Burung berkicau dengan riangnya, mentari bersinar dengan teriknya dan langit membiru dengan cemerlangnya. Tiga tanda itu adalah bukti bahwa Indonesia sudah memasuki musim kemarau yang kering dan membakar. Pada saat musim kemarau berlangsung, biasanya orang-orang akan sepakat menghindari panas dan berdiam diri di dalam ruangan.
Namun, para siswa yang memiliki mata pelajaran Penjas jelas tidak bisa melakukannya. Mereka harus keluar dan berjemur di lapangan. Mereka harus melakukan aktivitas yang masuk ke dalam cabang olahraga, demi mendapatkan nilai dari guru mereka. Siswa yang kurang beruntung hari ini adalah siswa kelas X-MIA 1 dan X-MIA 3, mereka yang berwajah kuyu berjajar dengan rapi di lapangan, dalam balutan seragam olahraga biru muda dan biru tua.
Di antara puluhan siswa itu ada wajah-wajah familiar. Mereka adalah Gyumin, Hyunsik, dan Zayyan. Mereka meringis saat silaunya sinar matahari menghantam wajah mereka. Mereka saling pandang, dan berbagi keprihatinan untuk satu sama lain dalam diam.
Guru Penjas berbalut pakaian longgar meniup peluit yang menggantung di dadanya dan berkata,
"Hari ini, kalian akan melakukan tes latihan kekuatan. Setiap orang harus melakukan push up, sit up, squat jump, dan sprint bolak-balik dengan waktu yang sudah Bapak tentukan, yaitu satu menit untuk setiap model latihan. Nilai kalian akan ditentukan oleh jumlah gerakan yang berhasil kalian lakukan dalam satu menit, jika kalian tidak berhasil melakukan model latihan dengan jumlah gerakan minimal yang telah Bapak tentukan, maka kalian harus remedial!"
Semua siswa mengeluh dengan sedih.
Guru Penjas meniup peluit dengan tanpa ampun dan mengeluarkan stop watch miliknya.
"Berisik! Sekarang silahkan saling berhadapan dengan orang yang berada di samping kalian! Sudah? Nah, orang yang sejajar dengan kalian akan menjadi partner kalian untuk tes kali ini. Nanti kalian gantian membantu dan menghitung jumlah gerakan masing-masing, paham?"
Gyumin dan Hyunsik menatap orang di hadapan mereka dengan canggung. Namun, orang-orang di hadapan mereka sama sekali tidak melakukan hal yang sama dan malah tersenyum. Mereka saling memperkenalkan diri dengan ramah dan menjabat tangan dua orang itu.
Orang di seberang Gyumin berkata,
"Aku Seungdae, nama kamu siapa?"
Gyumin menjawab, "Gyumin. Salam kenal, Seungdae!"
Gyumin menjabat tangan Seungdae sambil berkata dalam hati,
Seungdae kayaknya orang yang supel. Pasti temennya di kelas ada banyak! Enak, ya jadi orang ekstrovert, coba aku bisa kayak dia.
Hyunsik yang sebelumnya menonton perkenalan antara Gyumin dan Seungdae, menolehkan kepalanya. Dia menatap orang yang tersenyum lebar di hadapannya dan berkata,
"Gue Hyunsik, kalo lo?"
Orang itu menjabat tangan Hyunsik dan berkata,
"Gue Lex, salam kenal, ya!"
Hyunsik tersenyum canggung dan berkata dalam hati,
Lo senyum-senyum selebar jidat gue biar apa, sih? Serem, tau, nggak?
Sementara itu, Zayyan menatap partnernya dengan takut-takut. Orang itu memiliki tubuh yang agak sedikit lebih tinggi darinya, mata yang tajam, dan aroma dompet nenek penjaga toko emas di pasar. Aroma uang yang khas dimiliki oleh orang kaya.
Zayyan menatap penampilan orang di hadapannya secara diam-diam, dan mengomentarinya secara diam-diam juga. Dia berkata,
Ke sekolah pake sepatu mahal di atas lima juta, pake jam mahal yang bisa pake fitur canggih kayak handphone, dan pake parfum yang wanginya kayak orang-orang yang mau beli tas branded di mall.., dia nggak takut dibegal sama orang apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Cutie Thing Called PIYIK!
FanfictionZayyan itu lucu, polos, baik, tapi sayang kelakuannya bikin geleng-geleng kepala. Meskipun begitu, banyak orang yang mau jadi temannya, contohnya Gyumin, Hyunsik, dan Lex. Dan banyak juga yang naksir padanya, contohnya Sing, Leo, Wain, Davin, dan Be...