Weird

1.9K 171 19
                                    

Heyyy!!! Hahah hampir sebulan nggak update:') kangen banget update sebenernya tapi karna kegiatan sekolah itu yg bikin aku jadi nggak sempet buat update. Dan... aku sempet ngetik part ini tapi lupa nggak ke save jadi nulis ulang:')
jangan lupa vommentsnya xx

***

Clarisse POV

Aku berkali kali menghela nafas kesal saat berkali kali juga permintaanku untuk pulang gagal. Coba tebak dimana aku sekarang? Aku terjebak bersama cowok menyebalkan bernama Edmund di bioskop! Ia menahanku agar tidak pulang dulu. Untuk apa? Entahlah tapi ia memintaku untuk menemaninya. Menyebalkan bukan?

Aku menoleh kearah samping tempat dimana Edmund duduk, tampak wajah tampan itu sedang serius menonton film horror. Ya, baru kali ini aku merasa tak tertarik menonton film horror. Sebenarnya aku yang memilih film ini karena Edmund juga tidak keberatan untuk aku memilih film apa yang akan kami tonton. Tapi siapa yang sangka akan begini jadinya? Aku benar benar merasa bosan dan ingin pulang!

"Ed" panggilku tak tahan.

"Hmm" gumam Edmund sambil mata masih fokus menonton.

"Aku mau pulang!" Rujukku.

Edmund diam tak menjawab.

"Ed, aku. Mau. Pulang!" Pintaku sambil menekankan setiap kata yang aku ucapkan.

Kali ini Edmund menoleh dan memberikan tatapan tajamnya. "Bisa diem nggak?"

Shit.

"Aku mau pulang, Ed! Aku mau pulang!" Ucapku berang.

Aku sudah tidak peduli dengan orang orang disekitar kami, aku tau mereka merasa terganggu dengan suaraku tadi tapi please aku sangat ingin pulang.

"Lo mau hp bapuk lo ini balik?"

Aku terdiam sesaat. Aku kesal jika ia sudah bicara seperti itu. "Mau lah" jawabku.

"Yaudah malem ini lo temenin gue! Udahlah gausah banyak protes. Skarang lo temenin gue makan, gue laper!" Pintanya layaknya seorang boss yang meperlakukan budaknya. Sial.

Edmund berdiri dari bangkunya dan berjalan melewatiku begitu saja.

Dengan berat hati, aku terpaksa menurutinya.

***

Mobil berhenti didepan sebuah restoran. Ya, mobil yang dikemudikan ini bukan mobilku, melainkan mobil Edmund sendiri. Mobilnya baru datang tadi pagi atas perintah dari mamanya.

"Kita makan disini?" Tanyaku saat sampai dimeja makan pilihan Edmund.

"Kita? Maksud lo gue sama lo? Nggak lah. Kan tadi gue mintanya temenin, bukan ngajak makan bareng. Mimpi banget lo bisa makan bareng gue"

Aku tercekat mendengar perkataannya barusan. Apa ini artinya aku hanya akan menontonnya makan?

Suara gemuruh diperutku mulai bersorak saat makanan yang dipesan Edmund datang. Sang pelayan wanita itu menatap Edmund dengan wajah kagum dan menatapku dengan wajah bingung. Entah apa yang ada didalam pikiran pelayan itu mungkin saja ia mengira aku sebagai ajudannya (budak).

"Nona, mau pesan apa?" Tawar sang pelayan itu sambil tersenyum ramah.

Aku menggeleng cepat. "Gausah, makasih" tolakku sambil tersenyum paksa.

Setelah pelayan itu pergi, aku terdiam sambil melirik sekilas ke arah Edmund yang sedang asik memakan pesanannya tadi tanpa memerdulikan keberadaanku.

"Kenapa tadi lo nggak mesen?" Tanyanya tiba tiba.

Aku mendongak menatapnya yang ternyata sudah menatapku. "Nggak laper" jawabku berbohong.

Edmund lalu melanjutkan makannya lagi setelah mendengar jawabanku tadi. Aku pikir ia akan bilang "gue tau lo laper" dan manggil pelayan buat pesan makanan. Tapi tidak mungkin.

I'm Yours (c.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang