1

10.4K 485 7
                                    

Kedua sudut bibir tipis itu tertarik, menciptakan sebuah senyuman yang indah.
Ia baru saja dikirimi pesan oleh kekasihnya.

Km udh tdr? Istirahat ya. Udh mlm

Singkat. Namun cukup membuatnya bahagia.

Prilly Steffyna, gadis yang memiliki kekasih bernama Ali Deffro.
Pria yang memiliki kepribadian cuek, tak peduli. Meski begitu, Prilly masih saja bertahan.

Hubungan mereka sudah berjalan selama 5 bulan.
Hambar, itulah yang dirasakan oleh Prilly karena Ali seperti tak peduli padanya.
Namun, tak ada kata 'putus' yang melintas di pikiran mereka.
Bagi Prilly, perhatian dari Ali yang ia tunjukkan melalui pesan-pesan singkat sepertinya sudah lebih dari cukup.
Menurut Prilly, hal termanis yang Ali lakukan untuknya adalah mengingatkannya makan, tidur dan sebagainya melalui pesan-pesan singkat.

Lumayan jarang berinteraksi.

Ya, itulah faktanya. Namun sekali lagi, Prilly masih memilih untuk tetap bertahan.

Back to reality.

Prilly tersenyum bahagia. Jarinya terangkat untuk membalas pesan dari kekasihnya.

Iya ini udah mau tidur kok. Kamu juga ya, jangan begadang. Nanti sakit

Kemudian ia berbaring di ranjangnya. Mengingat kembali bagaimana cara sewaktu mereka bersatu.

"Aku suka sama kamu..." ucapan Ali membuat Prilly tergagap. "A..eh? A
..apa?"
"Iya, aku suka sama kamu, nggak.. Bukan suka, cinta. Mau melanjutkan ke hubungan yang lebih serius?" tanya Ali dengan wajah serius.
"Ali.... Kamu bener mau serius?" tanya Prilly pelan, meski dalam hati ia menjerit senang karena cintanya tiak bertepuk sebelah tangan. "Aku nggak mau jika sebuah hubungan berhenti di tengah jalan.." lanjutnya.
Ali memegang tangan Prilly. "Would you be my girlfriend?" Prilly menggigit bibirnya. "Iya... Aku mau.."

Prilly tersenyum mengingatnya. Namun perlahan, senyum itu memudar.
Ia mengingat bagaimana sikap seorang Ali.
"Aaaallliii.... Boleh aku beli lollipop itu?" rengek Prilly manja sambil bergelayut di lengan kokoh Ali. "Pril." tegas Ali. "Kamu tau aku nggak suka cewek manja?" tegas Ali serius, dan berhasil membuat Prilly melepas tangannya dari lengan kokoh Ali. "Ya, aku tau. Aku ngerti. Oke.. Aku beli lollipop dulu." Raut Prilly berubah menjadi datar

Ini benar-benar menjadi rutinitas seorang Prilly Steffyna, yaitu setelah membalas pesan Ali yang rutin Ali kirimkan, ia membaringkan tubuhnya di ranjang sambil mengingat kembali momen saat mereka resmi menjadi sepasang kekasih, kemudian ia mengingat berbagai sikap Ali yang kadang cuek, dan sebagainya.

-Rumah Ali-

Ali memetik gitarnya. Pria bermarga Deffro ini tersenyum sambil terus memainkan gitarnya. Ia baru saja membaca pesan dari Prilly. Kakaknya, Alya Deryana Deffro menghampirinya.
"Li." panggil Alya. "Hmm..?"

"Masih pacaran sama Prilly?"

Ali mengangguk samar. "Kenapa?"
"Gak papa... Kasian aja... Prilly harus dapet adek gue yang cuek dan gak peduli minta ampun..."
"Apaan sih lo? Yang ada dia beruntung.." sanggah Ali.

"Heh! Beruntung dari mana? Kapan lo jalan sama Prilly? Kayaknya nggak pernah!"

"Kalo cinta itu harus jalan bareng ya?"
"Kapan lo peluk dia?! Mencurahkan kasih sayang lo ke dia?!"

"Kalo cinta harus pelukan ya?"

"Kapan lo peduli sama dia?!"

"Kalo cinta harus pedu..." Ali menggantung kalimatnya saat ia sadar apa yang akan diucapkannya.
Alya tersenyum puas.

"Iya! Dan lo dari tadi dengan bodohnya ngebalik ucapan gue! Kalo gue bilang Kapan lo bersikap baik sama dia? Trus lo mau jawab Kalo cinta harus bersikap baik ya? Gue nggak ngerti sama lo, Li!"

"Trus nih, lo nggak pernah peduli soal apa pun tentang Prilly. Misalnya dia lagi dimana, ngapain, sama siapa..."
lanjut Alya. "Yee... Itu mah protektif, nanti Prilly nggak suka dikekang!"
"Ya usaha apa kek! Gue tanya nih, kalo lo nggak bisa peduli sama dia, kenapa lo harus jadiin dia pacar lo?!"

"Ya karena cinta harus memiliki."

"Nah! Tapi kenapa sikap lo kayaknya nggak bisa setuju sama 'Cinta harus saling peduli'?"

Ali meletakkan gitarnya, lalu menatap mata sang kakak. "Gini, kak. Gue sama Prilly terikat dalam satu hubungan. Gue sama dia saling cinta. Prinsip gue.. Kalo misalnya kita udah terikat, harus nya udah saling percaya. Gue jaga hati Prilly, Prilly
pun harusnya jaga hati gue. Gue bukan nggak peduli, tapi gue percaya. Asal dia jaga hati dan perasaan gue, gue gak papa kok."

Alya menyeringai. "Okey... Jadi kalo Prilly lagi jalan sama cowok lain gak papa dong? Kan yang penting dia jaga hatinya buat lo."

"Apa-apaan? Nggak!" sergah Ali tidak terima. Alya mendekat. "Li, belajarlah buat menjadi lebih baik. Gue yakin Prilly ngerasa hambar dengan hubungan kalian, paling2 cuma dapet sms 'udah makan belum', 'udah tidur belum' doang dari cowoknya."

"Sialan!"

"Makanya! Belajar, Ali Deffro Putrando!" Ali tercenung. Semua ucapan Alya tidak ada yang salah. Setiap ia mengirimi Prilly pesan singkat, Prilly membalasnya dengan balasan yang lebih panjang.
"Oke. Gue berusaha. Gue mulai dari awal. Gue harus bisa bikin hubungan gue lebih berwarna. Demi Prilly Steffyna Putriana....."

Halooo! Ini cuma tulisan selingan aku aja yaa.. Heheee.. Ini part nya nggak banyak kok... Cerpen soalnya.. Hehe... Vomment yaa

Just 24 Hours ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang