Follow me // Ig: ms.eadora // Fb: Estelly Adora // Fanpage: Ms.EA
***
di kasir Grace memaksa untuk membayar barang belanjaannya sendiri walaupun Mario sudah mengeluarkan black card dari dompetnya.
Di kasir, Grace memaksa untuk membayar barang belanjaannya sendiri, meskipun Mario telah mengeluarkan black card dari dompetnya.
Mario akhirnya mengalah untuk menghindari konflik di keramaian.
Setelah membayar semua barang belanjaannya, Grace meninggalkan kasir menuju parking, namun tujuannya bukan ke mobil Mario.
"Mau kemana, Grace? Mobil kita di sana," kata Mario, menahan lengan Grace agar berhenti.
Menoleh dan menatap kesal pada Mario, "Lepaskan aku, dan biarkan aku pulang sendiri. Kamu tidak perlu ikut. Sebaiknya kamu pulang saja," ucap Grace sarkastis, menolak Mario.
Mario menghela nafas dan mencoba menjelaskan, "Soal yang tadi kau salah paham. Ayo, mari ke mobil, dan kita pulang. Setelah di apartemen nanti, aku akan menjelaskan semuanya."
Namun, Grace menolak dengan keras, membuat Mario bersikap tegas.
"Kita sama-sama lelah, Grace, dan kumohon jangan kekanak-kanakan seperti ini! Masuk ke mobil dan kita pulang sekarang!" tegas Mario dengan suara yang tak ingin di bantah.
Grace menelan saliva sambil menatap lekat pada Mario, ia tampak terkejut mendengar nada tegas pria itu, karena selama kedekatannya dengan Mario, ia belum pernah melihat pria itu berbicara dengan nada seperti barusan.
"Ayo, jangan sampai kita menjadi pusat perhatian disini," tambah Mario karena Grace tak bergeming.
Grace menghela nafas panjang, ia mengalah kemudian membawa langkah menuju mobil Mario dan membiarkan troli yang berisikan barang-barangnya diambil alih oleh pria itu.
Grace masuk ke dalam mobil duduk yang nyaman di atas kursi, namun dengan perasaan dongkol. Sementara itu, Mario tengah memasukkan barang belanjaannya ke dalam bagasi mobil.
Setelah itu, Mario segera menyusul Grace dan duduk di kursi sampingnya. Kemudian, ia memacu mobilnya meninggalkan tempat parkir supermarket dan menuju kembali ke apartemen.
Tak lama kemudian, mereka tiba di apartemen. Selama perjalanan, keduanya tetap hening tanpa sepatah kata pun.
Atas permintaan Mario, Grace naik ke lantai atas karena Mario menolak untuk membiarkannya mengangkat barang belanjaannya. Grace tidak memprotes, melainkan patuh, dan melangkah menuju lift untuk naik ke lantai tempat unit apartemennya berada.
Beberapa menit kemudian, mereka memasuki apartemen. Elly segera mengambil alih barang-barang belanjaan mereka, sementara Arvind tertidur.
"Sepertinya mereka sedang bertengkar," batin Elly ketika tanpa sengaja melihat ekspresi wajah yang tidak biasa dari Grace. Biasanya, saat Grace masuk ke apartemen, dia selalu tersenyum padanya dan menyapanya, namun kali ini Grace terlihat berbeda. Elly menyimpulkan bahwa Grace sedang bertengkar dengan Mario.
"Semoga mereka baik-baik saja," tambah Elly dalam hati, berharap agar situasi antara Grace dan Mario dapat terselesaikan dengan baik.
Belakangan ini, melihat kedekatan antara Grace dan Mario membuat Elly merasa senang. Sebelumnya, Elly tidak pernah melihat Grace dekat dengan pria lain selain Daniz, asisten Axel, dan hubungan mereka pun hanya sebatas teman.
Sementara di kamar, Grace dengan langkah mantap hendak menutup pintu, tetapi sebelum dia bisa melakukannya, Mario, dengan gesit menghalangi celah pintu dengan sebelah kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema Sang Sekretaris (21++)
RomanceWARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di tengah kesibukannya sebagai sekretaris yang berdedikasi, Grace harus berhadapan dengan pesona tak terduga dari kakak bosnya. Meskipun awalnya berusaha keras untuk mengabaikan perhatiannya, namun segalanya...