[Tantangan Teenlit NGKWI] Meylody

749 12 19
                                    

Zee duduk di lantai depan kelasnya sambil memainkan gitar Fender ESA-10CE kesayangannya. Konon katanya gitar merk Fender adalah salah satu gitar terbaik di dunia. Jadi Zee beranggapan orang-orang terbaiklah yang bisa memainkannya, seperti musisi legendaris Eric Clapton. Dan dengan percaya diri dia mengaku menjadi salah satu yang terbaik.

“Zee! Sumpah demi apa? Tadi Azka nyapa aku!” Tiba-tiba saja Mey, teman sekelasnya sudah ikut duduk di lantai. Zee hanya menoleh sekilas dan kembali memainkan gitarnya. Dengan semangat Mey menceritakan pertemuannya dengan  Azka di kantin.

“Cuma disapa saja kamu bangga?” Kata Zee datar.

“Iya dong, selama ini kan Azka gak pernah nyapa aku, Zee.”

Zee berhenti memainkan gitarnya dan menghadap Mey. “Aku heran deh sama kamu Mey. Masa’ suka sama cowok yang gak normal?” Mey menatap Zee dengan ekspresi tidak suka.

“Cowok pakai eyeliner bukan berarti gak normal kali Zee.”

“Ya tapi ngeri tahu Mey pake item-item gitu di matanya.” Mey membuka mulutnya untuk memprotes lagi, tapi Zee menyela. “Jadi, kita nyanyi lagu apa nih?”

“Hah? Lagu?” Tanya Mey, bingung.

“Iya, lagu. Buat pensi. Jangan bilang kamu lupa, Mey! Kemarin kamu gak setuju sama lagu pilihanku. Udah aku kasih waktu buat cari lagu lain. Masih gak dapet juga?”

Mey hanya bisa bengong dan mengedipkan mata dua kali mendengar ceramah Zee. Pertanyaan Zee hanya dibalas dengan senyum tanpa dosa. Mey tahu, senyumannya selalu membuat Zee tak akan bisa marah kepadanya.

“Kasih aku waktu lagi ya Zee… Pliiss…” Mey merajuk sambil memasang senyum maut di wajah bidadarinya. Dia tahu, Zee tak akan bisa marah kalau sudah melihat senyumannya itu. Dan benar saja, akhirnya Zee mengalah. 

“Oke! Tapi sehari cukup! Kalau besok kamu belum nenu juga, aku yang pilih lagunya!”

“DEAL!”

***

Bel pulang sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Tapi sekolah masih ramai. Masih banyak siswa yang berseliweran di sekolah. Tampaknya para siswa SMA Seruni ini masih betah berlama-lama di sekolah. Ada yang sedang bermain basket, ada yang rapat di ruang OSIS, ada juga yang hanya sekedar duduk-duduk di kantin atau di bangku taman sekolah hanya untuk berdiskusi kisah seputar selebriti.

Di gerbang sekolah juga ada beberapa siswa yang masih menunggu jemputan atau hanya sekedar menunggu kecengan. Seperti halnya Mey.

 “Hai Azka!” Sapa Mey ketika Azka mencapai gerbang sekolah. Mey memang sengaja menunggu Azka. Dia masih kegirangan karena Azka menyapanya kemarin. 

“Oh hai Mey.” Azka menjawab singkat sapaan Mey. Dan Mey, jangan ditanya. Dia gugup dengan suksesnya karena Azka mau membalas sapaannya.

“Ka ka kamu belum pulang?” Tanyanya tergagap. Tak lupa Mey mengukir senyum bidadarinya untuk Azka. Tapi karena gugup, senyuman Mey jadi terlihat konyol. 

“Ini baru mau pulang.” Azka yang kebingungan melihat ekspresi Mey, hanya tersenyum simpul. “Aku duluan ya, udah ditunggu teman-temanku.”

“Ii iya.. Sampai ketemu.”

Azka melenggang meninggal Mey yang masih terpaku dengan senyum konyolnya menuju ke kerumunan anak-anak dengan muka sangar di warung depan sekolah mereka. Rata-rata mereka memakai eyeliner hitam di atas dan bawah matanya. Beberapa anak bahkan bertato dan memakai kaos bergambar zombie. Apa anak EMO harus semengerikan itu? Batin Mey yang sedari tadi tak melepaskan tatapan matanya sedikitpun pada Azka.

[Tantangan Teenlit NGKWI] MeylodyWhere stories live. Discover now