-*.✧51 - Sang Tuan Besar Dimitri dan Sang Dimitri Sejati✧.*-

5.1K 542 55
                                    

51 - Sang Tuan Besar Dimitri dan Sang Dimitri Sejati

Sekarang sudah siang, waktunya Sylvester untuk pulang kembali ke mansion.

Marcellus menyalakan mobil guna melajukan nya keluar dari kawasan rumah sakit. Di dalam mobil tersebut hanya ada dirinya, Lauriel, serta Sylvester. Yang lain yaitu Danielo, Eleander dan Miguel ada di mobil satunya. Mobil itu melaju di belakangnya.

"Cute boy benar-benar tidak apa-apa kan? Sudah merasa lebih baik kan?"

Sylvester tersenyum tipis. Dari dirinya bersiap dan selesai memakai pakaian hangat Lauriel selalu saja bertanya, tapi tak ayal juga dirinya merasa senang dengan perhatian tersebut.

"Syl benar-benar tidak apa-apa mom," jawab Sylvester meyakinkan. Lauriel nampak ragu, tapi beberapa detik kemudian ia mengangguk secara perlahan. Lauriel menggenggam tangan Sylvester.

Marcellus melirik sejenak dari kaca spion mobil. Hah... Dirinya jadi ikut merasa khawatir.

Dua puluh enam menit kedua mobil sudah sampai di depan gerbang mansion. Para penjaga dengan patuh membuka gerbang besar tersebut guna para tuan dan nyonya yang mereka hormati bisa masuk ke dalam mansion dengan mudah.

Mobil Marcellus yang pertama kali berhenti, lalu mobil yang di kendarai oleh Danielo yang kedua berhenti. Marcellus langsung turun dan membukakan pintu mobil untuk sang ibu. Lauriel turun bersama Sylvester serta masih dengan genggaman tangannya, ia benar-benar tidak ingin melepaskannya.

'Drap

'Drap

'Drap

Derap langkah kaki mendekati. Tiga orang berpakaian hitam dan bertubuh besar menunduk dengan kaku, begitu juga Enid. Mereka langsung menundukkan kepalanya kaku. Sylvester bingung, Lauriel hendak bertanya.

"Enid, ada apa? Dan di mana semua orang?" tanya heran Lauriel, ia mengeratkan genggamannya tanpa sadar. Enid mendongak kepalanya dan menjawab ;

"Nyonya." Air mukanya terlihat serius. Sylvester mengernyit. Semua orang berpusat di taman yang dirinya sangat tahu, serta genggaman erat Lauriel, dan air muka serius milik Enid.

'Tidak mungkin kan...?'

Sylvester melepas genggaman Lauriel secara kasar, ia langsung berlari ke arah taman bagian barat. Dirinya tahu taman itu. Lauriel dan Danielo mengejar. Marcellus, Miguel, dan Eleander memilih untuk pergi ke ruangan sang kakek untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

'Tap

'Tap

Sylvester sudah sampai di taman. Nafasnya terengah-engah karena kondisi tubuhnya yang masih lemah, pundaknya terasa berdenyut. Syalnya terlepas dan jatuh ke tanah, tapi Sylvester tidak peduli, ia lebih peduli pada gundukan salju di bawah pohon. Warna merah darah ikut menghiasi di putihnya gundukan salju tersebut.

Sylvester mendekat ke arahnya secara perlahan. Langkahnya terasa sangat memberat, isi kepalanya terasa kosong kecuali untuk satu pemikiran buruk. Lauriel dan Danielo baru tiba, mereka mendekat ke arah Sylvester.

Sylvester terduduk di atas tanah secara kasar. Kedua tangannya mengeruk gundukan, seraya berharap bahwa skenario buruk yang ada di dalam kepalanya tidak akan pernah tergambarkan.

Tapi harapan itu langsung pupus seketika.

♡Part telah dihapus♡
.

.

.
♡♡♡


Sylvester [Terbit √] | ⚠︎ SEBAGIAN PART DI HAPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang