Chapter 7 : I'm Niall

5.8K 348 32
                                    

a/n:

~Maaf ini chapter 7 nya yang ke private kemaren

ENJOY :)

Jangan lupa VOTE dan COMMENTNYA yaaa

*ALEXIS POV

Air mataku mengalir begitu saja membasahi pipiku. Aku mendengar bunyi yang berasal dari alat yang di pasang pada tubuh Harry. Alat itu menunjukkan detak jantungnya yang menandakan dia masih hidup.

Aku hanya berdiri di sana, kakiku masih terasa bergetar dengan tangan menutup mulutku.

Aku benar-benar menangis kali ini melihat bekas-bekas luka yang berada pada tubuh Harry. Rambut keritingnya yang tebal bahkan sudah acak-acakan dan menutupi dahinya.

Aku tak tahu berapa lama lagi aku akan berdiri di sana. Tiba-tiba aku mendengar suara dari belakangku.

Aku pun berbalik dan melihat seorang laki-laki yang aku yakin adalah Irish (orang Irlandia). Dia punya rambut pirang yang membuatnya terlihat sempurna. Dia juga mempunyai mata biru yang indah seperti lautan.

"A-are you Alexis?" dia bertanya dengan ragu. Aksen Irlandianya terdengar sangat kental.

Aku memandang kebawah melihat kakiku karena aku tidak yakin harus menjawab apa.

Aku hanya mengangguk dan memandang mata birunya yang terlihat sembab karena menangis mungkin.

"I'm Niall" Dia berjalan mendekat menuju arahku.

Dia berhenti tepat di depanku dan menyodorkan tangannya untuk mengajakku bersalaman. Aku membalas jabatan tangannya dan membiarkan air mataku jatuh kembali di pipiku.

Tiba-tiba saja dia memelukku dan mengusap punggungku.

Aku benar-benar tidak tahu Niall secara pribadi, tapi dia berhasil menenangkanku.

Kemudian dia melepaskan pelukannya. Dia menutup mulutnya saat melihat Harry.

Aku merasa kasihan pada Niall. Aku yakin dia sangat dekat dengan Harry.

"W-what is it?" aku memberanikan diri bertanya.

Dia hanya menggelengkan kepalanya sambil menutup matanya. Tangannya gemetar menunjuk Harry. Aku segera berbalik. Dia masih dengan posisi yang sama seperti tadi.

Aku rasa ini pertama kalinya Niall melihat Harry dengan situasi yang seperti ini.

Aku kembali memandang Niall yang memeluk lututnya di lantai sambil menyembunyikan wajahnya.

Aku mencoba untuk membuatnya lebih tenang. Aku pun berjongkok dan mengelus punggungnya.

Poor boy.

Niall menangis sampai terbatuk-batuk.

"Semua akan baik-baik saja" kataku, aku bahkan tidak yakin dengan apa yang baru saja aku ucapkan.

"Ms. Ford?" Seorang perawat memanggilku. Aku melihat perawat itu berdiri di pintu sambil membawa kertas tangannya.

Aku pun berdiri kemudian berjalan mendekatinya sambil tersenyum kecil.

"Y-yes?" jawabku terbata-bata

"Harry akan baik-baik saja. Tesnya menunjukkan bahwa dia tidak mempunyai luka apapun di kepalanya. Tapi lutut, siku dan sebagian tualng rusuknya patah. Selebihnya dia hanya mempunyai luka goresan kecil. He perfectly healthy" dia menjelaskan sambil menunjuk catatannya.

"P-perfectly healthy!?" 

"How is he PERFECTLY HEALTHY? kenapa dia tidak bangun-bangun juga?" Aku menaikkan suaraku sambil menunjuk ke arahnya

"Tenang nyonya. Harry memang butuh istirahat untuk saat ini." Dia menjelaskan dengan tenang dan meletakkan tangannya di bahuku.

Aku memandang mata Niall.

Aku berlutut di hadapannya sambil berbisik pelan.

"Harry's fine"

Dia mengangguk dan berterima kasih. Aku dan Niall berdiri kemudian berjalan mendekati si perawat.

Kita mengikutinya keluar, meninggalkan Harry menuju bagian resepsionis.

Kita duduk di kursi dan saling memandang satu sama lain.

"Aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepada kalian"

Kita berdua hanya menangguk dan aku tak sengaja melihat Niall mengelap air matanya yang keluar tadi.

"Apakah Harry tinggal sendirian?" dia bertanya

"No, sebenarnya dia tinggal bersamaku dan tiga temanku yang lain" jawab Niall.

What??

Flashback hari itu saat aku dan Preston menonton TV replayed in my head.

"Wait..." kataku memotongnya

Niall memandangku dengan wajah yang bingung.

"You can't be Niall..from the xFactor.." kataku sedikit berteriak

Dia hanya mengangguk kemudian memandang perawat itu kembali, dengan sedikit terkesan.

Aku menaikkan satu alisku. This boy has a LOT explaining to do.

*NIALL POV

Alexis benar-benar tak mengerti. Apakah dia lupa ingatan? Maksudku, aku tahu kita bukan teman saat di xFactor tapi paling tidak kita pernah mengobrol satu atau dua kali.

Perawat itu menanyakan beberapa pertanyaan. Dia juga mengatakan bahwa Harry boleh pulang beberapa hari lagi.

"A couple of days?!" Alexis berteriak di depan perawat itu.

"There's nothing I can do about it. I'm sorry" Perawat itu menjelaskan kemudian berbalik lagi ke komputernya.

Aku melihat Alexis yang akan melakukan sesuatu kepada perawat itu. Aku segera menarik lengannya dan mengajaknya keluar dari ruangan itu.

"Jangan melakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal" kataku

Dia hanya mendengus kesal dan menarik lengannya menjauh dariku saat keluar dari pintu.

Beruntungnya aku karena tidak ada satu pun fans atau orang di sini. Mungkin karena ini sudah jam 1:30 pagi.

Di sini sangat gelap gulita. Dingin mulai terasa di pipiku saat aku baru saja keluar dari ruangan.

Kita berhenti dan memandang satu sama lain.

"Who are the other 3 lads you brought up, back there?" tanyanya tiba-tiba sambil melipat kedua tangannya.

"Louis, Zayn and Liam" kataku menjawab.

"Oh...Louis" dia tertawa kecil kemudian memandang ke bawah.

Aku mengangguk

"He was a blast" katanya menambahkan

"Still is" aku tersenyum ke arahnya

Dia menyeringai kecil.

"Apakah kau mau berkunjung ke flat kami?"

Dia baru saja akan mengangguk tapi kemudian dia langsung menggelengkan kepalanya.

"Aku tak bisa"

Is that just some lame excuse?

"I'm sorry.."

Aku hanya ingin tahu kenapa dia tak mau datang. Apakah aku begitu buruk?

____________

Daddy? Harry Styles [Indonesian Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang