Apa susahnya ngomong?

93.4K 4.6K 78
                                    

Maaf kalo ganyambung cdan typo bertebaran. maaf kalo ceritanya ngaler ngidul. aku amatir hehe.
minya vote dan comment nya.

Annika POV

Akhir akhir ini setelah kejadian Risyad tempo hari, Refeno menjadi sangat aneh.

Bagaimana tidak? Dia bersikap seolah olah dia pacar Annika. Menjemput Annika! Mengantar Annika! Selalu melarang Annika ini itu! Selalu marah marah jika Annika tak menghubunginya. What hell no?

Kamu siapanya Annika, no?

Seperti saat ini, Refeno membuntuti Annika terus menerus selama dikampus. Rese banget. Annika amat sangat grogi, asalkan kalian tahu, diikutin mulu Refeno.

Annika menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya, menatap Refeno kesal.

"Stop ngikutin aku! Aku mau masuk kelas! Sekarang kamu pergi sana!" Annika menghentak hentakan kakinya.

Refeno hanya menautkan alisnya.

"Bodo amat deh!" kata Annika berlalu masuk kedalam kelas.

Bukannya Annika tak suka selalu dekat dengan Refeno. Suka, Annika suka banget, tapi jantung Annika lelah maraton terus!

***

Kelas bubar, Annika keluar kelas paling terakhir karena malas berdesak desakan dengan orang lain.

"Pulang?" Refeno tiba tiba ada di hadapan Annika, Annika berjengkit ke belakang, kaget.

"Kaya setan aja ngagetin!" semprot Annika, padahal Annika kaget.

Refeno tak menghiraukan ucapan Annika dan menggenggam tangan Annika.

"Kamu dari tadi nungguin aku? Kok bego bangetsi mau maunya nungguin aku."

Refeno tak menggubris Annika lagi, malah membawa Annika menuju parkiran.

"Kemana kamu no? 30 menit lagi kan kita ada kelas." Sandi salah satu teman sekelas Refeno bertanya ketika papasan.

"Nganterin dulu." jawab Refeno singkat, lalu berlalu begitu saja.

"Kalo ada kelas gak usah anter aku. Nanti kamu telat, aku bisa pulang sendiri. Aku pulang sendiri aja ya, biarin ya?" memang akhir akhir ini sulit sekali membuat Refeno membiarkan Annika berkeliaran sendiri.

"Gak akan!" Refeno menatap Annika tajam. Kenapa sih?

"Iya iya biasa aja dong matanya, mau ditusuk tuh mata?"Annika mengangkat tangan kirinya yang tak digenggam Refeno, membuat gerakan seolah olah ingin menusuk mata Refeno beneran. Padahal, mana berani.

Refeno menatap Annika seperti menatap sesuatu yang aneh.

Annika hanya menyengir.

"Yaudah kalo gitu, aku tungguin eno kaya eno nungguin aku tadi. Kan jadi nanti pulangnya tetep bareng, ya?" tawar Annika

"gak!" kata Refeno tak mau di bantah dan menyuruh Annika masuk ke mobilnya.

Akhir akhir ini pun, Refeno jadi suka mengantar jemput Annika pake mobil.

***

Refeno benar benar. Refeno mengantar Annika bukan hanya sampai depan pintu gerbang rumah, tapi pintu kamar. Hebat banget kan dia!

"Jangan keluyuran!" kata Refeno

"Terserah aku dong." kata Annika, Annika suka menggoda Refeno, dengan cara membantahnya. Meskipun akan dibalas Refeno dengam ancaman dan Annika akan takut juga ujung ujungnya.

"Awas aja!" ancam Refeno, menatap Annika serius dengan mata tajamnya.

Annika menutup pintu kamarnya kencang sekali tepat di depan wajah Refeno!
Annika tak tahan dengan tatapannya yang menenggelamkan Annika, so deep.

SlightedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang