School

50 15 0
                                    

Sekolah. Kedengarannya tidak menyenangkan, tapi itu berbanding balik dari apa yang dirasakan M/n. Meski terkadang membosankan, tetapi sekolah itu tempat di mana kita dapat bertemu dengan berbagai macam warna di sana.

Mari kita lihat M/n sekarang..

Sedang tertidur pulas di mejanya, terlihat tidur dengan sangat nyenyak. Sejak pukul berapa dia sudah berada disitu? Jay yang baru masuk kelas, melihat M/n langsung terkesiap. Tersenyum dan menggeleng kecil. Di kelas hanya ada mereka berdua yang telah datang.

Jay menduduki kursi sebelah M/n, yang dimana kursi itu memang miliknya. Tersenyum kecil sambil memperhatikan M/n yang mendengkur halus. Tangannya terulur untuk mengelus rambut putih milik temannya.

Mata jay melirik handphone yang ditaruh tepat di sebelah telinga M/n. Berpikir kenapa dia begitu dekat menaruh handphone itu di telinganya. Sampai akhirnya ponsel itu menyala, menunjukkan sesuatu.

"Asedaku de.. -"

Karena tau apa kata-kata yang keluar dari handphone tersebut, jay buru buru mematikannya. Bukannya bagaimana, biasanya M/n memasang alarm pasti dengan suara yang sangat keras. Mana ini kata-kata kotor lagi, gimana gak panik si jay.

Tangan jay terulur untuk membangunkan M/n, menepuk tangannya pelan.
M/n yang merasa terganggu mengeluarkan mengurangi kecil, disusul oleh tangannya untuk memukul pelan tangan jay.

"Mngh.. "

Brak!

Pintu kelas dibuka dengan kasar oleh pria berambut hitam legam, matanya melirik M/n yang sedang tertidur, dan jay yang terlihat berusaha untuk membangunkannya. Senyum miring terbentuk di wajahnya yang tampan. Kakinya berjalan menuju meja M/n. Lalu..

"WOI M/N BANGUN BANGUN!! ADA TEMEN LO YANG RAMBUTNYA WARNA COKLAT HIDUP LAGI!!"

Teriakan keras yang keluar dari mulut zin membuat M/n bangun dengan wajah terkejut dan keringat yang menetes di dahinya.

"LEE DO-!!" Ucapannya terhenti saat menyadari bahwa si rambut hitam legam itu telah mengerjai nya. Kepalanya menoleh ke arah zin dengan tatapan tajam. Sedangkan tersangka yang memang telah meneriaki M/n itu hanya tersenyum main main.

"Zin.. GUE TADI MIMPIIN GUE YANG LO TERIAKIN NAMANYA!!" Teriak M/n membalas teriakan Zin, bedanya ini agak cempreng.

Zin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, terkekeh geli mendengar teriakan M/n yang cempreng. Tangannya terulur untuk mengelus rambut sang lawan bicara dengan lembut. Sedang sang lawan bicara menampakkan wajah kesal dengan mata tajam.

"Iya iya.. Maaf" ucapnya lembut. Setelah kata maaf diucapkan, M/n kembali normal dan duduk kembali di kursinya. Mengambil handphone, lalu mengecek aplikasi yang biasa digunakan untuk menyetel alarm.

"Jay, tadi kamu ada matiin alarm ku ngga? Perasaan aku tadi udah nyalain deh.. " dahinya mengkerut, bibirnya mengerucut sebal. Menoleh ke arah sang pirang dengan ekspresi bingung campur kesal.

Si pirang hanya mengangguk, lalu terlihat menjelaskan sesuatu. Sang putih hanya mengangguk paham. Lalu meminta maaf.

"Maaf ya jay, aku susah dibangunin.. Aku juga mukul tanganmu. Lain kali kamu pakai cara biasanya aja.. Pukul kepalaku, lalu tendang pinggangku."

Jay menggeleng keras mendengarnya. Menolak saran M/n dengan halus, lembut dan penuh kasih sayang (sbg sahabat yh, inget author sdh tobat. Tidak membuat beel lagi). Mengatakan bahwa itu adalah tindakan berbahaya. Dan bisa membuat M/n gegar otak, nyeri, dan patah tulang.

Lalu percakapan M/n dan jay berhenti disitu. M/n sibuk termenung, sedang jay sibuk menatap luar jendela. Zin sedang memasang wajah aneh memandang mereka berdua.

"Interaksi yang unik.. " gumam zin yang bisa didengar hanya oleh dirinya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy White (Lookism x Male Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang