Prologue

15 1 0
                                    

Seorang prajurit yang tengah berjaga membuka pintu ruang takhta istana, ia berjalan menghampiri sang junjungan yang tengah menduduki singgasananya bersama sang ratu di kanannya dan putra pertamanya di sebelah kiri, kemudian ia membungkuk hormat di hadapan ketiganya.

"Salam kepada Mentari dan Bulan kerajaan Raja Leander Flavius de Soluthr dan Ratu Haizea Mauriel de Soluthr, tak lupa pula kepada Yang Mulia Putra Mahkota Roderic Kaemon de Soluthr." ucapnya yang diangguki oleh ketiganya, orang dengan kedudukan tertinggi di kerajaan Lachlan.

"Mohon izin Yang Mulia, maaf telah mengganggu waktu Anda dengan keluarga Anda." ujar sang prajurit masih dalam keadaan membungkuk.

Sang junjungan mengangguk menanggapi ucapan tersebut. "Bangunlah, apa yang membawamu kemari?"

"Mohon maaf Yang Mulia, di depan ada seorang pria utusan dari Targaryen yang ingin menemui Anda." ujarnya setelah menegakkan tubuhnya.

"Izinkan dan bawa dia kemari!"

Dengan patuh sang prajurit mengundurkan diri dan keluar dari ruangan, tak lama pintu ruangan terbuka kembali dengan memperlihatkan dua orang dengan pakaian yang berbeda. Keduanya berjalan menuju singgasana, kemudian salah satu dari keduanya mengundurkan diri untuk kembali berjaga di depan pintu ruangan, menyisakan seseorang yang diketahui sebagai utusan dari Targaryen.

"Salam dari Targaryen, Yang Mulia Raja Leander Flavius de Soluthr dan Ratu Haizea Mauriel de Soluthr, serta Yang Mulia Putra Mahkota Roderic Kaemon." ucap pria tersebut dengan membungkukkan tubuhnya.

"Bangunlah!" perintah sang raja, "benarkah kau utusan dari Targaryen?" tanyanya penuh selidik.

"Benar Yang Mulia, saya adalah salah satu dari orang kepercayaan Duke Kylon Sylvan D'angelo," ia menunjukkan sebuah pin yang digunakan sebagai tanda pengenal oleh orang-orang kepercayaan sang penguasa Targaryen tersebut, "saya mohon maaf atas kelancangan saya, saya harap ini dapat menjadi bukti atas kejujuran saya Yang Mulia."

"Baiklah, katakan apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya sang raja dengan raut wajah khawatir. Mengingat Targaryen adalah salah satu daerah pemasok keuntungan terbesar bagi Lachlan karena kandungan batu baranya yang melimpah, tak hanya itu tanah yang di pimpin oleh seorang duke muda itu menjadi tempat pembuatan senjata bagi kerajaan. Walaupun Targaryen dikenal sebagai tempat yang tandus dan terpencil karena letaknya berada di perbatasan antara Kerajaan Lachlan dan Kekaisaran Elgra, tetapi mereka dapat membuktikan bahwa daerah mereka bukanlah daerah yang tebelakang. Hal itu tentu saja membuatnya sedikit resah.

"Kami baru saja menangkap satu orang yang dipercayai sebagai mata-mata, setelah penangkapan itu kami menginterogasinya untuk mendapatkan informasi.

"tapi dia hanya diam tak mau mengatakan apapun, kami telah melakukan banyak cara untuk mendesaknya, namun hasilnya nihil. Hingga kami tak menduga bahwa sebagian dari pasukan Anda Yang Mulia, mereka membelot menjadi mata-mata Kekaisaran Elgra. Kami mencoba untuk mengatasi masalah itu akan tetapi kami tidak dapat mengatasinya dengan baik, dan saya diutus kemari untuk mengantarkan sebuah surat dan memberikan kabar kepada Anda Yang Mulia." ucapnya sambil memberikan sebuah surat yang tergulung rapi oleh tali pita berwarna hitam.

Putra mahkota turun dari singgasananya mengambil surat tersebut, kemudian membacanya dengan seksama, namun perlahan-lahan dahinya berkerut dalam. Dengan segera ia menutup surat tersebut kemudian menyerahkannya kepada sang ayah. "Lalu bagaimana keadaan Targaryen sekarang?" tanyanya kepada pria tersebut.

"Izin menjawab Yang Mulia, Targaryen kini sedang tidak baik-baik saja. Mereka berhasil memasuki sebagian kawasan Targaryen, kawasan Ibu Kota hingga ke selatan masih dapat kami pertahankan namun kawasan perbatasan dekat kekaisaran Elgra dan dua desa di sekitarnya telah berhasil mereka kuasai Yang Mulia." ujarnya

"Adakan rapat dengan para penasihat, bangsawan dan semua orang yang berkemungkinan besar akan terlibat. Sekarang juga!"


------- ⚔ -------


Dari putusan rapat yang diadakan mendadak tadi untuk sementara sekitar 50 orang prajurit dengan 3 orang kesatria serta 5 orang tabib kerajaan diberangkatkan menuju pusat kota Targaryen. Banyak sekali pertimbangan atas penanganan masalah ini, namun yang pasti solusi telah di dapat dengan banyak pemahaman dari berbagai pihak.

Pembentukkan pasukan diadakan satu hari setelah rapat dilaksanakan, dan mereka akan diberangkatkan lusa petang nanti. Para prajurit dan para kesatria kali ini dipilih secara langsung oleh jenderal perang kebanggaan Lachlan Argyris Faolan, bersama dengan putra mahkota.

Tentunya pemilihan tidak sembarang dilakukan, mereka harus melalui beberapa tes selama 2 hari. Tak hanya tes fisik dan mental namun mereka pun harus melalui satu tes yang di mana mereka diharuskan dapat mengatasi beberapa situasi berbahaya yang berkemungkinan terjadi di medan perang nanti.


------- ⚔ -------


Bulan telah menampakkan dirinya, selendang hitam dengan bintik cahaya putih terbentang menyelimuti Lachlan. Argyris Faolan jenderal perang itu kini berjalan menghampiri salah satu prajurit muda kebanggaannya yang tengah berlatih pedang sendirian di lapangan.

"Ini sudah larut malam, mengapa kau belum pergi tidur?" ucapnya

Pedang yang sedari tadi di genggam oleh prajurit muda itu kini terjatuh membentur tanah bersamaan dengan dirinya yang terlonjak kaget. "J-jenderal Anda di sini? s-sejak kapan?" tanyanya dengan napas yang terengah-engah.

Argyris menggelengkan kepalanya, dan mengambil pedang yang terjatuh tadi. "Kau sungguh ingin menjadi bagian dari pasukan itu?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh prajurit tersebut.

"Kau sudah berlatih terlalu keras, bagaimana jika kau sakit nanti? Kau tak akan bisa menjadi bagian dari pasukan jika itu terjadi," ia menghela napas dalam. "Tidurlah! ini sudah larut." lanjutnya dengan mengulurkan pedang tadi kepada prajurit muda itu.

Tangannya terulur mengambil pedang yang sempat ia gunakan berlatih tadi. "Baik jenderal, saya pamit undur diri. Selamat Malam"


------- ⚔ -------

The Red Rose KnightWhere stories live. Discover now