Badainya semakin besar

168 16 0
                                    

"Udah"

Mama ngasih gelas isi air yang tinggal setengah ke Papa, barusan Mama minum obat rutinya, obat merah yang harus di minum Mama setiap hari sampai virus TBnya hilang.

"Jangan bosen-bosen ya Ma buat minum obat"

"Apaan sih"

"Ya biar cepet sembuh Ma"

"Papa bikin merinding, udah sana tidur kamu kan baru pulang" Mama ngalihin mukanya jadi malu di liatin mulu sama suaminya.

"Anak-anak pulang jam berapa emang?" Tanya papa.

"Kayaknya si sorean soalnya di ajak Mami sama Kaa-san buat main ke time zone sama Doyoung juga"

"Jadi Mama sendiri di rumah?"

"Ya kan udah biasa lagian kan sekarang udah ada Papa di rumah"

"Ya tapi kalo Papa tinggal tidur nanti Mama sendiri dong"

"Enggak, Mama mau lanjut nonton drakor"

"Udah sana keluar gaboleh lama-lama di sini ih, sana Mandi abis itu tidur"

"iya" bilang iya tapi gak berdiri tetep duduk di kasur sambil lihatin istrinya.

"Sana ih Lee Taeyong nyebelin" Mama dorong badan Papa, Papanya cuma ketawa jahil.

"Yaudah dada Mama"

Baru aja berdiri HP pribadi Papa khusus buat kerja bunyi "Aku angkat dulu abis itu mandi oke"

Mama cuma ngangguk dan Papa Yong langsung ke luar buat angkat telfon.

"Kenapa aku jadi deg-degan gini ya" Mama tepuk dadanya beberapa kali "Buat tidur aja kali ya"

Mama Yuu baru aja narik selimutnya tapi gajadi pas lihat Papa Yong masuk, mukanya kelihatan serius.

"Ma"

"Hmm? Katanya mau langsung mandi?"

"Ada panggilan darurat Papa harus datang buat mimpin tim, tim Papa udah nemuin bandar narkoba yang selama ini jadi DPO Ma"

"Loh Papa kan baru pulang"

"Iya tapi Papa ketua tim divisi Ma jadi Papa harus hadir"

Muka Mama jadi muram jantung jadi makin deg-deg an.

"Tapi kan Pa—"

"Papa janji sebelum jam dua belas siang nanti Papa udah sampai di rumah"

Mama Yuu lirik jam digital di meja, sekarang jam 9 pagi.

"Hati-hati ya Pa, janji pulangnya jangan telat"

Papa Yong senyum, "Siap nyonya" Papa langsung cium kening Mama Yuu.

"Papa pergi ya Ma"

.
.
.

Suara bel barusan buat Mama antusias buat buka pintu masih jam 10.30.

"Paket bu"

Dan Mama kecewa bukan Papa ternyata.

"Iya makasih mas"

Mama ambil paketnya dan langsung lemes lagi jalannya, duduk di sofa ruang tamu.

"Haaaa paket Kaa-san dari Jepang ternyata"

HPnya yang di saku bergetar Mama belum sempat lihat siapa yang nelfon langsung di angakat aja.

"Iya ini siapa?"

"."

"Rumah sakit?"

"."

"Iya saya kesana sekarang"

Mama udah tremor, paket yang tadi di tangannya udah jatuh ke lantai, cepet-cepet cari kunci mobil di laci dan buru-buru lari ke garasi.

Mama Yuu sempet diam termangu pas buka garasi, lihat mobil yang rapi di cover.

"K kamu bisa Yuta"

Mama buka cover mobil abis itu buka kunci mobil dengan tangan bergetarnya, sedikit susah karna kuncinya jatuh terus.

Pas udah di dalem mobil Mama genggam erat setir mobil, berkali-kali hela nafas, Mama mulai hidupin mesin mobil "Pelan-pelan Yuta" ucap Mama sambil mulai menginjak pedal gas.

.
.
.

Pas sampai di Rumah sakit Mama jalan kayak orang linglung dari parkiran sampai IGD.

Pas di depan IGD Mama ketemu sama beberapa aggota Tim Papa Yong.

"Maaf suami saya bagamana?"

"Nyonya Lee selamat siang maaf untuk kejadian ini sekarang Ketua sedang di operasi darurat"

Dan Mama Yuu langsung lemes detik itu juga badannya kayak Jelly dan semua gelap.







Moye SolntseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang