yang tidak takut ketika mengetahui dirinya hendak dibinatangkan? Perempuan tetap perempuan. Becky sudah tidak berdaya sejak tadi, tubuhnya kian bergetar ketika perempuan itu menarik sekali jadi kemejanya. Tidak lepas, tapi bagian dadanya terkoyak akibat kancing yang terlepas paksa. Menampilkan dada putih mulus Becky yang kini terekspos bebas, perempuan itu mengumpat beberapa kali memuji Becky yang tidak berdaya. Alih-alih merasa iba melihat Becky yang tidak berdaya, birahi perempuan itu kian memuncak.

Becky mengumpat, Ia sungguh menyesal masuk ke dalam Night Club sendirian. Becky tahu saat ini tidak ada seorang pun yang bisa membantunya keluar dari situasi seperti ini, tidak ada Irin, tidak ada bodyguard, dan tidak ada Freen yang selalu di sisinya. Sepasang iris mata hazel itu menatap perempuan di hadapannya yang sedang menatapnya layaknya seekor bintang, perempuan itu tidak sabar untuk mencicipi nya. Bagaimana Becky menangis di bawahnya, memohon kepadanya sambil menyebut-nyebut namanya. Ah! Perempuan itu semakin tidak sabar, ini terlalu menyenangkan untuk Ia biarkan begitu saja.

Perempuan itu maju, menyeringai berlagak paling berkuasa. Seraya membuka pakaian Becky yang sudah pasrah, perempuan itu mengangkat tangan hendak menjangkau dagu Becky. Sialnya sebelum dapat menyentuh, tangannya dipelintir begitu saja oleh seseorang yang baru tiba. Tenaganya kuat bukan main, membuat suara kretek terdengar begitu nyaring. Perempuan itu meringis nyeri, kaki jenjang yang mendarat di perutnya luar biasa kuat. Hal yang membuatnya terpental begitu saja ke dinding lalu tersungkur kuat ke dasar lantai, Freen berdiri tegak dengan napas memburu setelah menghajar perempuan itu. Rahangnya mengeras dengan mata berkilat tajam, Freen murka.

"Pergi sekarang, aku akan mencari mu nanti hingga tubuh mu terkoyak-koyak."

Cengkraman di kerah perempuan itu semakin menguat, dengan suara pelan namun penuh penekanan. Untungnya perempuan itu langsung berlari keluar dari ruangan itu, jadi Freen tidak perlu bermain tangan. Dengan mudah Freen mengambil kunci yang terpasang di lubang kunci ruangan kamar itu, kunci cadangan yang diberikan oleh Nam. Namun beda halnya jika perempuan ini melawannya, bisa-bisa sekujur tubuh perempuan itu sudah bermandikan darah saat ini. Jangankan dilecehkan seperti ini, mata asing yang berani menatap Becky saja membuat ubun-ubun Freen mendidih. Freen tidak pernah rela majikannya diperlakukan rendah oleh siapa pun, apalagi ada perempuan atau laki-laki yang dengan berani berniat mengambil kehormatan Becky.

Tidak, bukan lagi bermandikan darah. Melainkan matahari di esok hari tidak lagi bisa dilihat oleh orang tersebut.

Freen menghampiri Becky seraya melepas jas yang Ia kenakan, kondisi perempuan itu sungguh membuat hatinya tercabik. Freen berjongkok, berniat melampirkan jas nya ke kemeja yang terkoyak itu. Namun belum sempat melakukannya, tiba-tiba Freen terdiam sambil mengerjap-ngerjapkan kedua matanya berkali-kali. Freen menekan pipi bagian dalamnya menggunakan lidah, panas dan nyeri terasa karena Becky menamparnya cukup kuat.

"Freen...?"

"Iya Nona, saya disini."

Freen hanya tersenyum kecil, Ia tidak bisa kesal karena Becky menamparnya. Tangan perempuan itu terangkat, memegang pipi Freen untuk memastikan apa yang Ia lihat bukan halusinasi. Sedangkan Freen menikmati setiap elusan yang Becky berikan, hal itu mampu mengobati panasnya tamparan keras yang melayang tadi.

"Aku ingin pulang."

Freen tentu saja langsung menyanggupi permintaan Becky untuk pulang ke mansion. Tapi dalam hitungan detik, Freen cemas. Merasa menyesal karena langsung menyetujui perkataan Becky, meskipun sebenarnya Freen memang harus menuruti apapun yang Becky katakan. Namun dalam situasi seperti ini, Freen bisa beralasan agar menunda kepulangan menjadi besok. Satu hal yang menjadi masalah, tidak mungkin Freen mengantar Becky menggunakan motor dengan keadaan seperti ini.

"Oh, ada Nam."

!𝕏𝕏𝕏!

Tengah malam Becky terbangun, kedua matanya mengerjap beberapa kali hingga pandangannya menjadi fokus. Perempuan itu mengedarkan pandangannya, mengenali tempatnya kini berada. Becky hendak mengeluarkan suaranya, namun suara lirih bahkan tidak bisa keluar. Perempuan itu menelan saliva dan meringis saat merasakan perih di kerongkongannya, bergerak pelan Ia merasakan bahwa seluruh tubuhnya kaku. Suara gesekan itu ternyata menarik atensi seseorang yang sejak tadi berdiri di depan jendela di sana, perempuan itu menoleh. Lalu benar-benar membalikkan tubuhnya, mengambil langkah mendekati tempat dimana Becky berbaring.

Perempuan itu langsung duduk di sebelah Becky dan mengusap sisi wajah perempuan itu dengan lembut, senyum di wajah Freen tercetak jelas. Sebelum kemudian merendahkan tubuhnya dan memberikan ciuman di dahi Becky cukup lama, hanya mengerjapkan mata dua kali dan menatap Freen dengan tatapan bingung. Perempuan itu mengambil segelas air putih dan membantu Becky untuk meminumnya, membuat perempuan itu merasa lega.

"Istirahatlah lagi, Nona."

Freen menaikkan selimut di tubuh Becky hingga atas perutnya, perempuan itu terkekeh saat melihat majikannya itu malah tidak menutup matanya. Masih terus menatapnya dengan tatapan tidak terbaca, kemudian mengambil posisi di sebelah Becky. Meraih tubuh mungil itu dengan perlahan dan menjadikan salah satu lengannya menjadi bantal untuk Becky. Memeluk tubuh perempuan itu dan mengelusnya, hingga lama-kelamaan Becky merasakan kedua matanya kembali memberat. Dan akhirnya benar-benar tertidur, Freen menunduk melihat Becky yang sudah kembali terlelap di pelukannya. Tangannya yang tadi mengusap lengan atas perempuan itu kini berpindah pada salah satu sisi leher Becky, mengusap di tempat itu dengan lembut.

"Jika seperti ini terus, tubuhmu akan semakin melemah Nona."

!𝕏𝕏𝕏!

!𝕏𝕏𝕏!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

THANKS!

The Model's PetWhere stories live. Discover now