V. Escape

117 16 4
                                    

Seperti yang sudah dirembukkan, Bryant akhirnya bersedia untuk maju menjadi orang yang akan mempresentasikan hasil maket yang telah mereka buat beberapa hari lalu.

"Tenang, jangan gugup, hanya beberapa murid saja yang akan melihat dan mendengarkanmu," Bryant hanya menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.

Entah mengapa, sepertinya ia belum pernah mempresentasikan sesuatu di depan kelas sejak dulu, ia terlihat seperti seseorang yang akan berpidato di depan pejabat-pejabat. Ia sangat terlihat gugup.

Ketika saatnya kelompok Jacqueline di panggil, sekali lagi Bryant menarik nafasnya dengan panjang lalu menghembuskannya setelah itu. Mereka semua maju ke depan kelas. Bryant sebagai pembuka, yang mempresentasikan dan penutupnya.

Bryant memang tidak mempresentasikan semuanya, Louis, Jacqueline dan Daisy sedikit-sedikit juga berbicara. Namun yang lebih mendominasi adalah Bryant.

**

"Nah! Benar kan kataku, kau pasti bisa," Ujar Louis ketika ia sedang berjalan ke kantin bersama dengan Jacqueline, Daisy dan Bryant.

Mereka berempat tampak akrab semenjak berada dalam satu kelompok waktu itu.

Ketika sudah sampai kantin, Daisy dan Bryant memutuskan untuk mengambil jatah makan siang. Sedangkan Jacqueline tak berselera untuk makan, dan Louis sedang sibuk belajar untuk ulangan Sejarah setelah ini.

"Um, kau tidak makan?" Louis yang sedari tadi mencuri untuk melirik Jacqueline pun akhirnya membuka suara.

Jacqueline menggeleng. "Tidak selera," Jac kemudian memalingkan wajahnya.

Louis hanya mengangguk dan terus menatapi Jacqueline yang melihat ke arah lain.

Louis sedikit melengkungkan sudut bibirnya ketika ia menatapi Jacqueline. Dan saat itu Jacqueline menatapnya lagi. Tanpa berpikir dua kali, ia langsung memalingkan arah pandangan ke Bryant yang sudah kembali.

"Maaf lama menunggu," Ujar Bryant yang langsung memecah keheningan.

Jacqueline dan Louis hanya menoleh sesaat lalu membuang wajahnya jauh-jauh.

Entah apa yang ada di pikiran kedua manusia ini, namun mereka sama-sama merasa jenuhーentah mengapa.

Hari ini Jacqueline memang sedang tidak bersemangat, sedangkan berbeda dengan lelaki di depannya.

"Memangnya kau belum ikut ujian sejarah?" Jacqueline yang bosan untuk berdiam diri itupun akhirnya bertanya pada Louis.

"Uh, sudah tetapi hanya mendapat C,"

Jacqueline mengangguk mengerti kemudian berdiri dan meninggalkan kantin.

Ketiga temannya saling bertatapan ketika ia meninggalkan kantin. Tanpa babibu, Louis segera menutup bukunya dan mengejar Jacqueline.

Siapa sangka Louis yang awalnya ragu untuk pindah ke Amerika kini malah sedang mengejar seorang gadis berdarah Amerika yang ternyata hanya pergi ke toilet.

Lebih baik kutunggu disini saja, pikirnya.

Jacqueline sedang menghadap ke cermin, menatapi pantulan dirinya sendiri di depannya. Terlihat kantung mata yang lumayan besar dan hitamーkarena ia tidak bisa tidur akhir-akhir ini.

Ia terpikirkan oleh..

Oleh perasaannya sendiri.

Sebelum meninggalkan toilet yang sedang sepi, Jac membasuh wajahnya dengan air lalu menatap pantulan wajahnya sekali lagi di cermin kemudian meninggakan toilet.

hidden ✧˖ l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang