Apa dari kalian percaya takdir? Takdir dalam bentuk apapun, seperti berkat, kematian, bahkan pertemuan dan perpisahan dengan seseorang. Kalian percaya kan bahwa semua hal itu memang sudah ditentukan oleh semesta?
Sebagai manusia, takdir merupakan salah satu bagian yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita. Percaya atau tidak, segala manusia memang memiliki takdirnya tersendiri.
Pertemuan hingga perpisahan seseorang, itu juga cara kerja semesta. Menarik ya? Tapi begitu memang kehidupan manusia di muka bumi.
Lahir dari rahim seorang ibu, yang tentu kita tidak bisa memilih siapa orangtua kita. Kemudian tumbuh dewasa di lingkungan yang seperti apa, hingga kita mengerti caranya untuk berteman.
Itu bagian dari takdir.
Seseorang yang datang di setiap fase kehidupan kita, itu pun takdir.
Apakah itu termasuk jatuh cinta?
Itu berbeda dengan takdir. Tapi sebagai manusia yang percaya semua bentuk cinta, tidak ada yang salah saat kita mulai menyukai seseorang.
Terkadang pertanyaan muncul di dalam kepala, apakah mencintai seseorang yang memiliki gender yang sama adalah sebuah kesalahan?
Dari mana perasaan itu muncul? Padahal, lingkungan sosial pun akan sulit menerimanya.
Tapi karena cinta adalah perasaan yang baik, maka tidak perlu menyalahkan siapapun atas perasaan itu. Kita selalu berhak merasakan cinta dan dicintai siapapun.
Jika menurutmu perasaan itu salah, kamu tidak perlu mengungkapkannya. Tapi jika menurutmu perasaanmu benar dan sesuatu yang nyata, ungkapkan meski dia yang kamu sukai belum tentu menerimanya.
Tapi terlepas dari semuanya, pertemuan kita dengan seseorang selalu memiliki alasan dibaliknya.
Sama seperti Love. Sejak awal mula dia kagum dengan Milk, dia selalu menerima dan mengerti setiap perasaannya.
Gadis itu tidak ingin menolak apapun yang dia rasakan. Dia tidak ingin membohongi dirinya sendiri. Bagi Love, cinta adalah apa yang dia rasakan, tidak perlu harus berdebat dengan pandangan orang lain.
Jika mereka tidak setuju dengan perasaan Love, gadis itu mencoba mengerti. Di dunia yang sudah tua ini, kehidupan tidak akan sulit jika kita mau menerima dan mencoba mengerti keputusan orang lain.
Cara pandang Love yang terkesan liberal, membuat hidupnya cukup tenang. Setidaknya sampai hari ini.
Anak dari pengusaha kaya raya itu berlari keliling lapangan basket untuk menerima hukuman karena hari ini dia telat.
Setidaknya dia tidak sendiri, dia bersama anggota kelompoknya. Seperti kata Milk, satu orang membuat kesalahan, maka semuanya akan kena imbasnya.
2 putaran berlalu, Love hampir kehabisan napas. Pasalnya, dia juga belum sempat sarapan hingga saat ini.
"Love? Kamu yakin gapapa?" Salah satu teman Love bertanya untuk memastikan.
Dia melihat Love yang sudah mulai ngos-ngosan dan terlihat pucat.
Tidak bisa menjawab, Love hanya menganggukan kepala untuk membuat kerabatnya percaya bahwa dia baik-baik saja.
Gadis itu masih terus berlari hingga putaran ke-empat. Namun, pandangannya sudah mulai kabur, tubuhnya tidak lagi kuat untuk sekedar menopang dirinya sendiri.
Brukkk!!
Love ambruk. Dia pingsan.
Milk berlari melihat Love yang tergeletak di pinggir lapangan. Dia menggendong gadis itu dan membawanya ke pusat kesehatan.