FL ~ 04 ✅

1K 97 6
                                    

FL ~ 04
.
.
.
.
.
(Rate 13th+)
.
.
.
"Do it, Hotma."

Hotma mencium lagi bibir Rian. Ciumannya begitu lembut namun intens. Walau dirinya merasakan hawa panas diseluruh tubuhnya namun ia tak langsung menyerang Rian.

"No." jawabnya. "Tidak sekarang, Ri."

Rian yang masih menggelora, terkejut dengan perkataan Hotma. "Ke...kenapa?" tanyanya lirih.

Hotma mencium bibir terbuka milik Rian. Rian hanya diam tak membalas ciuman Hotma. Rasa kecewa menyelimuti hatinya.

"Saat ini kondisi tubuhku kurang fit. Aku kelelahan karena pertandingan ditambah dengan pesta kecil tadi. Energiku serasa udah habis. Dan sekarang apa aku harus melakukan 'olahraga' lagi?" kerlingnya.

Rian yang berada dibawah tubuh besar Hotma segera memalingkan wajah dari pandangan Hotma. Ia benar-benar malu karena sempat berfikiran buruk tentang penolakan Hotma tadi.

Hotma terkekeh melihat reaksi Rian. Lalu ia merebahkan tubuh lelahnya disamping Rian. Kedua tangannya memeluk tubuh Rian dan kepalanya diselipkan dileher putihnya.

"Baumu wangi." gumamnya. Rian mengedikkan bahu yang disusupi kepala Hotma. Tubuhnya merinding, merasakan nafas Hotma yang berhembus disana.

"Geli ah..." desahnya. Rian berusaha menoleh namun ditahan oleh Hotma.

"Hmmm.... Biarin kayak gini. Aku suka baumu." pinta Hotma.

Rian terdiam dan tak berusaha untuk menoleh. Tubuhnya dihimpit oleh tubuh besar Hotma dan ia juga mengendus wangi tubuh Hotma.

"Baumu juga wangi, Hotma."

"Aku kan baru mandi." jawab Hotma enteng.

Tiba-tiba Rian melepaskan diri dari belitan Hotma dan langsung terduduk.

"Kau...kau...gak...pake...baju...dan..." seru Rian panik. Wajahnya memerah dan debar jantungnya bergerak tak beraturan. Ia bahkan tidak menoleh kebelakang.

Sebuah kecupan mendarat di leher Rian dan sontak membuat Rian tersentak. Apalagi sepasang tangan besar Hotma merengkuh tubuhnya dari belakang.

"Aku tidak telanjang jika itu yang kau pikirin."

Rian diam tak bergerak. Debaran jantungnya masih tak beraturan walau tidak seheboh sebelumnya.

"Tapi tadi kau keluar kamar mandi hanya pake handuk kan?" tanyanya pelan.

Bibir Hotma yang berada dilehernya naik kearah tulang rahang dan akhirnya berada tepat ditelinga kiri Rian.

"Aku hanya pake celana dalam dan..." bisik Hotma.

Rian kembali meremang mendengar bisikan Hotma yang membuat degup jantungnya kembali porak-poranda. Hotma menjilat ujung telinganya.

"...dan boxer." lanjut Hotma pelan.

Rian mendesah tanpa sadar. Gairahnya kembali mencuat. Tubuhnya menjadi panas dan perutnya bergelolak. Lidah Hotma kembali 'bermain' disekitar telinga kiri Rian yang membuat desahannya semakin keras.

"Ka...katanya...kamuuuuh...esss....capeeeksss..." erang Rian. Kepalanya mendongak yang justru membuat bibir Hotma semakin merajalela.

"Iya. Tapi kalo untuk menciummu seperti ini gak akan membuat badanku remuk." bisiknya.

"Justru membuatku seperti diberi vitamin." sambungnya.

"Aaahh...."

Rian mengerang keras saat jari-jari Hotma menyentuh dadanya, tepatnya kedua puting tegaknya. Tubuhnya condong kedepan dan bagian bawahnya mengeras.

FATEFUL LOVE [BxB] #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang