Chap.06 The Actual Identity 🔞

622 57 26
                                    

Warning!!! Mature Content 18+, Seksual Harassment & Coercion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!!!
Mature Content 18+, Seksual Harassment & Coercion.

.


“Ke private area, sekarang!”

....

Babe hanya bisa diam menundukkan kepala begitu sampai di private area, sementara Bos Billy berdiri di hadapannya sembari mengusap-usap tongkat golf menggunakan selembar kain.

Tidak ada sepatah kata pun yang terlontar sejak Babe memasuki ruangan, membuat Babe merasa waswas meski bosnya tampak sibuk dengan pemikirannya sendiri dan menganggap Babe seolah-olah tidak terlihat keberadaannya.

Ingin rasanya Babe berdeham keras dan berteriak ‘Bos, aku sudah di sini!’ tetapi ia sama sekali tidak punya nyali untuk melakukan itu. Baru saja tadi pagi ia dihukum menggigit tongkat golf selama setengah jam, kalau ia melakukan itu kira-kira hukuman macam apa lagi yang akan ia dapatkan.

Babe terkesiap saat Billy tiba-tiba mengalihkan perhatian, menatapnya begitu intens menelisik dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dan membuat Babe merasa risih. Baru saja Babe membuka mulutnya ingin bertanya, ujung tongkat golf yang tumpul dan terbuat dari besi itu sudah menempel saja di bawah dagunya. Perlahan mendorong ke atas membuat kepala Babe sedikit mendongak dan kedua maniknya bertemu tatap.

“Apa yang dia lihat darimu?” ujar Billy lirih sembari memperhatikan wajah Babe.

“Eum, b-bos.”

“Kau tidak terlalu menarik, tidak bisa dibilang cantik juga, tapi kenapa dia lebih mengutamakanmu?”

Babe mengernyitkan dahi. Dalam hati ia bertanya, apa yang dibicarakan oleh bosnya ini? Namun, belum sempat ia menanyakan hal itu, ujung tongkat golf berpindah ke dada dan mendorongnya untuk mundur.

Hujaman tajam dan raut wajah bengis yang ditunjukkan Billy membuat Babe tidak bisa berbuat apa-apa selain melakukan keinginan aneh bosnya tersebut. Babe terus melangkah ke belakang sampai punggungnya menabrak permukaan pintu.

Billy menarik tongkat golfnya untuk mengikis jarak dengan lelaki berperawakan kecil itu lalu mengurungnya di antara dua tangan. “Kau! Apa yang sudah kau lakukan padanya? Apa yang kau punya dan tidak kumiliki?”

Babe tidak berani menatap balik kedua manik Billy yang masih melemparkan hujaman tajamnya. Jujur, ia sebenarnya masih tidak tahu apa yang Bos Billy bicarakan. Ia juga tidak tahu kenapa ia diintimidasi seperti ini.

Ada apa ini? Apa aku membuat kesalahan lagi?

Dalam keadaan linglung Babe hanya bisa menelan ludah dan menundukkan kepala dalam diam.

“Jawab aku, Babe!” Billy menekan Babe, memaksanya untuk bicara meski sosok yang ditanyai tidak mengerti apa yang sebenarnya dibicarakan oleh Billy.

Caddy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang