#29

3.3K 170 0
                                    

HAPPY READING


Tiba saatnya Dion dan asya ke kantor polisi untuk melapor atas penemuan anak kecil.

Asya daritadi hanya terlihat gelisah dan asya juga selalu memeluk erat Ruhi dan menciuminya.

"Sayang...tenanglah" Dion memegang tangan asya dan menenangkannya.

Asya kembali memeluk Ruhi erat, sedangkan sang anak sedang tidur karna masih lelah mungkin setelah dua jam menangis.

Setibanya di kantor polisi Dion turun dan membukakan pintu Untu asya tentunya.

Asya terdiam dan sempat melamun, ia tak ingin masuk tapi Dion menyadarkannya.

"Sayang turunlah kita sudah sampai"

Asya turun dengan ruhi yang digendongannya.

"Ruhi biar aku yang gendong" ucap Dion.

Asya sempat menolak namun dengan kondisi perut yang seperti itu akan susah juga jika asya menggendong Ruhi alhasil dia memberikan Ruhi pada Dion.

Perasaan asya gelisah dan sedih ia tak mau jauh dari Ruhi sungguh ingin Ruhi tetap bersamanya.

"Selamat siang tuan, ada yang bisa saya bantu" ucap salah satu polisi.

"Siang pak, ah begini kami ingin melapor bahwa kami menemukan seorang anak dua hari lalu di taman xxx, tolong cari tahu keberadaan orangtuanya, dan tanyakan apakah mereka sengaja meninggalkannya atau hal lainnya".

"Baik tuan, laporannya akan kami catat dan segera di selidiki".

"Emm..pak selama orangtuanya belum ditemukan apa boleh anak ini kami rawat dulu soalnya istri saya sudah sangat menyayangi anak ini dan tak mau pisah dengannya, begitu juga dengan anak ini dia tak mau jauh dari istri saya".

"Untuk itu kami tidak bisa tuan, anak ini akan kami titipkan di panti asuhan untuk sementara waktu".

"Pak saya mohon izinkan kami merawatnya sampai orangtua kandungnya ditemukan...hiks...saya mohon pak...hiks" asya angkat bicara ia sudah menangis dan menyatukan tangannya memohon dengan sangat.

"Mohon maaf...kami tidak bisa..."

"Pak saya mohon pak...hiks..."

"Sayang tenangkan dirimu, tak apa jika tak bisa, setiap hari kita akan menjenguk nya di panti oke..."

"Enggak mas aku gakmau pisah sama Ruhi...hiks..."

"Huwaaa...Mama...huwaaa....hiks...Mama...Mama..." Fiks Ruhi memang Sabatin sama asya.

Lagi dan lagi Ruhi merasakan hal yang sama dengan asya yaitu rasa gelisah dan sedih, dalam tidurnya yang nyenyak Ruhi kembali menangis saat mendengar suara tangisan asya.

Asya dengan cepat memeluk Ruhi dan mendekapnya erat.

"Pak lihat Ruhi tak mau jauh dari istri saya begitu juga sebaliknya, tolong izinkan kami untuk merawat Ruhi sementara sampai orangtuanya ditemukan" Dion memohon.

Polisi pun terdiam sebentar terlihat mempertimbangkan.

"Mama...hiks...Mama..."

"Suttt...sudah sayang...jangan menangis...hiks..." Asya berusaha menenangkan Ruhi sedangkan dirinya sendiripun masih terisak menangis.

"Baiklah tuan, kami akan memberi kalian izin untuk merawat anak ini sampai orangtua kandungnya di temukan".

Hah Dion akhirnya bisa bernafas lega ya walaupun nantinya mereka akan tetap berpisah dengan Ruhi.

"Terimakasih pak, terimakasih banyak..."

"Baik, nanti kalau ada kabar baru kami akan segera menghubungi kalian"

"Baik pak kalau begitu kami permisi"

Mereka pun keluar dari kantor polisi itu dan Ruhi di gendong Dion.

Ruhi dan asya sudah berhenti menangis dan masih tersisa isakan pada mereka berdua.

Saat masuk mobil asya mengambil alih Ruhi dan dia memberi Ruhi susu supaya dia tenang.

Dion juga memberi asya buket bunga mawar merah untuk menenangkan asya.

Asya salting tapi untunglah ketutup wajahnya yang sembab akibat nangis.

"Udah kalian jangan nangis lagi...abis ini jalan-jalan mau?" Asya mengangguk dan Ruhi masih anteng sama susu nya di dalam botol dot.

"Kita mau kemana mas?" tanya asya akhirnya mau buka suara juga.

"Ke suatu tempat sayang..."

Asya hanya menatap suaminya heran, mau dibawa kemana ya kira-kira.

Dion memegang tangan asya dengan sebelah tangannya dan yang sebelah fokus nyetir.

"Lepas dulu mas, fokus nyetir aja"

Namun Dion seakan menulikan telinganya dia tetep memegang tangan asya. Kek mo nyebrang ya pak ya...




Suami Muda||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang