18; The Day They Met

1K 175 40
                                    

Suddenly; Become His Wife
; Ep 18 --- The Day They Met

--
--
--

Jika berkenan, kalian bisa STOP menjadi silent reader dan memberikan cerita ini VOTE dan KOMENTAR agar kita memiliki hubungan Simbiosis Mutualisme, yang dimana aku memberikan karyaku untuk kalian baca dan kalian balas memberikan VOTE dan KOMENTAR sebagai balasan apa yang telah aku berikan.

Terima kasih atas perhatiannya!

--zare







---






Warning! This chapter contains flashback when Kayesha dan Jeffry met in Kayesha's agency.

Happy reading!

^^







---







GELAGAT kecewa tak bisa Jeffry sembunyikan tatkala salah satu orang kepercayaannya memberikan sebuah bukti yang sama sekali tidak ia sangka.

Kayesha telah menikah, dengan seorang lelaki bernama Marren Sinclair. Tetapi sialnya Jeffry tidak bisa mengakses lebih jauh siapa Marren Sinclair itu. Mengingat diantara proses penyelidikan orang-orang kepercayaannya, mereka hanya mendapatkan data biodata berupa nama dan pendidikan terakhir yang ditampakkan.

Tidak ada tanggal lahir ataupun hal lainnya. Yang jelas membuat Jeffry frustrasi karena di negara ini yang bernama Marren Sinclair sangatlah banyak. Mustahil melacak satu persatu orang-orang yang bernama Marren disini.

Jelas pasti suami dari kekasihnya ini bukanlah orang biasa.

Dering telepon terdengar, putra semata wayang keluarga Kelanno itu melihat layar ponselnya yang menampilkan sosok Kayesha.

Jeffry menghela napasnya kemudian meraih ponsel miliknya dan langsung mengangkat telepon dari Kayesha.

"Babe? Apakah kau masih latihan?"

"Hm? Latihan diundur menjadi lusa. Ada masalah pada mobilku, jadi sekarang sedang diperbaiki."Jawab Jeffry, ia memainkan gelas wine yang kosong dengan ujung telunjuknya.

Jelas kecewa dan gusar masih bergumul dalam dada, namun Jeffry ingin mendengarkan secara langsung penjelasan Kayesha tentang fakta yang ia temui hari ini.

"Apakah kau sedang di gedung agensi?"

"Ya. Apakah kau akan kemari? Kau tidak merindukan kekasihmu?"

Jeffry tertawa kecil. "Sangat. Aku akan kesana sekarang, tunggu, ya?"

"Akan aku tunggu ditempat biasa, I love you."

"I love you more, Kaye."

Setelah menutup sambungan telepon dengan Kayesha, Jeffry segera bergegas. Ini semua harus dibicarakan dengan kepala dingin, ia tidak mau marah-marah pada Kayesha.

Meskipun kekasihnya mengkhianati dirinya.










---









"Ini semua mendadak dan telah diatur. Bahkan orang tuaku menutup akses untuk menghubungimu, jelas aku merasa frustrasi, Jeffry."

Jeffry bisa melihat raut frustrasi di wajah Kayesha, seketika rasa kecewa dan marah dalam hatinya berubah menjadi rasa bersalah.

Ia sudah cukup merasa bahwa kedua orang tua Kayesha kurang menyukainya, entah karena apa. Namun Jeffry sejauh ini telah memperlakukan kedua orang tua Kayesha dengan baik.

Tapi jika memang mereka masih tidak menyukai putrinya berhubungan dengan Jeffry, ia akan mundur.

Jeffry menggenggam kedua tangan Kayesha yang dimana gadisnya itu masih menunduk sedih, ia tidak tahu harus bagaimana jika ini semua berurusan dengan keluarga Hayes.

Lelaki itu kemudian membawa Kayesha kedalam pelukannya, menenangkan sang pujaan hati yang bersedih. Jelas Jeffry merasa sedih atas apa yang terjadi pada hubungannya dengan Kayesha.

"Aku melepasmu, Kayesha. Aku tidak bisa mempertahankan hubungan ini. Kau telah memiliki suami, aku tidak bisa diantara kalian berdua."

"Walaupun ini sangat berat, tapi aku benar-benar tidak ingin menjadi orang ketiga diantara kalian"

Kayesha mengangkat wajahnya, ia menggeleng tidak setuju dengan apa yang Jeffry katakan kepadanya.

Sungguh, ini bukanlah yang Kayesha inginkan. Ia hanya ingin Jeffry, bukan siapapun itu.

Kayesha menggeleng tegas, ia menggenggam erat tangan Jeffry seolah jika tidak ia genggam erat tangannya, lelaki itu akan langsung menghilang dari hadapannya.

"Tidak. Aku tidak mau. Tidak ada perpisahan dalam hubungan kita, aku hanya menginginkanmu. Aku tidak peduli dengan restu orang tua, kita bisa menjalani hubungan ini diam-diam, Jeff."

Dwimanik keduanya saling menatap dalam, Jeffry tidak mampu melihat kedua air mata Kayesha yang terus mengalir seiring gadis itu berbicara dengan nada pasrah.

"Oh Tuhan, aku sangat membenci situasi ini."

"Kaye..."

"Ayo kita saling sepakat, Jeffry."

"Apa yang perlu kita sepakati?"

"Ayo kita tetap jalani hubungan ini secara diam-diam.Aku akan bersandiwara seolah aku mencintai dirinya agar orang-orang tidak menaruh curiga. Aku tidak masalah kita berhubungan secara diam-diam, aku akan menyewa orang-orang ku untuk tetap diam."

"Ini tidak benar, Kayesha."Jawab Jeffry, meskipun ia kecewa dengan pernikahan Kayesha. Tetapi tidak ada satupun niat untuk tetap menjalani hubungan dengan Kayesha.

Tapi disisi lain, Jeffry pun masih ingin tetap berhubungan dengan Kayesha. Rasa cintanya jauh lebih besar.

"Jeffry, aku mohon. Aku akan bermain rapi, aku menjamin itu. Karir ku yang menjadi taruhannya, aku bertaruh pada karirku."

Pembicaraan keduanya terekam jelas dalam pendengaran Michelle yang notabenenya hendak masuk kedalam ruangan yang dimana ada Jeffry dan Kayesha disana.

Jelas Michelle merasa terkejut dan juga sakit. Ternyata perubahan Kayesha pada Marren hanyalah rekayasa semata.

Demi menutupi hubungannya bersama Jeffry.












Bersambung..

Sengaja chapter nya pendek, hehe.

See u next chapter!

-zare

Suddenly; Become His Wife || Winrina (Book 1) ✓Where stories live. Discover now