14. 1998

46 31 0
                                    

Udara dingin dini hari menyelimuti kota Bandung saat ini, jarum jam telah menunjukkan pukul 00.00 tepat tengah malam. Di tengah malam yang dingin ini Zesha memapah vespanya yang ia matikan saat berada tak jauh dari rumahnya. Zesha mematikan vespanya supaya suara vespanya yang berisik tak membangunkan papa, mama dan adiknya yang telah tidur lelap saat ini.

Seperti yang di perkirakan Zesha, pintu rumahnya sudah dikuci. Untung Zesha membawa kunci cadangan. Zesha membuka pintu rumahnya lalu mengendap endap masuk ke kamarnya berharap papa dan mama nya tidak terbangun karenanya.

Ia menukar pakaiannya lalu kembali keluar rumah dan duduk di kursi teras memandangi jalanan yang mulai sepi. Zesha membuka ponselnya, dilihatnya ada nontifikasi dari Ika dan ia segera membuka nontifikasi tersebut. Berharap Ika sudah tidak ngambek lagi kepadanya.

Ika: kamu udah tidur?

"Kenapa Ika tiba tiba bertanya?" ucap Zesha di dalam hatinya.

Zesha: belum, kamu udah baikan?

Sekitar lima menit Zesha menunggu balasan dari Ika, tapi belum ada tanda tanda Ika membaca pesan dari Zesha. Sepertiya ia sudah tidur pikir Zesha.

Ternyata yang Zesha pikirkan salah. Dibawah nama kontak Ika sesaat tertera tulisan online, sesudah itu Ika membaca pesan Zesha dan mulai mengetik.

Ika: kenapa belum tidur?

Ika: kepala kamu masi sakit

Zesha: engga, aku cuma belum ngantuk aja

Zesha: udah ya ngambekannya, ga bosan kamu ngambek mulu?

Ika tersenyum melihat ketikan Zesha yang terkesan lucu baginya. "Ini beneran ketua geng? Lucu amat" gemas Ika tersenyum kecil.

Ika: engga Zeshaa, aku udah ga gitu lagi kok

Ika: kepala kamu gimana? Masih sakit?

Zesha agak bingung degan mood Ika yang mendadak berubah, padahal tadi suasana hatinya sangat buruk. Ada apa degan Ika? Ia seperti telah dibisikki sesuatu yang membuat suasana hatinya baik kembali. Apapun itu yang penting mood Ika telah kembali baik.

Zesha: apa aku boleh bertanya Ika?

Bukannya menjawab pertanyaan Ika tapi Zesha malah bertanya kembali. Hal ini membuat Ika sedikit cemas, apakah Yuano telah memberi tahu semuanya? Pikir Ika.

Ika: kamu mau nanya apa?

Ika mengirim pesan dengan gugup, takut yang dicemaskannya benar bahwa Yuano dan Alfa memberitahukan hal yang terjadi di kedai minum kenalan tadi.

Sementara itu diwaktu yang bersamaan Zesha menarik nafasnya sebelum bertanya kepada Ika. Karena ia juga gugup dengan hal yang akan ditanyakannya pada Ika.

Zesha: bolehkah di suatu hari nanti kita bertemu entah di rencanakan atau secara kebetulan

Zesha: aku ingin kamu Chanika, menjadi Chanikanya Zesha pada saat tu, detik itu dan di tempat itu juga

Seketika suasana berubah dalam beberapa saat. Wajah Ika memerah saat Zesha menyatakan hal tersebut. Ia tak menyangka pada tengah malam yang dingin begini Zesha akan mengatakan hal indah yang ditunggunya selama ini. Namun hanya satu yang terlitas di pikiran Ika saat ini "mengapa tidak sekarang?"

Zesha: aku tidak akan memaksa mu menjawab, tapi aku berharap jawabannya iya

Ika: tentu saja iya Zesha, aku akan menunggu saat saat itu. Tapi untuk sekarang aku ingin tenggelam dalam mimpiku :-0

Rain In Bandung CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang