Part 1

1.9K 111 14
                                    

"Alyssa cepattt!" teriak mom dari bawah.

"Iya mom sebentar lagi!" jawabku sambil menenteng tas kecil ditangaku yang penuh dengan kaos kakiku.

"Apakah semua barang barang telah kau siapkan? Jangan ada yang tertinggal" 

"Tenanglah mom, aku telah berumur 20 tahun, tidak usah seperti itu." jawabku cuek.

"Alright, nyonya tua." jawab mom dengan penekanan di nada 'tua'.

"Shit! Tidak begitu juga, mom." ucapku licik sambil mengelitik pinggang mom.

"Hey! Hentikan! Cepat sana kemasi barang barangmu dan bawa turun semuanya, Sir Robert akan membantumu memasukan barang barangmu ke dalam bagasi mobil."

"Ay! Ay! Captain!" ucapku sambil memberi nada lagu pembuka Spongebob Squarpants.

Oh iya, aku sampai lupa. Hari ini adalah hari dimana aku akan pindah ke London untuk melanjutkan kuliahku. Dan aku memang menganggap mom sebagai kakaku sendiri, ya karena aku sudah tidak mempunyai ayah lagi. Ayahku telah meninggal beberapa tahun yang lalu, tepatnya 2 tahun yang lalu karena kanker otak. Kami hanya tinggal berdua di Los Angeles, sementara warisan dari Ayah diberikan padaku.

"Apakah mom akan mengantarkanku ke bandara?" tanyaku spontan.

"Maaf sayang, mom tidak bisa mengantarkanmu karena urusan dengan kantor. Sir Robert yang akan mengantarkanmu, kau tidak perlu khawatir." jawab mom sambil mengelus pelan rambut panjangku.

"That's okay, mom. I will miss you. I love you." jawabku dengan mulut ditekuk.

"Hey! Aku juga akan selalu merindukanmu and i love you more, tapi mulutmu jangan seperti itu!" ucap mom.

****

"Mom, jangan lupakan aku! Hati hati disini mom! Telpon aku kalau ada apa apa!" ucapku sambil memeluk ibu yang sangat aku sayangi ini.

"Terbalik! Kau yang seharusnya tidak melupakanku, sweety. Hati hati disana Alyssa! Telpon aku kalau ada apa apa." jawab mom mengikuti kata kataku dan mempererat pelukan kami.

"Katakan pada Louis bahwa aku akan merindukannya!" itulah kalimat terakhir yang aku ucapkan sebelum aku masuk kedalam mobil.

Mobil yang dikendarai Sir Robert pun mulai berjalan, artinya kehidupan baruku akan berjalan.

***

"Nyonya Emeralda. Kita telah sampai dibandara." seseorang menggerakan pundakku dan mengucapkan kalimat itu dari tadi.

"Okay, okay, aku bangun" jawabku sambil membuka perlahan mataku ini.

"Mana bandara? Orang ini masih di mobil, sir." teriakku kepada laki laki itu.

"Kau masih mengigau ternyata, Nyonya. Bangunlah!" 

Aku berjalan keluar mobil, dan ya memang berat sekali rasanya meninggalkan kota kesayanganku. Ditambah ngantukku ini yang super duper berat. Saat Sir Robert telah menurunkan semua barang barangku, aku mengucapkan salam perpisahan kepadanya.

"Thankyou, Sir Robert! Dont forget me!"

"My pleasure, Nyonya Alyssa Emeralda. That's my job, and i will not forget you." ucapnya sambil terkekeh.

Perlahan mobil yang disetiri Sir Robert menghilang, dan okay aku mendapatkan penerbangan jam 2 siang, sementara ini masih jam setengah 1 lebih 15. Karna masih lama, aku menghampiri kedai Starbucks disini.

"Atas nama siapa?" tanya barista itu dengan ramah.

"Alyssa. Alyssa Emeralda."

Aku memilih duduk dipinggir karna memang aku hanya sendiri, dan aku lebih menikmati cup Starbucksku dengan alunan musik dihandphoneku daripada melihat aktifitas orang orang di kedai ini. Dengan inisiatif, aku memberi pesan hangat perpisahan kepada sahabatku, Valerie.

To: Valerie 

Hello Valerie! Apakah kau mengingat atas keberangkatanku hari ini? 

Beberapa menit kemudian, Valerie menjawab pesanku. Hahaha, memang bisa dikatakan kalau Valerie adalah orang yang suka bermain handphonenya.

From: Valerie

Hello Alyssa! Mana mungkin aku bisa melupakannya? Dan kedengarannya sangat menyedihkan meninggalkan sahabatmu sendiri disini melainkan kau bersenang-senang di London. It's not fair anymore

To: Valerie

Calm down, Vee! Aku disini juga kuliah bukan untuk bersenang senang. Hahaha, dan ohya tolong sampaikan Louis bahwa aku mencintainya maaf aku tidak bisa berpamitan bersamanya tadi.

From: Valerie

Okay! Kalau begitu nikmatilah hari harimu tanpaku, dan aku akan memberi tahu Louis tentang ini. Aku harus pergi! Bye mate and i love ya! 

Aku hanya tertawa melihat pesan darinya dan tidak berniat untuk membalasnya. Memang, Valerie adalah sahabatku dari umur 7 tahun dan kami sekarang sama sama 20 tahun. Hebat bukan? Ya, aku mengakuinya. Dan Louis adalah pacarku, kami berpacaran kira kira 14 bulan, semenjak dia pindah ke Los Angeles dan bertetangga dengaku.

Penerbanganku 1 jam lagi, segera ku habiskan Starbucksku dan segera check-in.

"Selamat menikmati penerbanganmu, Miss Emeralda." ucap salah satu petugas pesawat itu.

"Terimakasih miss"

Aku memasuki ruang tunggu dengan membawa passport dan tiketku yang dari tadi masih ku pegang. Waktuku masih tersisa sekitar setengah jam, dan aku menggunakannya untuk menelepon Louis.

"Maaf, nomor yang anda tuju tidak dapat terhubung. Cobalah beberapa saat lagi." kata kata inilah yang kudengar dari tadi. Holy Fuck! Disaat seperti ini malah tidak bisa dihubungi. 

Aku kesal dan hanya diam  diri sampai aku mendengar suara panggilan pesawatku terdengar. Sebelum aku masuk ke dalam pesawat, aku sempat pergi ke toilet dulu. Aku tahu aku aneh, karna pesawat mempunyai toilet tapi aku lebih memilih mengeluarkan cairanku disini terlebih dahulu.

Saat aku keluar toilet, aku melihat wajah seseorang yang tidak asing bagiku seperti.....Hey! Itu kan Louis.........

****

A/N: Halo! Gila ini gue nekad banget langsung gue post padalah gue belom tau jalan ceritanya gimana. Dan ohya ini pertama kalinya gue buat fanfiction loh. Enjoy! Dont forget to leave your feedbacks (vote+comments).

-Anggi


Believe MeWhere stories live. Discover now