Part 36 - Still Friendzone

2.5K 241 30
                                    

Greyson tiba-tiba memanggil semua orang untuk berkumpul diruang tamu. Sean menghentikan laju kursi rodaku disamping sofa yang sedang diduduki oleh Greyson. Bibi Lisa dan Paman Scott tersenyum hangat kearah kami berdua.

"Ada apa ini?" tanya Sean sambil mendaratkan bokongnya dikursi. Greyson masih sibuk dengan ponselnya dan akhirnya Bibi Lisa yang memulai pembicaraan, "Kami berencana akan kembali ke Oklahoma," Ujarnya dengan senyuman kecil, "Alexa akan segera menikah dan lusa ia akan segera dilamar," sambung Paman Scott. Aku terkejut dan tanpa sadar menutup mulutku, "Benarkah? Oh Tuhan! Aku senang sekali mendengarnya," Aku memegang lengan Greyson, "Kau akan menjadi pendamping Alexa di depan altar," ujarku antusias.

Greyson menaruh ponselnya didalam saku lalu menatap kearahku dan Sean, "Aku ingin kau ikut denganku," Aku diam dan segera menatap kearah Sean yang terlihat sedang menggertakan gigi.

"Kau tidak bisa mengajak Birdy." Sean angkat bicara. Ia menautkan jemarinya didepan dagu, "Kondisi Birdy yang tidak stabil membuatnya harus tetap tinggal dirumah,"

"Kau boleh ikut bersama kami,"

Sean menggeleng, "Jika kau menyayangi adikku. Biarkan ia disini dan akan ku pastikan ia baik-baik saja selama kau pulang ke OK,"

Aku mendelik kearah Sean. Kata-katanya barusan seolah sengatan listrik. Jika kau menyayangi adikku oh jelas ia tidak mungkin menyayangiku dan mengiyakan permintaan Sean. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri sampai tidak menyadari kalau tangan Greyson sudah berada dipuncak kepalaku, "Baiklah. Sampai bertemu satu minggu lagi," ia mengacak lembut rambutku. Aku hanya bisa termenung melihat jejak senyum kecil diwajahnya.

Jadi, ia menyayangiku...

Aku segera menggelengkan kepalaku keras-keras.

"Birdy, kau kenapa?" Aku berhenti lalu tersenyum canggung, "Tidak ada," Dengan tergesa-gesa akhirnya melajukan kursi rodaku ketaman belakang tak lupa sebuah buku didalam genggamanku.

Esok harinya, rumah terasa hening sejak keberangkatan keluarga Chance pagi ini. Aku hanya menonton acara TV yang membosankan sambil menunggu Sean kembali dari supermarket.

"BIRDY KU SAYANG," aku hampir terjatuh dari kursi roda karena terkejut mendengar teriakan itu. Menoleh kebelakang ku melihat Harry menenteng dua bungkus permen kapas dan satu kotak coklat.

"Harry, dengan siapa kau datang kemari?" Harry langsung menghempaskan tubuh disofa dan tersenyum lebar kearahku, "Bersama pasukanku tentunya," aku mengernyit heran dan akhir suara gaduh mulai terdengar dari luar. Niall, Louis, Liam dan juga Sean masuk kedalam rumah secara berebut.

"Minggir aku mau masuk bodoh!" Sean mencoba menyingkirkan lengan Liam yang menghalangi tubuhnya sementara Niall menyelip masuk diantara selangkangan Louis.

"Yay aku berhasil masuk," Niall bergoyang kesana kemari dengan sebungkus keripik kentang ditangannya. Harry mengusap wajahnya sambil menggeleng heran dengan kelakuan teman-temannya ini. Setelah mereka semua berhasil masuk, satu persatu menyapaku dan ikut bergabung duduk di sofa.

"Sean, memintaku untuk menjagamu selama ia bertugas," ujar Harry yang berhasil membuatku menoleh langsung pada Sean, "Kau bertugas?"

Sean mengangkat kedua alisnya, "Aku harus menemani dokter kepala melakukan operasi dan kurasa tidak ada salahnya mengizinkan mereka disini untuk menemanimu. Kau tidak keberatan, 'kan?"

Aku menyengir lebar. Mana mungkin aku keberatan ditemani oleh mereka. Mereka sudah kuanggap seperti kakak kandung ku sendiri meskipun sikap mereka konyol dan menjengkelkan, "Tentus aja tidak. Aku malah senang," ujarku gembira. Mereka semua berpencar diseluruh penjuru ruangan. Greyson memang memiliki beragam permainan yang ia sediakan dirumahnya, diantaranya billiard, tenis meja, dan football soccer table. Disaat semua orang memilih untuk bermain, Harry malah memilih untuk menemaniku ditaman. Mendengarkan ceritaku.

The Star [ Greyson Chance ]Where stories live. Discover now