4. Dare

367 10 0
                                    

Musik DJ yang disetel keras, mengentak gendang telinga. Membuai tubuh-tubuh meliukkan gerakan liar. Entah pemuda maupun pemudi yang mencintai dunia. Berbaur dalam satu lantai yang sama.

"Ayo, Lif minum!" Agnes sudah teler. Di sampingnya memaksakan sebuah seloki aroma koktail yang amat kuat menyergap hidungnya yang bangir.

Untuk kesekian ia menepis lengan terbuka itu yang terus saja memaksanya menenggak minuman yang sangat terlarang baginya.

"Aku tidak minum."

Agnes terkikik. Tubuhnya condong ke depan. Menganggap ucapan Alif adalah lelucon.

"Jangan sok suci, Lif. Nikmati saja pesta ini sampai pagi."

"Kita pulang." Dingin suara Alif terkesan mengancam.

"Gak mau! Cupu kalo pulang sekarang!" Agnes terkikik lagi. Ia menunjuk-nunjuk dada bidang Alif dan menyandarkan kepalanya yang berat di sana.

Alif mengernyit tak suka. Terpaksa menopang tubuh yang sudah di ambang waras tak waras. Lantas melempar tatapan jauh pada seorang pria bersetelan hitam bertopi menipiskan jarak.

"Antar dia ke mobil."

"Oh, wait!"

Pangkal hidung Alif mengerut menemukan sosok lain yang datang sempoyongan ke arahnya. Dia mabuk.

"Siapa kamu?"

Cowok itu terbahak. "Lo gak tahu gue?" Ia cegukan sekali. "Gue most wanted SMA Saga. Daniel Navendra. Dan lo anak baru jangan belagu ngerebut pacar gue!"

Drama percintaan yang memuakkan. Alif terpaksa terjebak di dalamnya bukan tanpa alasan. Ia menyeringai sinis. "Dia milikku sekarang."

"Bangsat!" Jotosannya melayang dan hanya mengenai angin. Alif kian mencemooh, menghindar lebih dulu tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Cowok yang mengaku most wanted di sekolahnya, terhuyung dan ambruk sendiri. Wajahnya memerah, marah luar biasa saat ia makin dipermalukan dengan Alif yang sengaja melangkahi kakinya.

"Pulang. Pecundang sepertimu gak cocok bertingkah sok jagoan." Alif kembali melempar kalimat pedas terakhir sebelum ia pergi bersama Agnes dan pria bersetelan hitam meninggalkan si pemuda yang diam-diam menaruh dendam kepadanya.

"Lo akan menyesal setelah ini, Alif. Gue bersumpah!" Satu kepalan ia hantamkan ke lantai. Lalu menyeringai kelam.

Di luar, Alif mengambil ponsel dari clutch. Sementara  pemiliknya hilang kesadaran di jok belakang. Dia mencari kontak dan menekan sebuah nomor yang diberi nama Papa. Dalam beberapa detik saja, suara dalam di seberang terdengar panik.

"Hei, Sweetheart. Kamu di mana?"

"Maaf, Tuan Barrely. Anak Anda mabuk. Saya Alif, pacar anak Anda. Anda tidak perlu cemas. Saya akan mengantar Agnes pulang dengan selamat."

***

Refleks Bella cukup keren. Mampu mengerem tepat waktu motor maticnya. Kalau tidak cekatan, Bella tidak yakin ia akan selamat setelah merusak gerbang sekolah. Karena terburu-buru, takut terlambat lagi, ia jadi bertingkah serampangan begitu.

Dilihatnya jam dinding pada pos satpam. Masih ada lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi. Bella mendesah lega. Ia selamat hari ini.

"Wih, tumben gak terlambat, Bell?'' sapa Pak Jonoㅡsatpam sekolahㅡsambil mendekat ke arah Bella. Bella memasang wajah penuh kepuasan.

"Nah, sering-sering kayak gini. Biar Bapak gak pusing lihat kamu dihukum terus."

"Iya Pak, soalnya gak ada pesanan bunga yang harus Bella antar. Bella pamit dulu, ya Pak Jon." Ia melambai, dibalas lambaian pula. Lantas membawa motornya masuk.

White Rose (Revisi)Where stories live. Discover now