bikin nagih

16K 869 7
                                    

Vote & Happy reading ✨
.
.
.

Rapat OSIS pagi itu terlihat begitu serius membahas perihal acara perlombaan olahraga antar sekolah yang akan di adakan di sekolah mereka,tahun ini sekolah mereka menjadi tuan rumah sehingga anggota OSIS sibuk mempersiapkan berbagai macam bahan agar acara berlangsung dengan baik.

"Untuk panitia yang lain.."

Ucapan Langit kembali terpotong untuk yang kesekian kalinya karena ponselnya terus berdering berisik, Sadewa sampai kesal siapa kiranya yang menganggu Langit dengan menelpon Langit tidak sabaran itu. Langit hanya melihat sekilas layar ponsel nya dengan nama kontak 'kriminal' yang sejak tadi mengganggu proses rapat. Karena merasa suasana begitu terganggu akhirnya Langit ijin keluar ruangan untuk mengangkat panggilan telpon.

"Kenapa baru angkat?" Suara di sebrang sana terdengar begitu dingin, bagaimana tidak marah jika panggilan telpon nya di abaikan sampai lebih dari lima panggilan yang sengaja tidak di angkat,Langit berdecih kesal karena Topan begitu mengganggu dengan menelpon tidak sabaran.

"Lagi rapat" jawab Langit singkat,tak ada suara di sebrang sana untuk beberapa menit,hanya deru nafas berat Topan yang terdengar di telinga Langit, karena merasa tak ada lagi yang ingin Topan sampaikan Langit segera mematikan sambungan telepon, Langit berfikir mungkin Topan hanya berniat untuk menjahili seperti yang lalu-lalu,berniat ingin kembali masuk keruangan OSIS tetapi ponselnya kembali berdering dengan kontak yang sama, 'kriminal'.

"Mau minta apa cepetan! Gue sibuk rapat!" Topan terkekeh di sebrang sana mendengar gerutu kesal Langit, dapat Topan bayangkan bagaimana ekspresi Langit saat sedang menggerutu marah.

"Minuman dingin, sekalian handuk kecil gue di dalam tas,ambilin di kelas"

Langit membuang nafas dengan kasar,malas sekali rasanya Langit ke kelas duabelas hanya untuk sekedar mengambil handuk kecil milik Topan. Letak kelas duabelas itu di lantai dua, apalagi jurusan IPS terletak paling ujung.

"Habis rapat"

Jari tangan Langit berhenti saat ingin mematikan sambungan telpon setelah mendengar suara Topan kembali dengan nada perintah yang mutlak.

"Sekarang Langit!"

Langit benar-benar mematikan sambungan telepon,kelas duabelas itu jauh dari ruang OSIS,terlebih lagi Langit harus pergi ke lapangan basket setelah mengambil handuk Topan,bukan kah itu penyiksaan namanya?

Jika saja bisa mengabaikan seperti yang kemarin, Langit mungkin akan menganggap perintah Topan sebagai angin lalu. Tetapi masalah nya disini Langit sudah menyetujui keinginan Topan untuk mengikuti semua perintah Topan tanpa terkecuali,tak boleh di bantah.

Hasil yang di dapat Langit?
Tandatangan Topan tanda persetujuan ikut bertanding basket, tanda tangan yang sulit di dapat sudah seperti artis papan atas saja.

"Maaf Sadewa Lo bisa gak gantiin gue?"

Kedua alis Sadewa saling bertaut mendengar permintaan Langit yang tiba-tiba,bukan hanya Sadewa anggota lain juga begitu.

"Mau kemana?"

Pertanyaan dengan nada menuntut itu jujur saja mampu membuat Langit menjadi gugup, pasalnya bukan hanya sekali Langit pergi tanpa sepengetahuan Sadewa,sudah sering kali Sadewa memergoki Langit bertemu dengan Topan secara diam-diam yang mana membuat Sadewa menaruh curiga.

"Ada urusan mendadak,kalau sempat gue bakal balik ke sini secepatnya"

Lama tak ada jawaban sampai Sadewa mengangguk mengiyakan, melihat punggung Langit yang sudah jauh Sadewa kembali menjalankan tugas nya untuk memimpin rapat.

Hukum Atom [Topan-Langit](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang