13. Diary Ungu 🦋

48 10 32
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻

Sebelum baca, ingatkan untuk vote dahulu.

Untuk chapter ini harap siapkan tisue 😀

Happy reading









DEGH!

"K-kamu?"

"Na'am Gus!" Timpal gadis bermata hazel itu. Zayyan terkejut, mengulangi ucapannya, "Apa yang kamu lakukan malam malam gini?"

Zeline tersenyum, "Hanya jalan jalan, saya tidak bisa tidur,"

Zayyan mengangguk, namun matanya menatap penuh heran gadis didepannya. "Kamu nangis?"

Zeline mendongak. Pandangan mereka berdua saling beradu beberapa detik dan Zeline refleks menunduk, "Nggak, ini cuma kelilipan Gus," alibi Zeline

"Kenapa tidak pernah latihan?" Pertanyaan itu membuat Zeline bungkam. Memang benar, semenjak kejadian itu, Zeline mengurung dirinya sendiri di asrama. Ia hanya keluar jika memang ada kegiatan dan sekolah pagi saja. Sisanya gadis hazel itu habiskan dengan mengurung diri.

"Lomba hampir dekat. Bagaimana jadinya kamu tidak pernah latihan? Mau saya adukan ke kyai Fathan?"

Hening, sampai ketika jawaban Zeline membuat Zayyan terkejut

"Silahkan Gus. Saya permisi," Zayyan terkejut. Bukan itu jawaban yang ia inginkan. Saat ingin bertanya, Zeline sudah menghilang dari pandangannya

"Ada apa dengan dia?"


〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

Santri putri sibuk menghapalkan surat yang akan di setorkan. Sedangkan di sisi belakang pondok seorang gadis duduk termenung. Segalanya berputar dalam kepalanya.

"Bunda... Zeline kangen, pengin sama bunda...." Lirih lembut gadis itu. Air matanya mengering terkena angin yang berembus

"Zeline gak mau benci takdir tapi kenapa takdir benci sama Zeline bunda? Lihat bunda Zeline capek.... Pengin sama bunda... Pengin peluk bunda.... Kasih Zeline pelukan bunda, sekali aja..." Matanya terpejam menikmati setiap embusan angin. Seketika bayangan wajah yang sangat ia rindukan kembali hadir. Seolah memeluk raganya yang rapuh

"Makasih pelukannya bunda," ucapnya tersenyum getir. Cukup membayangkan seperti ini saja sepertinya cukup baginya.

"Anti disini?" Zeline terdiam. Suara lembut itu yang selalu ia nantikan. Apa telinga ini menipunya?

"Husna..."

"Jangan kebanyakan berharap. Ana disini mau ngasih tahu sesuatu, salah sendiri gak mau keluar. Ana yang repot jadinya!"

Zeline tersenyum getir, "Ouh, Afwan saya ngerepotin kamu."

"Hmm,"

"Lomba itu gak jadi barengan. Ada jarak 10 hari. Jadi siapa yang mau lomba duluan? Anti apa ana?" Jelas Husna memberikan pilihan

"Kamu aja," setelah mengatakan itu Husna langsung pergi.

"Padahal saya berharap kamu nanya keadaan saya na... Sebenci itu kamu sama saya?"


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GADIS HAZELKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang