Prolog

3 2 0
                                    

Langkah nya terasa berat saat akan memasuki ruang kelas nya, sudah kesekian kali nya remaja tanggung ini berpindah sekolah, begitu melelahkan ia sungguh berharap jika ini akhir dari kepindahan nya. Dengan di dampingi oleh guru sekaligus wali kelas barunya, Nata berdiri di hadapan teman teman barunya, ia berdiri canggung di depan kelas.

"Anak anak, tolong atensi nya berikan kepada saya dan teman baru kalian. Silahkan untuk memperkenalkan diri " Ujar nya.

"Halo, saya Nata, pindahan dari SMA Bina bangsa, saya harap kita bisa berteman baik " Ujar Nata memperkenalkan dirinya.

"Sesi tanya bertanya nanti saja ya, untuk Nata silahkan duduk di kursi dekat Sagara, Sagara angkat tangan kamu " Seseorang yang di sebut mengangkat tangan nya, Nata berjalan tenang menuju tempat duduk nya.

"Sesuai dengan mata pelajaran hari ini, buka bab 24 rangkum halaman itu, setelah selesai kalian bisa langsung beristirahat, bapak pergi dulu masih harus mengurus rapat " Ujar guru tersebut.

Nata menatap bingung buku nya, bagaimana ia bisa merangkum jika dirinya belum memiliki buku pelajaran itu, Nata sedikit tersentak saat seseorang di samping nya memegang lengan nya, Nata menoleh, mendapati wajah tersenyum milik teman sebangku nya.

"Kaya nya pak Rudi lupa ngasih buku ya, nih berdua aja " Ujar Sagara.

"Makasih " Sahut Nata.

"Sans " Lalu keduanya mulai larut dalam tulisan masing masing, sesekali berdiskusi saat ada satu hal yang tak mereka mengerti, Nata sedikit merasa nyaman, saat Sagara sama sekali tak canggung mengobrol dengan nya.

Bel tanda waktunya murid melepas penat ataupun dahaga, bel istirahat membuat hampir semua murid berlari kencang menuju kantin, Nata masih sibuk membereskan peralatan tulis nya, setelah selesai menatap aneh Sagara yang berdiam diri menatap nya, bersama dua wanita di belakang nya.

"Ayo ke kantin bareng, oh iya, kenalan dulu sama mereka " Ujar Sagara.

"Gue Ocean, biasa di panggil Cece " Ujar wanita yang merangkul lengan Sagara.

"Kalo gue Avella biasa di panggil el " Timpal wanita di samping Sagara.

"Nata " Sahut Nata.

"Ayo buruan ke kantin, keburu meja nya penuh " Sagara menarik tangan Nata, membuat nya terpaksa mengikuti Sagara.








Saat sampai di kantin, Sagara membawanya ke meja dekat stand mie ayam, duduk di sebelah Avella, Nata hanya bisa diam, saat Sagara dan kedua wanita di sana saling melempar candaan, Nata sedikit susah untuk masuk kedalam obrolan beberapa orang, karena biasanya ia akan berakhir di abaikan.

"Eh lupa, Nata lo mau pesen apa? " Tanya Sagara.

"Samain aja kaya kalian " Sahut Nata.

"Mie ayam ya, sono vel beli " Ujar Sagara, Avella yang di perintah mendelik kearah Sagara.

"Buru inces " Avella beranjak meski tidak berhenti mendumal.

"Emang gitu anak nya, susah di suruh " Ujar Sagara, takut Nata culture shock dengan sifat sepupu nya.

"Oh iya, Cece tuh cewe gue, kalo dia sepupu gue " Ujar Sagara.

"Pantes gandengan tangan terus " Sahut Nata.

"Emang lengket dia nya " Ujar Sagara, membuat Ocean mendelik kearah nya.

"Jadi ga mau?! " Dengan kasar Ocean menghempaskan tangan Sagara.

"Sayang ayo dong " Ocean memutar badan nya, membelakangi Sagara, membuat Nata terkekeh sedangkan Sagara berusaha membujuk nya.

"Gue tinggal bentar udah ada prahara rumah tangga yang belum jadi " Ujar Avella, di tangan nya ada nampan dengan empat mangkuk berisikan mie ayam.

Lengkara batas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang