─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──
AUTHOR POV
Hari cukup berlalu dengan cepat, Faesya mendadak terserang paranoid terhadap kehidupan orang lain dan membuatnya terjebak rasa penasarannya. Paranoid ini bukan tentang dirinya tapi ini tentang manusia yang berbadan tegap berjenis laki-laki—siapa lagi kalau bukan Liam. Sepertinya Liam salah mengartikan pertanyaan Faesya terhadap dirinya tempo lalu.
Faesya merasa Liam kehilangan control atas percakapan mereka saat ini. Ini bukan hanya membahas tentang bisnis atau kerjasama mereka terhadap Bahama Breezee—ini sudah memasuki tahap lancang yang jelas-jelas jika dilihat Faesya adalah orang di atasnya.
Awalnya Faesya menyambut laki-laki ini dengan sopan dan mempersilahkan dia untuk memasuki ruangan kantornya—yang sebenarnya di depan mejanya sudah banyak dokumen yang sudah menunggu jemarinya untuk mengcek data-data tersebut. Faesya mencoba menahan diri hingga dia benar-benar muak arah pembicaraan Liam yang lantunannya sangat terlihat flexing di indra pendengarannya.
"mohon maaf pak Liam bisakah anda berhenti mengatakan hal-hal implisit?" ucap Faesya sedikit emosional—kepalanya hampir meledak dia sudah menahan sedari tadi mendengar bualan Liam yang sebenarnya tak ada apa-apanya itu jika di banding dengan hartanya yang dia kumpulkan selama ratusan tahun ini.
"ahh maaf Ms. Faesya jika saya berlebihan—"
"saya sudah muak mendengar bualanmu!" batin Faesya menatap jenuh laki-laki yang masih anteng dan betah menginterupsinya.
"tapi saya semenjak pertemuan di site kemarin—saya sangat penasaran Ms. Faesya" sambung laki-laki itu. Faesya tau arah pembicaraan ini, dia hanya mengambil nafas panjang.
"yang anda maksud ketika saya menanyakan apakah anda sudah beristri atau belum?" tanya Faesya—membuat Liam menundukkan kepalanya dan tersenyum—dia mengangguk kecil.
"saya minta maaf jika hal itu mengganggu sehari-hari anda" Liam langsung menggelengkan kepalanya cepat.
"bukan begitu Ms. Faesya—em maksudnya apakah Ms.. ehmm tertarik dengan saya"
"hahahahah..." Faesya langsung tertawa dengan memutar kursi nya dan bertepuk pelan lalu berhenti begitu saja dan menggebrakkan tangannya sedikit keras di mejannya membuat Liam sedikit kaget.
"saya?" tunjuk Faesya pada dirinya.
"tertarik dengan anda?" menunjuk Liam dengan wajah yang meremehkan Liam.
"itu hanya ada dalam khayalan anda—DAN PERGILAH SEBELUM SAYA MEMANGGIL SECURITY SAYA!" sontak Liam kaget mendengar bentakan Faesya.
"ahhh sial reputasiku bisa jelek mau tidak mau saya menggunakan apa yang ada dalam diriku" batin Faesya. Selain bisa membaca pikiran orang lain dengan bersentuhan kulit dengan tangannya—Faesya juga bisa menghapus ingatan orang yang sudah berinteraksi dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU REMEMBER?
FantasyFaesya Odelia Shaquille : Ratusan tahun saya mencari sosok itu. Di negara ini dia berada-fakta yang membuat saya sedikit marah saat ini. Mengapa di kehidupan ini dia sudah memeliki seseorang di sampingnya. Saya harus terus menyentuh kulitnya jika s...