Chapter 02

802 62 3
                                    

Author's POV

-Liam's Enterprise Holding Inc-

"Bagaimana? Apa sudah ada kabar dari Mr. Liam? Dia belum menjawab telponnya?"

"Belum, Miss Yua. Saya sudah mencoba menghubungi Mr. Liam tapi semua ponselnya tak bisa dihubungi."

"Tetap coba hubungi nomor khusus bisnisnya. Aku akan mencoba menghubungi nomor pribadinya." Ucap gadis berambut Dark Brown ini dengan ekspresi khawatir serta bingung yang cukup kentara.

Seluruh karyawan yang ada dalam Tim Pemasaran Liam's Enterprise kini tengah dibuak panik oleh sang CEO kebanggaan mereka. Pagi ini, tepatnya 15 menit lagi akan diadakan rapat untuk menandatangani kontrak produk baru dari anak perusahaan Liam's Enterprise yang bergerak dalam bidang Fashion. Setelah mengeluarkan rancangan pakaian khusus musim panas yang sudah di peragakan dalam 'Paris Fashion Week' dan cukup mendapatkan respon yang cukup baik dari para pengamat fashion, rencananya perusahaan Liam akan memasarkan pakaian rancangan anak perusahaannya dibeberapa butik ternama di paris. Hari ini adalah penandatanganan kontraknya. Tepatnya 15 menit lagi rapat akan dimulai. Bahkan beberapa utusan dari beberapa butik ternama tersebut sudah tiba di ruang rapat. Namun masalahnya ada pada CEO mereka sendiri. Semua masalah yang akan dibahas dalam rapat serta persiapan untuk rapat sudah dipersiapkan secara matang. Dan semuanya akan sempurna jika CEO mereka yang terkenal disiplin ada dihadapan mereka. Masalahnya adalah Sang CEO belum juga hadir dan belum memberik tanda-tanda akan segera hadir. Sontak membuat para Tim pemasaran mulai dibuat bingung dan pontang panting berusaha menghubungi Sang CEO namun hasilnya nihil. Sang CEO muda tak dapat dihubungi. Ia menghilang bak ditelan bumi. Dan satu-satu harapan tempat mereka mengadu adalah Miss Yuangka. Sekretaris dari CEO mereka. Mereka berharap Miss Yuangka bisa menghubungi Mr. Liam sebelum para utusan dari butik-butik tersebut hadir. Dan masalahnya akan selesai.

Andai semudah itu. Mungkin mereka tak akan sepanik ini. Masalahnya hanya satu. Snag CEO sama sekali tak dapat dihubungi.

Wanita berambut Dark Brown itu kini tengah sibuk dengan benda pipih persegi panjang yang kini terus menjadi pusat perhatiannya dan menjadi satu-satunya benda yang bisa menghubunginya dengan si pusat masalah yang kini tengah memporak-porandakan Tim Pemasaran.

Gadis mungil itu terus mengetukan Stileto hitam miliknya dengan lantai marmer ruangannya. Mondar mandir kesana kemari. Sesekali mengigit kuku cantik berwarna merah darah miliknya. Ia terus mengigit bibir bawahnya saat lagi-lagi saat yang membalas telponnya hanyalah operator yang terus menggumamkan kalimat yang sama.

Yuangka lagi-lagi mengacak rambut Dark Brownnya sambil terus mencoba menghubungi Mr. Liam yang tiba-tiba menghilang ditelan bumi. Biasanya Liam tak pernah datang terlambat ke kantor. Bahkan ia selalu datang paling awal. Bahkan ia datang sebelum Yuangka --sang sekretaris-- hadir dan menyiapkan kopi atau teh yang memang biasa harus ia siapkan setiap paginya.

Biasanya Liam tak pernah seperti ini. Ia tak pernah terlambat saat akan mengadakan rapat penting. Ia selalu menyiapkan diri minimal setengah jam sebelum memulai rapat hanya untuk sekedar mempelajari bahan rapat yang akan di bahas bersama Yuangka. Namun kali ini berbeda. Liam tampaknya berubah hari ini. Ia bukan Liam yang Yuangka kenal sangat perfectionis akan pekerjaannya.

".... nomor yang ada tuju...."

Yuangka kembali mendial nomor Liam. Mungkin untuk yang keseratus kalinya. Yang bahkan selalu mendapatkan jawaban yang sama. Operator. Hanya suara operator yang menjawab telponnya.

"Liam..... ada apa denganmu? Kenapa kau seperti ini. Kumohon..... aktifkan ponselmu. Aku membutuhkanmu." Lirih Yuangka masih terus berusaha menghubungi Liam. Tanpa ia sadari air matanya sudah membahasai pipi Chubby-nya. Membasahi wajah cantiknya.

I WONT GIVE UPWhere stories live. Discover now