additional part pt 2

1K 138 34
                                    

Louis tidak pernah tahu kenapa dirinya mengubah seluruh rencana kegiatannya malam ini setelah Harry marah-marah lewat telepon. Seperti dihipnotis, cowok itu menuruti perintah Harry. Jadi, ia menggagalkan niatnya untuk pergi ke rumah Kayla dan beralih tujuan menuju rumah Harry.

"Gue harap lo nggak lupa lagi sama kesepakatan kita," ujar Harry setelah ia menapakkan kakinya di depan tubuh Louis.

Louis tersenyum kecut. Cowok itu dalam hati meringis meratapi keputusannya untuk ikut dalam kesepakatan bodoh yang menjerumuskan dirinya sendiri. Apalagi ini untuk yang kedua kalinya—terdengar super-duper-mega bodoh memang. Namun dengan gaya kalemnya, ia berhasil menutupi kecemasan dalam dirinya. Setidaknya Harry tidak tau apa yang ada di dalam pikirannya.

Louis merasakan sebuah tepukan di punggungnya sesaat setelah ia memakai headset di telinganya. Lantas cowok itu menemukan sohibnya—Harry yang langsung duduk di sebelahnya tanpa dipersilakan. Ini hal yang paling ia sebal dari Harry ; selalu mengganggunya untuk merasakan ketenangan.

"Woi ketauan banget jomblonya lu," sapa Harry seraya terkekeh.

Louis hanya menaikkan salah satu alisnya menanggapi sapaan Harry. Well, itulah satu kebiasaan Louis ; tidak minat membalas sapaan yang menurutnya meledek.

Lalu Harry sekali lagi menepuk punggung Louis pelan setelah beberapa detik terjadi keheningan. "Lo tau Barbara, kan?" tanya Harry. Ia merubah raut mukanya serius.

Mendengar pertanyaan Harry yang menurutnya menarik, Louis menoleh dan mendapati cowok yang baru saja melipat kakinya itu tengah menatap ke koridor di seberang mereka.

"Gue suka sama dia," lanjut Harry sebelum ia kembali menatap Louis.

Harry yang mendapati perubahan air muka Louis langsung menggeser tubuh menjauhi sohibnya itu. "Kenapa muka lo gitu? Jangan bilang lo juga suka sama dia?" Selidik Harry.

Melihat raut muka Harry yang panik, Louis tertawa pelan. "Nggak lah," elaknya.

Untuk yang ketiga kalinya Harry menepuk punggung Louis. "Gimana kalo kita bikin kesepakatan?" Tawar Harry.

"Kita nggak boleh suka sama cewek yang sama," ujar cowok itu lagi. Lantas ia berpikir sejenak sebelum ia kembali berkata, "Dan kalo emang itu terjadi, yang berhak ngedeketin cewek itu adalah salah satu dari kita yang lebih dulu suka sama dia. Deal?"

Louis yang dalam hatinya merasa yakin bahwa hal itu tidak akan terjadi, dengan cepat mengangguk. "Deal," ujarnya seraya menjabat tangan Harry.

Dan mulai saat itu, seluruh bagian dari diri Louis menyesali persetujuannya. Ia tidak pernah tau bahwa di hari-hari berikutnya ia akan suka dengan cewek yang juga Harry sukai—Barbara.

Yang lebih ia sesali adalah, ia melalukannya lagi saat ini. Untuk kedua kalinya mereka menyukai satu cewek yang sama—kali ini Kayla. Dan kali ini juga Louis memilih untuk menepati persetujuannya, dengan tidak mendekati Kayla. Inilah alasan kenapa ia tidak bisa menyayangi gadis itu, walau ia menyukai Kayla.

"Tapi nggak ada ketentuan gue nggak boleh nemuin Kayla," ujar Louis seraya menghembuskan napas keras. Cowok itu memasukkan kedua tangannya ke dalam kantung jaket yang ia kenakan. "Lebay lo kayak punya hak asuh atas Kayla aja," balas Louis tanpa minat untuk menatap Harry.

citaten | louis tWhere stories live. Discover now