Pagi-pagi sekali rumah sudah riweh, soalnya si Kembar bertengkar hebat bahkan sampai cakar-cakaran. Nayandra yang biasanya anteng dan kalau di timpuk sama Nayaka bakalan diem aja kini mulai membalas.
Anjas jadi uring-uringan dibuatnya, apa lagi Surya belum balik dari Dinas keluar kota. Nggak ada yang mau ngalah, Nayandra bahkan wajahnya udah memerah menahan tangis, belum lagi wajahnya yang berdarah karena di cakar sama Nayaka. Sedangkan Nayaka sudah menangis sejak tadi namun tangannya masih aktif menjambak rambut kakak kembarnya.
"Yaya Jahat! Huaaaaa papi!!!" Teriakan tangis Nayaka memenuhi rumah, tangannya masih berada di rambut Nayandra.
"Ayaka Nakal, kata papi ndag boleh makan Jeyi banyak-banyak! Nanti mami Malah!"
"HUWAAA!" Nayaka memekik ketika Nayandra menarik rambutnya.
"MAMIIII... YAYA NAKAL!" Aduh Nayaka. Pada Anjas yang kini berjongkok di samping mereka.Anjas sudah sejak tadi melerai mereka, tapi mereka hanya berbaikan beberapa menit saja dan kemudian bertengkar kembali dengan problem yang selalu berbeda.
Sabar Anjas sudah menipis menghadapi kedua anaknya. Yang apa-apa bertengkar.
"Lepasin ya nak," Kata Anjas dengan lembut sambil mencoba melepaskan tangan mungil Nayandra dari rambut Nayaka.
"Yaya tidak nakal Mami, Yaya cuman larang Ayaka makan Jeyi banyak-banyak! Nanti papi Malah!" Aduh Nayandra pada Anjas. Wanita itu hanya mengangguk lembut sambil mencoba melepaskan tangan Nayandra dari Nayaka.
"Iya, Nak. Tapi tangan Nayandra lepas dulu dari rambut adek ya, Nayaka Juga ya Nak, kasihan Bang Nayandra, tuh pipinya berdarah."
"NDAG MAU!" balas Si kembar bersamaan.
Anjas memejamkan matanya berusaha menahan rasa jengkelnya.
"Huwaaa!" keduanya memekik menangis.
"NAYAKA, NAYANDRA!" tidak sadar Anjas membentak kedua anaknya. Membuat si kembar membeku, kemudian menciut takut.
Tatapan tajam Anjas membuat kedua anak itu perlahan melepaskan jambakan mereka masing-masing. Nayandra wajahnya semakin memerah karena takut, sedangkan Nayaka sudah sesegukan sambil bersembunyi di belakang Nayandra.
"Kalian, bertengkar terus dari tadi! Mami jadi nggak bisa ngelakuin apa-apa karena kalian, Mami belum masak, belum bersih². Bisa nggak Nayandra sama Nayaka akur?! Ribut-ribut begini mami nggak suka!" Ujar Mami dengan tegas. Menatap kedua anaknya meminta pengertian. Nayaka yang berada si belakang Nayandra menggulung bibirnya menahan tangis.
"Mami Jahat!" Tangis Nayaka pecah
"Mami kenapa malah-malah telus... Kalau papi.." Belum sempat Nayandra menyelesaikan ucapannya sudah di potong oleh bentakan
"IYA MAMI KALIAN JAHAT, SUKA MARAH-MARAH. Cuman papi yang Baik. Kalau gitu kalian sama Papi saja, nggak usah sama mami!"
Suasana rumah yang awalnya riuh karena tangisan Nayaka kini menjadi tegang. Nayandra menunduk takut begitu juga dengan Nayaka yang semakin menciut. Anjas memang sangat menyeramkan kalau sudah marah.
"Mami cuman minta kalian jangan rewel, main dengan akur biar Mami bisa tenang ngerjain hal lain, supaya mami bisa nyiapin sarapan Kalian berdua, bisa kan!?" Si kembar tidak ada yang menjawab dan malah menangis keras.
Anjas menarik napas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan kesabaran yang tersisa. Sebagai ibu muda dia tidak tahu harus bersikap bagaimana, dia besar tanpa asuhan seorang ibu, dan hanya tumbuh dibawah perawatan Bapak. Meski sudah diajar oleh ibu mertuanya tetap saja Anjas tidak bisa mengaplikasikannya dengan tepat. Dia seolah meraba jalan menjadi seorang ibu.

YOU ARE READING
Kehidupan setelah menikah.
Mystery / ThrillerREVISI! Menikah hanya karena dasar saling cinta belum tentu bahtera rumah tangga akan awet. karena perasaan cinta punya tanggal kadaluwarsa, menikahlah jika terpenuhi lima hal; 1. Restu keluarga 2. kesiapan finansial 3.tempat tinggal 4. komitmen da...