Kesalahan terbesar Snuffy adalah menikahi wanita yang telah di cintainya selama bertahun-tahun, bahkan kebahagiaan, cinta, pengabdian, dan kesetiaan telah hilang di antara keduanya. Snuffy lebih memilih untuk berpisah dengan mantan istrinya daripada membiarkan putri tercintanya tersiksa lebih lama.
Sudah cukup dia melihat keburukan istrinya, sudah cukup dia melihat putri kecilnya tersakiti oleh pria hasil dari perjodohan bajingan itu. Semua itu telah usai. Selamanya.
Setelah melakukan proses perceraian selama berbulan-bulan lamanya, akhirnya Snuffy telah berpisah dari lintah yang sudah menempel pada kehidupannya. Baik Snuffy dan juga putrinya tetap tinggal di rumah lama mereka, tempat itu adalah kenangan terindah dari kehidupan mereka yang penuh cinta dan kasih sayang.
Di dalam rumah, Snuffy sibuk membuang barang-barang mantan istrinya ke tempat sampah. Dirinya tidak ingin ada satupun barang dari lintah itu berada di dalam rumahnya. Setelah seharian penuh membereskan rumah mereka, Snuffy membuang barang-barang tak terpakai lainnya ke tempat sampah di luar rumah mereka.
Ketika dia hendak menutup tempat sampah, dirinya di buat terkejut melihat penampakan wanita cantik di depannya. Name tersenyum ramah sambil memegangi kotak besar, yang sepertinya berisi kue-kue kering di dalamnya.
"Aku membawakanmu kue!" Name menyodorkan kotak besar itu ke arah Snuffy.
Sebelum dia bereaksi, Name menarik tangannya dan membawanya masuk kedalam rumahnya. Dia sangat antusias dan juga sangat aneh bagi Snuffy.
Sesampainya di dalam rumah, Name mendudukkan Snuffy di atas sofa.
"Baiklah! Aku akan membantumu membereskan dan merapikan rumah ini dengan cepat!" Name dengan cepat merapikan beberapa barang yang berserakan di lantai.
Selesai dengan pekerjaan ringan, Name berdiri sejenak untuk menikmati hasil kerja kerasnya sendiri.
Di sisi lain, putri Snuffy sibuk menata bunga-bunga tulip di dekat televisi. Name segera menghampiri putri Snuffy dan membisikkan sesuatu di telinganya, keduanya terkikik dengan apa yang mereka bicarakan.
Hal itu hanya membuat Snuffy semakin penasaran, Name... Lebih tepatnya, teman masa kecilnya selalu mempunyai segala cara untuk menghibur Snuffy maupun putrinya. Dia melipat kedua tangannya di dadanya, memiringkan kepalanya ketika bisikan dari kedua wanita itu sedikit mengganggu telinganya.
"Kenapa kalian berbisik-bisik?" Suara Snuffy terdengar dalam dan sedikit penuh rasa penasaran.
Keduanya menoleh ke arah Snuffy yang tampak kesal, sekaligus penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Putrinya tertawa, dia segera memutar kursi rodanya dan pergi ke arah kamarnya yang berada di lantai bawah.
Snuffy semakin penasaran dengan bisik-berbisik ini, hal itu membunuhnya dari dalam. Dia mengusap wajahnya, lalu menyandarkan kepalanya pada sofa, Snuffy memejamkan matanya dan menghela nafas berat. Semua ini terlalu tiba-tiba. Kehidupan rumah tangganya bersama mantan istrinya, kebahagiaan putrinya, perjodohan sialan yang di atur oleh mantan istrinya dan juga wanita di hadapannya.
Name berlari kecil ke arah Snuffy, dia langsung duduk di sampingnya dan menatapnya dengan tatapan lembut. "Kamu sudah memikirkan banyak hal, Snuffy. Kamu tidak ingin beristirahat sejenak?"
Tangan lembut itu menyentuh tangan Snuffy, dia membuka matanya untuk melihat teman masa kecilnya tersebut. Perasaan ini terlalu aneh untuk dia rasakan lagi, tidak mungkin dia merasa secepat ini merasa nyaman dengan seseorang, apalagi terhadap teman masa kecilnya.
Lagi-lagi, Snuffy menghela nafas, dia mendekatkan tubuhnya lebih dekat ke arah Name, Snuffy membenamkan wajahnya di bahu sang wanita dan mengaitkan jari-jari mereka.
"Aku tidak bisa, putriku membutuhkanku. Bagaimana aku bisa beristirahat setelah semua masalah ini? Ada banyak yang harus aku lakukan kedepannya. Termasuk..." Genggaman tangan Snuffy semakin erat, tangannya yang lain melingkari pinggang Name dengan sangat erat.
Beban masalah di bahu Snuffy semakin menumpuk, rasanya dia ingin mengungkapkan kekesalannya, kekhawatirannya kepada seluruh dunia. Tapi, dia tidak bisa melakukan itu. Di satu sisi dia ingin mementingkan kebahagiaan putrinya, dan di sisi lain adalah perasaannya yang perlahan semakin berkembang terhadap wanita di dalam pelukannya.
Name tersenyum, jari-jarinya yang lain menyisir rambut Snuffy dengan lembut. "Katakan saja, Snuffy."
Snuffy kembali menghela nafas. "Termasuk perjodohan putriku dengan si merah itu. Demi tuhan, aku ingin membatalkannya, tapi putriku sudah mencintai Sae. Aku tidak bisa melarang kebahagiaan putriku... Bagaimana Name? Pikiranku sangat kacau."
Name mendengarkan perkataan Snuffy dengan cermat, dia mundur sedikit, dia melepaskan genggaman tangan Snuffy pada jari-jarinya. Tangan lembutnya menangkup pipi Snuffy, ibu jarinya mengusap kedua matanya yang berkaca-kaca.
"Snuffy, tenangkan pikiranmu. Untuk saat ini pikirkan tentang dirimu dan juga putrimu. Kalian berdua perlu memulihkan diri dari semua kejadian yang menimpa kalian berdua." Ucapan yang keluar dari bibir Name, cukup membuat Snuffy menjadi lebih tenang.
Tanpa sadar, dia mengarahkan bibirnya pada telapak tangan Name, dia mengecupnya. Terbesit di benaknya untuk menjilat telapak tangan halus itu, namun dia harus menahan diri. Untuk sekarang.
Bibir lembut Snuffy mengirimkan sengatan listrik di seluruh tubuh Name, dia tidak merasakan bahwa pipinya merona hebat seperti kepiting rebus, matanya bergerak kesana kemari karena kegugupan menghinggapi dadanya.
"Kamu benar. Dan aku rasa, aku menemukan kebahagiaanku sekarang ini." Tiba-tiba, Snuffy mencengkram pinggul Name dengan erat, dia mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di atas pangkuannya.
Snuffy tau apa yang dia lakukan, dia sadar akan hal ini. Tapi, dia tidak akan membiarkan momen indah ini berlalu begitu saja.
Tentu saja, Name terkejut dengan gerakan tiba-tiba dari tangan Snuffy. Kedua tangan Name secara refleks bertumpu pada bahu Snuffy, tubuhnya bergetar dan sedikit memanas ketika dia merasakan sesuatu yang menonjol tepat di antara selangkangannya.
"Snuffy.. ini terlalu cepat. Sangat tiba-tiba..." Jari-jari Name mencengkram kemeja biru yang dikenakan Snuffy, jika kukunya dalam kondisi memanjang, dia bisa saja merobek kain itu secara tidak sengaja atau secara sengaja.
Sudut bibir Snuffy membentuk seringai nakal, tangannya mengusap paha Name yang masih berbalut dengan celana jinsnya.
"Ini adalah caraku untuk mengungkapkan perasaanku." Tangan Snuffy semakin naik ke atas paha Name, dia bisa merasakan celana jins Name mulai terasa hangat dan basah.
"Boleh?"

YOU ARE READING
One-shoot AU - Blue lock x Fem! Reader.
Short Story- This is just my fictional story. - OOC. - Karakter milik Muneyuki Kaneshiro and Yusuke Nomura⚽ - Warning 🔞🚩