Kekacauan

723 75 1
                                    



Malam itu, Flora duduk di ruang tamu rumahnya, menatap kosong ke arah jendela yang basah karena hujan. Hatinya kacau, seperti cuaca di luar. Kabar tentang kehamilannya pasti sudah tersebar di kalangan keluarga dekat. Ayahnya, Arman, belum mengatakan apa-apa, tetapi Flora tahu bahwa pria itu sedang berpikir keras mencari jalan keluar. Ibunya, Ratna, hanya diam, menyibukkan diri dengan hal-hal sepele, namun ketegangan jelas terlihat di wajahnya.

Flora tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis secepat ini. Keputusan yang ia buat beberapa bulan lalu bersama seseorang yang tak lagi ada dalam hidupnya kini menghantuinya tanpa ampun. Seorang bayi sedang tumbuh dalam rahimnya—bukan sesuatu yang bisa disembunyikan selamanya. Apa yang harus ia lakukan? Bagaimana ia bisa menghadapi dunia luar ketika keluarganya sendiri mungkin akan menolak keberadaannya?

Langkah kaki terdengar dari arah pintu depan. Ayahnya baru saja pulang dari pertemuan yang tampaknya sangat penting. Arman masuk, membuka jas yang basah oleh rintik hujan, lalu menghampiri Flora yang masih membeku di sofa.

"Flora," panggil Arman dengan suara rendah namun tegas. Flora menatap ayahnya, mencoba menemukan keberanian di tengah ketakutan yang ia rasakan.

"Kamu tahu, kita harus menyelesaikan masalah ini," lanjut Arman. "Aku sudah bicara dengan Danu."

Nama Danu langsung membuat Flora kaget. Danu adalah ayah Freya, sahabat dekat Arman sejak mereka kecil. Pria itu seperti keluarga bagi Flora, tetapi ia tak pernah benar-benar dekat dengan Freya, anak satu-satunya Danu. Freya selalu terkesan dingin dan pendiam, terutama saat berhadapan dengan Flora. Mereka tak pernah saling peduli, meskipun orang tua mereka begitu akrab.

"Apa hubungannya Freya dengan masalah ini, Yah?" Flora bertanya, bingung.

Arman duduk di sebelahnya, mengusap wajahnya yang lelah. "Danu menawarkan solusi. Dia ingin membantu kita keluar dari situasi ini tanpa mempermalukan keluarga. Freya akan menikah denganmu."

Dunia Flora terasa runtuh. "Apa? Menikah dengan Freya? Itu... itu tidak masuk akal!"

"Tidak ada pilihan lain, Flora. Kita harus menyelamatkan nama baik keluarga ini. Orang-orang mulai bertanya-tanya tentang kamu. Jika ini terus berlanjut, bukan hanya reputasimu yang hancur, tapi juga nama keluarga kita."

Flora terdiam. Bayangan tentang Freya, pria yang nyaris tak pernah ia ajak bicara selama bertahun-tahun, kini menjadi sosok yang akan mengikat hidupnya. Bagaimana mungkin? Dia tidak pernah mencintainya, bahkan tidak dekat dengannya.

"Tapi, bagaimana dengan Freya? Dia setuju?"

Arman mengangguk pelan. "Freya juga tidak punya banyak pilihan. Dia melakukan ini untuk menghormati Danu, dan juga untuk membantu kita. Jangan salah paham, Flora, ini bukan pernikahan yang ideal, tapi ini satu-satunya cara."

Flora menunduk, mencoba mencerna situasi yang rumit ini. Pernikahan yang didasarkan pada kesepakatan antara ayah-ayah mereka, bukan cinta atau keinginan sendiri. Namun, seburuk apa pun itu, dia tahu tidak ada jalan keluar lain. Bayi dalam kandungannya adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari.

"Kapan?" tanya Flora, suaranya nyaris tak terdengar.

"Kita akan mengatur semuanya secepat mungkin," jawab Arman.

Malam itu terasa lebih panjang dari biasanya. Flora tak bisa tidur, pikirannya terus berputar-putar, memikirkan masa depannya yang kini terasa begitu asing. Pernikahan dengan Freya, seorang pria yang hampir tidak ia kenal, dan menjadi ibu dari seorang anak yang bukan hasil cinta. Bagaimana ia bisa menjalani ini semua?

The Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang