22. Parkiran

153 39 29
                                    

" Aku anterin pulang ya?" Tawar Taeyong. Jisoo jelas menggeleng sebagai bentuk penolakan. Kalau Taeyong mengantarnya bisa ketahuan kalau dia punya basecamp dan tinggal bersama teman - temannya. Apalagi ada cowoknya.

" Kenapa? Kamu emang sekarang tinggal di mana?" Tanya Taeyong. Ia tau kalau Jisoo tidak pulang ke rumah papa Junho.

" Nggak penting buat kamu tau." Ucap Jisoo melepas genggaman Taeyong.

" Jelas penting karena aku suami kamu." Tegas Taeyong kembali meraih tangan Jisoo untuk ia genggam.

" Apasih pentingnya status kita kalau kamu aja masih nahan Bella buat ada di deket kamu? Jelas - jelas kamu lebih takut kehilangan dia daripada aku." Ucap Jisoo menunjuk Bella yang sudah duduk anteng di dalam mobil Taeyong.

" Dia butuh banget perlindungan sayang. Dia di Jakarta sendirian nggak ada orang yang bisa lindungin dia. Dia sendirian, nggak ada saudara yang bisa dia jadiin sandaran." Ucap Taeyong setenang mungkin agar tidak menyulut emosi Jisoo.

Jisoo tersenyum miring, " Nggak ada saudara? Penipu yang pintar." Ucap Jisoo.

" Maksud kamu?" Tanya Taeyong tak paham.

" Dia it-"

" Taeyong ayo buruan!! Kita udah ditungguin bunda Yuri buat makan siang sama keluarga besar kamu." Seru Bella keluar dari mobil.

Jisoo membelalakkan matanya. Apa? Bunda Yuri? Keluarga besar?

" Ohh jadi dia udah manggil bunda juga ya? Terus lo mau kenalin dia ke keluarga besar? Hebat banget yaaa...se spesial itu dia ternyata. Gue aja yang udah tiga bulan jadi istri lo aja nggak ada tuh acara ketemu keluarga besar. Bahkan lo aja nggak pernah kenalin gue ke mereka. Kenapa? Malu ya punya istri preman kaya gue?" Tanya Jisoo semakin mendekatkan dirinya pada Taeyong.

" Jisoo nggak gitu, waktu itu kita emang belum ada waktu yang cocok aja buat ketemuan." Ucap Taeyong

" Dan sekarang pas ada Bella ada waktu yang cocok? Bisa gitu ya." Ucap Jisoo terheran.

" Jisoo jangan mulai." Tegas Taeyong karena Jisoo terus memancing emosinya.

" Gue mulai apa? Gue cuma ngomong sesuai fakta yong." Ucap Jisoo tak terima   ditegur seolah - olah dia yang salah.

Jisoo kini menoleh kepada Bella lalu menghampirinya, " Seneng kan lo? Ini kan yang lo mau. Gue tau keberadaan gue dihati Taeyong nggak sebanding sama keberadaan lo. Cintanya emang lebih besar buat lo. Tapi disaat lo nggak ada, gue yang berusaha nyembuhin lukanya, gue yang berusaha buat dia tersenyum lagi setelah terpukul karena kepergian lo. Gue bahkan sering bolos kuliah cuma buat bikin Taeyong nggak kesepian lagi. Setelah kepergian lo, Taeyong jadi suka minum dan ngelukain dirinya sendiri dan gue orang yang berusaha buat dia berheti ngelakuin itu semua. Lo juga perempuan harusnya lo tau gimana perasaan gue." Jisoo mengeluarkan semua unek - uneknya.

Taeyong terdiam, dadanya begitu sesak mendengar perkataan Jisoo.

" Dan dengan nggak sopannya lo dateng dengan segala drama yang lo bawa buat misahin gue sama Taeyong? Punya hati nggak sih? Dasar pelakor!" Seru Jisoo begitu kesal.

Plak

" Bella!" Tegur Taeyong panik saat Bella menampar Jisoo dengan keras.

Jisoo memejamkan matanya berusaha menahan rasa panas yang ada dipipinya. Taeyong dengan cepat menghampiri Jisoo.

" Sayang, kamu nggakpapa kan?" Khawatir Taeyong.

" Taeyong kamu kok malah belain dia?" Kesal Bella.

" Ya dia belain gue karena gue istrinya, tolol!!" Balas Jisoo dengan kesal.

" Jaga mulut lo ya!" Bella menghampiri Jisoo lalu menjambak rambutnya dengan kuat. Jisoo jelas tak tinggal diam ia juga tak mau kalah.

Taeyong panik sendiri, ia berusaha melerai namun kedua wanita itu tak dapat dilerai. Keduanya benar - benar tenggelam akan emosi.

" Jisoo Bella udah!" Seru Taeyong yang masih berusaha.

" LEPASIN TANGAN KOTOR LO ITU BANGSAT! DASAR PELAKOR!!" Seru Jisoo mulai merasa mual. Ia juga berusaha melindungi perutnya karena mereka tak hanya adu jambak tapi juga adu tendang.

" JAGA MULUT LO!! LO YANG PELAKOR ANJING! UDAH TAU TAEYONG RISIH SAMA LO MASIH AJA LO DEKETIN DASAR CEWEK GILAA!!" Seru Bella tak mau kalah.

" SEMBARANGAN LO YA!!" Jisoo yang sudah berada dipuncak emosinya mendorong Bella hingga tersungkur.

Dughh

Kepala Bella membentur tembok parkiran dan mengeluarkan darah.

" BELLA!!!" Panik Taeyong menghampiri Bella yang kesakitan.

" Astaga Bella kamu berdarah..."

" Taeyonghhh sakittt..." Rengek Bella merasakan kepalanya mulai pusing.

Taeyong dengan cepat menggendong Bella masuk ke dalam mobil lalu menghampiri Jisoo.

" PUAS?! PUAS HAH UDAH BUAT BELLA JATUH DAN BERDARAH KAYA GITU HAH?! DIMANA PERASAAN KAMU?!" Bentak Taeyong tepat di depan wajah Jisoo yang menahan rasa sakit diperutnya.

" Jadi gue yang salah? Dia duluan yang ngerusak hubungan kita!! Gue udah capek - capek buat lo cinta sama gue tapi dia awhhh..." Jisoo meringis kesakitan.

Wajah Taeyong langsung berubah panik. " Jisoo..." Taeyong berusaha menahan Jisoo yang hampir jatuh.

" Lepas." Jisoo menepis tangan Taeyong.

" Jisoo kamu kenapa?" Panik Taeyong

" Awhhhh sakit..." Jisoo menangis kesakitan.

" Jisoo hey..."

Jisoo membeku merasakan sesuatu mengalir di kakinya. " D-darahh..." Syok Jisoo.

" Astaga Jisoo darah!!" Taeyong makin panik lihar darah dikaki jenjang itu.

" Jisoo!!" Itu suara Seungcheol yang datang bersama Sowon dan Eunwoo.

Dengan sigap Eunwoo merebut Jisoo dari Taeyong lalu menggendongnya masuk ke dalam mobil Seungcheol diikuti Sowon.

" Cheol..."

" Apa?!! Puas lo udah buat Jisoo kaya begini hah?! Lo punya otak nggak sih? Jisoo itu istri lo tapi lo malah mentingin urusan mantan lo itu. Kalo sampek terjadi apa - apa sama Jisoo dan bayinya. Lo habis ditangan gue." Tegas Seungcheol lalu berlari menyusul Eunwoo dan Sowon.

" Ba-bayi?" Tubuh Taeyong bergetar

" Jisoo hamil?"

" Taeyong..."

Taeyong tersadar, menghapus air matanya cepat lalu membawa Bella ke rumah sakit.

Tbc


Halooo segini dulu yaaa
Lanjut nanti lagi🤍

My Man [Jisyong]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora