5

6K 256 2
                                    

2 tahun kemudian...

"Ali..."

Tok! Tok! Tok!

"Masuk." jawab Ali dari dalam kamarnya. "Mama, ada apa?" tanya Ali. "Besok malam kamu pake baju resmi ya, pake jas." ucap mama pada putranya yang sedang membereskan bukunya.
"Hm? Ada apa?"

"Keluarga Latuconsina mau datang, makan malam bareng-bareng.." ucapan sang Mama membuat Ali menahan nafas. "Prilly..." lirih Ali. Mama menghela napas. "Kamu harusnya udah move on, Li.." tanggap mama. "Iya ma.. Ali udah kok.. Ali cuma takut tiba-tiba keinget Prilly terus nangis... Kan malu." Ali terkekeh mendengar ucapannya sendiri, mama pun ikut terkekeh.

"Emang ada acara apa?" tanya Ali. "Itu, ada acara lamaran resminya Byan sama Alya." Ali terbelalak. "Bang Byan sama Kak Alya?!"

"Iya... Kamu sih, 2 tahun ini menutup diri terus. Jadi nggak tau kan, kalo ada berita heboh.." tanggap mama. "Kok tau-tau udah lamaran aja, ya?" tanya Ali.

"Ta'aruf selama 3 bulan aja, Li... Nggak pake pacaran, jadi kayak masa pdkt gitu.. Jangan-jangan, anak mama yang satu ini juga nggak tau lagi, kalo kakaknya lagi deket sama kakanya Prilly.." jawab mama. Ali terkekeh, "Emang Ali gak tau, Ma.." "Pokoknya besok malem anak mama ini harus ganteng.. Eh, anak mama yang ini kan mau diapain juga tetep ganteng ya.." Sepasang ibu dan anak ini kemudian tergelak bersama.

------

Ali bertemu dengan gadis baik nan polos di kampusnya. Ia mahasiswa baru yang satu jurusan dengan Ali.

"Mm.. Maaf, permisi.. Fakultas kedokteran dimana, ya?" tanyanya sopan pada Ali yang fokus dengan gitarnya. Ali menoleh. Seorang gadis dengan rambut terkuncir satu, memiliki mata hazle yang indah. Mirip dengan Prilly, bedanya bibir gadis ini cukup tebal, tidak seperti Prilly yang memiliki bibir tipis. Gadis itu tersenyum, membuat Ali mau tak mau membalas senyumnya. "Di sebelah sana.."

Ali dan gadis itu lalu sering sekali berpapasan di bagian kampus mana saja. Seperti kafetaria, dekat toilet, taman kampus, dan lain-lain. Setelah 2 minggu sering berpapasan, Ali baru mengetahui nama gadis itu. Ia bernama Sisi, Afran Sisiana Lettuconsa. Selama sebulan ini, mereka terlihat semakin akrab dan semakin dekat.

----
Is it too late now to say sorry

Cause I'm, missing more than just you body.. Oh...

Is it too late now to say sorry..?
Yeah I know-oh-oh that I let you down

Is it  too late to say sorry now?

Ali mengikuti asal suara merdu nan indah tersebut.  Ia berjalan di sebuah taman indah penuh cahaya. Ia melihat seorang gadis sedang duduk di ayunan, berayun pelan sembari bersenandung menikmati nyanyiannya sendiri... Gadis itu berpakaian serba putih dan bercahaya.
Ali tersenyum, kemudian ia menggerakkan kakinya untuk menghampiri gadis itu.

"Prilly.." gumam Ali saat mengetahui bahwa Prilly lah yang bernyanyi.
"Haiii... Aku dateng lagi nih ke mimpi kamu... Aku seneng deh, kamu udah mulai terbuka sama cewek. Semoga kamu langgeng sama dia, aku selalu doain.. Aku pergi dulu, ya, Ali..."

"Prilly, apa sih, sayang? Aku gak jadian sama dia.." ucap Ali sambil tersenyum dan itu sukses membuat Prilly yang sudah berjalan meninggalkan Ali, berhenti. Lalu ia menoleh. "Jangan panggil aku sayang lagi, Ali. Aku tahu kamu gak jadian sama Sisi, tapi kamu tertarik kan, sama Sisi?"

"Aku tertarik gara-gara dia mirip kamu.."

"No, Ali. Aku mantau kamu dari atas sini. Tatapan kamu beda waktu natap aku, sama natap Sisi. Kalo kamu tertarik sama dia gara-gara mirip sama aku, itu sama aja kamu ngelampiasin perasaan kamu ke gadis polos itu! Kamu kejar dia.. Kamu harus lupain aku.. Jangan sampe kamu kehilangan orang yang kamu cintai untuk yang kedua kalinya... Bye.." Prilly menghilang di hadapan Ali.

Just 24 Hours ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora