Setelah bertemu dengan orang tua Shani, kedekatan mereka semakin mendalam. Gito mulai melupakan semua keraguan yang pernah menghantui pikirannya. Pertemuan tersebut membuatnya semakin yakin bahwa hubungannya dengan Shani adalah sesuatu yang istimewa. Meskipun bisikan-bisikan tentang masa lalu Shani dan berbagai rumor mulai muncul di sekeliling mereka, Gito memilih untuk mengabaikannya dan fokus pada kebahagiaan yang mereka rasakan bersama.
Hari-hari,aminggu-minggu hingga berbulan-bulan berlalu dengan cepat, sekarang mereka telah menjalin hubungan selama 4 bulan. Gito dan Shani semakin sering menghabiskan waktu bersama. Mereka pergi ke kafe favorit mereka, berkencan dan berencana untuk liburan akhir pekan bersama. Semua hal yang dilakukan oleh pasangan mereka telah lakukan bersama.
Sampai suatu ketika, jam terakhir yang membosankan itu berubah jadi sedikit lebih menyenangkan, karena sebuah text.
Gito pun segera mengechat Shani bahwa hari ini dia tidak bisa pulang bersama dengan alasan klasik yaitu nongkrong dengan teman-temannya, sebuah kebohongan kecil yang dilakukan oleh nya, namun ia tau jika ia memberitahu yang sebenarnya mengenai Gerald yang mengajak nya bertemu dia yakin Shani akan mengikuti nya atau melarang nya pergi.
Akhirnya bel pun berbunyi, Gito dengan cepat pergi ke rooftop sekolah menghampiri 'mantan' dari kekasihnya itu yang tidak pernah membiarkan nya hidup dengan tenang. Gito ingin mengakhiri terror nya disini.
Saat Gito tiba di rooftop, Gerald sudah menunggunya di sana. Gerald berdiri dengan tangan di pinggang, terlihat serius. Gito tidak melihat antek-antek nya Gerald sejauh ini, sepertinya hanya mereka berdua disana.
"Gerald," sapanya dengan nada datar.
Gerald menatap Gito dengan tajam. "Gito, lu beneran dateng? Gua kira lu bakal chicken out" Ucap nya dengan lagak sombong dan tengil.
"To the point, kenapa?" Jawab Gito singkat tidak menghiraukan ledekan dari kakak kelasnya itu.
Gerald menghela napas dengan nada penuh kepuasan tersembunyi. "Gua rasa lo perlu tahu beberapa hal penting tentang Shani. Gua tahu dia terlihat baik di depan lo, tapi sebenarnya dia ngga sebaik yang lo kira, dia ga se goody two shoes itu."
Gito hanya mengkerutkan kening nya. "Apa maksud lo?"
Gerald melangkah mendekat, mengandalkan karisma dan kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain. "Gua mau bantuin lo aja, karena gua kasian sama lo kalau di gituin sama cewek yang... Ga worth it lah."
Gito hanya memandang nya dengan penuh kecurigaan.
Semakin Gerald mendekat, semakin Gerald merasa percaya diri, menaikkan kharisma nya itu. "Iya, gua tau lo pasti bingung dan lo pasti mikir gua ngelakuin ini buat ngerusak hubungan lo sama Shani kan?" Terdapat jeda sesaat dimana Gerald berharap Gito menjawab nya, namun yang dilakukan Gito hanyalah mengangguk.
"Lo salah, gua udah move on. Cuman gua kasian sama lo kalau lo gatau soal ini, Shani itu cuman make lo, timing lo pas. Gua tau lo liat gua di kantin saat itu, pas festival sekolah. Lo liat gua sama cewek lain dan lo nembak Shani adalah timing yang pas karena dia mau balas dendam ke gua, membuktikan bahwa dia bisa tanpa gua. Dia ga sayang sama lo, dia cuman menggunakan lo supaya dia ga malu pas gua mau go publik sama cewe gua." Ucap Gerald dengan nada nya yang penuh keyakinan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Sekolah
RomanceApajadinya jika Gito di kerjai oleh teman-temannya dan di daftarkan pada acara confession di festival sekolahnya, semua hal terjadi secara tidak sengaja dan karena keusilan. Akankah Gito malu? Atau akan kah ada kisah kasih selama masa putih abu-abu...