Bab 17

501 92 3
                                    

A/N : Versi PDF When We Kiss (full sampai ending) bisa kalian pesan di WA : ‪+62 858‑6347‑4083‬. Selain itu, bisa dibeli juga di Google Play Books dan dukungan Karya Karsa @iamtillyd

Ps. Untuk dukungan di Karyakarsa setelah bab ini adalah bab 14 ya bukan 18, apabila mengikuti urutan Wattpad, akan banyak scene yang terlewat 💖

***

"Lihat, Nek!" Aleyah Moretti mengeluarkan sebuah poster Antonieta yang berpose ke kamera. Gadis kecil itu menunjukkannya pada Megan Moretti dari balik laman panggilan video mereka, "aku berhasil mendapatkan tandatangan Antonieta untuk Papa di sini. Kami juga berfoto bersama—Papa pasti sangat senang jika melihatnya."

Megan Moretti terkekeh lalu tersenyum di balik layar. "Wah ... benarkah? Tentu saja, Papamu akan senang, Ally. Bagaimana pertemuanmu dengan Antonieta, apakah menyenangkan?"

"Dia sangat cantik, Nek! Antonieta seperti malaikat dan dia sangat baik. Sangat menyenangkan bertemu dengannya." Ally menunjukkan benda lainnya; sebuah album terbaru yang kelima milik Ann Damiano. "Oh iya, Antonieta memberiku albumnya secara gratis dan dia menulis namaku di sana."

"Ah ... ya ampun, seandainya Nenek juga ada di sana. Nenek sangat ingin sekali bertemu dengan Antonieta, Ally."

"Hm ... sayang sekali," sahut Ally.

Celotehan Aleyah Moretti, anak perempuan dari adik Saverio—Matteo Moretti—dengan bahasa Italia itu terdengar memenuhi ruang kerja Savir di salah satu lantai The Ritz Hotel London. Saverio melirik sekilas interaksi Ally dengan Ibunya, dia hanya tersenyum tipis lalu mengalihkan perhatiannya pada laptopnya yang menyala.

"Apa Unclemu menyusul ke konser?"

"Tidak. Tapi Nenek ... Uncle dan Antonieta saling mengenal. Aku melihat mereka di kamar hotel ketika aku dan Vivienne kembali dari luar...."

"....Antonieta memeluk Uncle. Apa mereka sedekat itu?"

"Di kamar hotel? Annie dan Savir? Benarkah?!"

"Ya, Annie mengenakan pakaian Uncle—"

"Apa Unclemu di sini sekarang? Aku harus berbicara dengannya—bagaimana mungkin dia tidak mengabariku tentang apa pun...."

Savir menghembuskan napas pelan mendengar Aleyah yang polos menceritakan apa yang terjadi pada Ibunya. Ia berdeham dan mendekati Aleyah.

"Ally, waktunya makan siang. Apa kau ingin mencicipi sushi di restoran bawah?" tawar Savir.

"Ya, aku lapar, Uncle."

"Saverio, biarkan Ally berbicara denganku. Pasti banyak hal yang ingin dia ceritakan—"

"Vivienne akan mengantarkanmu." Saverio meminta Vivienne—pengasuh Ally—untuk masuk. "Ally lapar. Kau bisa turun ke bawah dan makan bersamanya, Vivi. Aku akan mengirimkan pesan pada koki."

"Astaga, Saverio!"

"Ada apa Mama?" tanya Savir tanpa dosa ketika dia dan Ibunya berhadapan dari balik ponsel.

"Kenapa kau tidak berkata pada Mama kau bertemu dengan Annie Savir? Dan bagaimana mungkin kalian sudah sangat sedekat itu? Satu kamar? Bahkan Annie memakai pakaianmu..."

"...ya ampun, Savir. Mama sangat senang! Jadi apa kalian sudah memiliki hubungan?"

"Mama, tidak ada yang terjadi di antara kami. Aku hanya membantu Annie, dia membutuhkan bantuan dan kebetulan aku ada di sana—"

"Dengan berpelukan dan dia mengenakan pakaian milikmu? Mama tidak bodoh, Savir. Kenapa membantunya harus di kamar hotel?"

Savir menghembuskan napas. Tiba-tiba pintu ruang kerjanya diketuk dan asistennya memberikan intruksi kepada Savir bahwa sosok yang dia tunggu telah datang.

When We KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang