[Chap III : If Me?]

5.6K 304 89
                                    

Semuanya telah berubah.

Disamping karena kehidupan kerja yang membuat semuanya terasa berbeda, ini juga karena Hinata murni yang melakukannya.

Dia perlahan namun pasti mulai menutup diri dari Naruto.

Dia mengakui bahwa dia sudah kalah. Kalah pada kesombongannya yang merasa bahwa dia mampu menghadapi perasaannya yang terluka...

Semenjak hari itu, Hinata berubah. Dia bahkan sudah tidak mampu untuk pura-pura tersenyum saat menghadapi Naruto dan Sakura.

Setelah Hinata akhirnya berkumpul dengan Naruto dan Sakura di hari wisuda, Hinata mencoba memberikan senyum terbaiknya sebagai seorang teman. Melihat wajah Naruto yang berseri oleh kebahagiaan, Hinata akhirnya sedikit mampu bertahan lebih lama untuk mangambil foto bersama keduanya.

Tentu saja Hinata melakukannya karena memang dia ingin. Begitu-begitu kedua orang itu adalah sahabatnya. Hinata hanya tidak mau berakhir dengan begitu banyak rasa penyesalan.

Tapi saat Naruto dan Sakura mengajaknya untuk makan bersama sepulang itu, Hinata tentu menolaknya.

Oh ayolah... Dia tidak punya hati sekuat itu.

Dan itu telah menjadi hari terakhirnya bertatap muka langsung dengan Naruto... juga dengan Sakura.

Namun keduanya masih tetap menghubungi Hinata lewat ponsel. Terutama Naruto...

Pria itu rajin mengiriminya pesan. Meneleponnya juga. Bahkan mengajaknya untuk bertemu.

Tapi untuk bertemu, Hinata selalu berhasil menolaknya dengan alasan yang bagus. Meski begitu Hinata dan Naruto masihlah tetap bersahabat.

Ini hanya karena Hinata yang belum terlalu rapi menata kembali perasaannya. Dia masih belum mau bertemu.

Namun ada sesuatu yang membuat Hinata merasa aneh... Bukankah sejak dulu Naruto selalu menerobos kamarnya dengan leluasa meski dengan izin memaksa?

Lalu, kenapa Hinata merasa pria itu agak ragu datang ke rumahnya lagi belakangan ini? Naruto bahkan sama sekali belum lagi memaksa untuk datang ke kamarnya sampai sekarang. Yah memang menguntungkan sih, dengan begitu Hinata tidak perlu repot-repot mempersiapkan alasan bagus untuk menolak.

Hanya saja, hal itu tetap saja mengganggu dipikiran Hinata.

Apa Hinata telah melakukan sesuatu yang membuat Naruto tersinggung?

Bahkan Hinata tahu jika Naruto sebenarnya ingin bertanya, kenapa Hinata tidak pernah membiarkan jendelanya terbuka lagi saat Hinata berada dirumah. Tapi pria itu selalu berakhir menelan kembali rasa penasarannya karena dia merasa ragu.

Untuk Naruto, seharusnya pria itu baik-baik saja bukan? Apabila salah satu dari mereka ada yang berubah, bukankah itu seharusnya Hinata?

Naruto kan tidak tahu apa-apa. Lalu kenapa dia harus bersikap ragu dan tidak... enak hati pada Hinata?

Ah, entahlah. Bahkan jika kau bertanya langsung pada Naruto, dia sendiri tidak tahu alasannya.

Namun selebihnya, Naruto masih terdengar baik-baik saja ditelepon.

Yah, hingga disuatu sore Naruto tiba-tiba menelepon Hinata yang sedang pergi berbelanja. Naruto memberitahu bahwa dia akan pergi ke ibu kota untuk mulai bekerja di tempat ayahnya dan tinggal disana beberapa bulan untuk pelatihannya.

"Aku sudah berada di bandara sekarang." Ucap Naruto sore itu bagai petir bagi Hinata yang mendengarnya.

Dan itu membuat Hinata hanya mampu membisu beberapa saat.

Give Me Love [NaruHina]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora