2. Reunion

152K 9.1K 184
                                    

Bianca's POV

Aku sedang sibuk mengerjakan sketsa gaun bridemaids saat ponselku berbunyi. Aku meletakkan pensilku dan mengambil ponselku.

"Halo," ucapku sambil menaruh ponselku diantara telinga dan bahuku. Tanganku kembali melanjutkan pekerjaanku.

"Ca! Gue ada berita buat lo," ucap Josh dengan semangat dari sebrang sana.

Aku mengangkat sebelah alisku. "Ada apaan emang?"

"2 minggu lagi kita bakal ada reuni SMA!"

"Oh," jawabku singkat.

"Kok lo gak semangat gitu sih denger cerita ini?"

"Lah? Emang kenapa gue harus semangat? Gue aja pas SMA gak dikenal sama banyak murid kok."

"Lo gimana sih? Kan ini reunian SMA yang baru pertama kali diadain. Jadi, kemungkinan 90% Nath bakal ada di sana!"

Gerakan tanganku terhenti mendengar apa yang Josh ucapkan barusan. Aku bahkan tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Sedih? Senang? Atau dua duanya?

"Emang lo se yakin apa dia bakal dateng?" tanyaku berusaha terdengar biasa saja.

"Tadi gue tanya sama Paul. Nah, gue tanya kira kira dia bakal dateng gak. Paul bilang kayaknya bakal dateng, soalnya dia juga udah lama gak balik ke Indonesia."

Oh, Paul. Aku tahu siapa dia. Dia adalah sahabat baik Josh. Dia juga sahabat baik El waktu SMA. Saat itu, aku juga pernah menginap dirumahnya satu malam karena Om David saat itu sedang bermasalah dan Tante Ghea sedang dirawat dirumah sakit. Untung saja El ada di sana bersamaku. Kalau tidak, aku tidak tahu lagi waktu itu akan pergi kemana.

"Kenapa diem aja? Harusnya lo happy dong! Lo bisa ketemu dia lagi setelah 4 tahun dia gak ada kabarnya."

Aku tersenyum muram. "Dia juga udah lupa kali sama gue. Gue kan cuma masa lalu dia, Josh."

"Jangan pesimis gitu. Siapa tau Tuhan buat dia balik supaya kalian bisa ketemu lagi. Lo bisa manfaatin kesempatan ini buat nebus kesalahan lo ke dia. Siapa tau ternyata dia juga masih sayang sama lo kan?"

Apa iya ini yang Tuhan rencanakan? Apa benar aku bisa bertemu dengan El lagi dan memperbaiki hubunganku dengan nya? Atau sebenarnya El sekarang sudah memiliki orang lain yang menjadi kekasihnya? Apakah aku bisa menebus kesalahanku 4 tahun lalu?

"Caa!! Kenapa diem aja sih? Gue kayak ngomong sama tembok tau gak?"

Aku memutar kedua bola mataku. "Yauda, kita omongin ntar aja deh. Gue banyak kerjaan. Bye!" Lalu aku memutuskan sambungan begitu saja.

Aku meletakkan ponselku di atas meja dan kembali bekerja. Walau sebenarnya, aku tidak bisa berhenti memikirkan tentang omongan Josh barusan. Aku tidak yakin kalau El akan kembali ke Indonesia. Aku tidak yakin kalau El masih mau bertemu denganku. Dia pasti sangat marah denganku karena aku tidak menghargainya dulu.

"Biancaa!!" Teriakan Abi menyadarkanku dari lamunanku.

"Kenapa?" tanyaku cepat.

Abi menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatapku dengan curiga. "Lo lagi kenapa sih? Hari ini lo melamun terus tau gak?"

"Masa sih? Biasa aja kok," jawabku dengan nada biasa.

Abi menyipitkan kedua matanya. "Gue tau lo lagi boong. Ada apaan?"

Aku menghembuskan nafasku dengan berat. Tidak ada cara lain selain memberitahu Abi. Dia sudah hafal gerak gerikku.

Abi duduk di kursi depan mejaku seakan tau aku akan memberitahunya.

The ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang