Prolog

940 103 19
                                    

"Berapa menit lagi sebelum pertandingan Sunghoon dimulai?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berapa menit lagi sebelum pertandingan Sunghoon dimulai?"

Wanita berparas anggun namun tetap menguar sederhana itu melirik jam tangan dengan tali kecil yang melingkar di pergelangan tangannya. "Lima belas menit, sayang."

Pria itu mengangguk. Tetap fokus menyetir mobilnya.

Keduanya nampak begitu bersemangat. Tatapan Mona dan Bumsik terlihat berbinar, membayangkan betapa bersinarnya putra kesayangan mereka setiap kali menguasai keseluruhan dari lapangan es skating.

Berputar mengitari area, bergerak sesuai irama dengan indah, melompat dengan cantik sebelum kembali mendarat dengan sempurna di atas es, surai hitam gelapnya yang diterpa angin, kulit seputih saljunya di tengah-tengah lampu menyorot—sangat terlihat menawan—membuat mereka begitu bangga dan dengan percaya diri terus berteriak di setiap kompetisi "dia putra kami!" Dengan antusias.

Dan malam ini, mereka kembali tak sabar melakukannya. Menunjukan kepada dunia, sekali lagi memberitahu kepada sema orang—bahwa dia—skating terbaik Korea Selatan, Park Sunghoon. Adalah putra mereka!

Ingatan-ingatan indah yang sudah bercampur dengan khayalan mereka ketika sampai di gedung olahraga nanti belum sepenuhnya selesai—hanya dalam waktu sedetik ketika mereka menoleh saat menyadari sebuah cahaya semakin dekat dari arah sebelah kanan—sebelum sesuatu yang besar dalam sekejab langsung menghantam mobil hitam itu hingga terdorong tragis ke jalur sebelah kiri, sudah dengan kondisi mobil yang penyok—nyaris tak berbentuk.

Jangan sekali-kali bertanya bagaimana kondisi penumpangnya. Itu terlalu.. mengenaskan. Hanya dengan melihat kondisi fisik mereka semua orang akan tahu, suatu keajaiban kalau mereka tidak mati di tempat. Memang terdengar kasar. Tapi itu benar adanya.

Sunghoon menjerit keras-keras, menarik rambutnya dengan kuat, sudah dengan posisi berjongkok mengenaskan, menyandar kaku di pojok ruangan dengan hanya menyisakan cahaya remang-remang.

Dia berusaha melupakan ingatan keparat itu dari kepalanya, tapi tidak bisa! Video yang diambil dari kamera dashboard truk yang menabrak mobil orangtuanya terus berputar seperti kaset rusak di kepalanya.

Padahal sudah hampir delapan bulan, dari semenjak Ibunya memperlihatkan video tidak berprikemanusiaan itu. Tapi Sunghoon masih tidak bisa melupakannya. Dan selama itu pula ia terjaga, jarang tidur, dan hidup dalam trauma. Membuat kondisi fisiknya ikut-ikutan memburuk.

Wanita medusa itu sengaja ingin membuat Sunghoon seperti ini—hampir gila! Dan dia jelas berhasil!

Pintu ruangan seketika dibuka dengan kasar. Pria berperawakan tinggi dengan bahu lebar itu sudah tidak terkejut lagi melihat kondisi kamar itu yang hancur tak berbentuk. Menyisakan penghuninya yang menangis di pojokkan.

Walaupun begitu, sekalipun sudah sering terjadi, tapi pemuda itu selalu sukses dibuat khawatir.

Dia kambuh..

"Demi tuhan, Kak, pecahin kepala gue hikss.. gue mohon.." Sunghoon mencengkram dengan kuat lengan Heeseung yang sudah memeluknya lembut, dengan wajah yang membenam di puncak kepalanya.

Hanya dengan perlakuan sederhana itu, Sunghoon dapat merasakannya dengan jelas, kehangatan itu, dan bagaimana Heeseung begitu menyayanginya.

"Hikss.. mereka terlalu berisik, Kak Hee!" Sunghoon kembali ingin menghantam kepalanya, tapi Heeseung lagi-lagi dengan lembut menahannya. Hanya sebuah gelengan lemah dengan manik yang nampak berair, Heeseung sama sekali tak buka suara. Tenggorokannya seperti tercekat, dia tak yakin suaranya akan keluar dengan mudah. Ini terlalu sakit. Perasaannya selalu terluka saat kondisi Sunghoon memburuk.

Menyadari sesuatu, Heeseung mengangkat wajahnya, menatap ke atas nakas.

Obatnya habis.

Seketika Heeseung merutuki kebodohannya.

Seketika Heeseung merutuki kebodohannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—tbc.

Medusa a.k.a Hwang Sungmi

Setelah tau siapa sosok Ibu Sunghoon, yakin deh, kalian pasti nggak heran lagi kenapa Ibu-ibu satu ini bisa bejat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah tau siapa sosok Ibu Sunghoon, yakin deh, kalian pasti nggak heran lagi kenapa Ibu-ibu satu ini bisa bejat.😇 Nggak mungkin kalian nggak nonton taxi driver.

🎭🎟️🎭

Gatau, apa masih ada yang excited sama kelanjutan cerita ini. Tapi intinya, gue belum bisa sepenuhnya move on dari cerita perjalanan mereka ini.

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
𝙳𝚒𝚊, 𝚋𝚊𝚒𝚔? 𝟹

Dia, baik? 3 [ JayHoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang