Alluna-You Wanna Fight? Bring It On!

142K 11.2K 242
                                    

ALLUNA

YOU WANNA FIGHT? BRING IT ON!

a.n Mature content ya.. nc 17. Bukan karena ada adegan yang iya-iya, tapi karena ada kata-kata kasar yang tidak selayaknya ditirukan. Don't try this at home. Ada girls fight disini. Hahahaha.

Hari yang panas. Aku masih sibuk berkutat dengan buku sketsaku sembari menunggu jam makan siang. Robertus dan Rengganis menatapku intens seolah ingin memakanku bulat-bulat, tapi aku tidak peduli. Sudah kebal. Mereka sering melakukannya akhir-akhir ini.

"Kamu masih ribut sama Bagus?" Tanya Robertus akhirnya dan aku mendengus.

Sudah kuduga. Pasti ini yang akan ditanyakannya. Rengganis dan Robertus itu pengkhianat. Mereka menjadi antek-antek kesayangan Bagus Bramasta Ragasiwi, entah sejak kapan.

"Kamu masih marah sama Bagus?" Sekarang giliran Rengganis yang bertanya.

Coba dipikir, memang seharusnya bagaimana sikap seorang istri yang memergoki suaminya selingkuh? Aku tidak marah, cuma jengkel. Aku juga tidak menangis dan depresi berhari-hari seperti wanita kebanyakan. Hidupku terlalu berharga untuk melakukan hal semacam itu. Kasian anakku nanti.

Kami tinggal di rumah mama selama dua minggu ini. Sejak kami bertengkar kemarin. Tadinya, aku berharap akan bisa berjauhan dengan Bram sejauh mungkin yang aku bisa, tapi kenyataannya apa? Dia menempel seperti lintah. Kemanapun aku pergi dia akan selalu mengikutiku. Seolah aku adalah tawanan, dan itu membuatku semakin kesal.

Orangtua kami tidak ada yang mengetahui tragedi sialan itu. Mereka berpikir sikapku ini karena bawaan bayi. Meh! Bawaan bayi dari mana? Hongkong.

"Alluna, sayang denger ya" Robertus mengambil pensil dan buku sketsaku, dia mau aku memperhatikannya. "Bagus itu sabar banget loh ngadepin kamu yang kayak begini. Kamu seharusnya..."

Dan Robertus memulai ceramah rutinnya tentang bla bla bla. Intinya, yang seharusnya kulakukan adalah memaafkan Bram dan kembali menjadi sepasang suami istri yang rukun dan aman terkendali.

Mereka mudah saja mengatakan ini dan itu, karena mereka tidak berada di posisiku. Jangan percaya kalau ada yang bilang 'aku tau apa yang kamu rasain'. Itu bullshit. Cuma kata-kata simpati. Nyatanya, apa yang kita alami ya cuma kita yang bisa merasakan, orang lain itu cuma penonton. Cuma orang bodoh ya, yang terima pasrah kalau suaminya selingkuh. Sekedar informasi saja, aku termasuk orang yang anti dengan poligami. Aku tidak suka berbagi, apalagi berbagi suami.

"Kamu ngerti kan?" Robertus mengakhiri sesi ceramahnya tepat saat jam makan siang. Aku mengangguk. Membantahnya sama saja cari mati. Bisa-bisa dia akan menambah sesi ceramahnya menjadi satu jam lebih lama.

Tok..tok...tok..

"Masuk" perintah Robertus seperti ini adalah ruangannya saja.

Whoa... Look who's coming! Aku kira dia sudah hilang ditelan bumi. Datang tak dijemput, pulang tak diantar, mirip jelangkung. Menghilang dari pekerjaannya secara tiba-tiba lalu sekarang dia muncul disini dengan santainya. Dimana sih otaknya itu ditempatkan. Oh.. aku bahkan sanksi kalau dia punya otak.

"Mau apa?" Tanya Robertus sengit. "Surat pemecatannya belum sampai ketangan kamu?"

"Sudah. Saya mau ketemu mbak Alluna"

Dewi tersenyum ke arahku dan itu membuatku mual. Tuhan sedang menguji kesabaranku rupanya dengan mendatangkan makhluk seperti ini.

Mau apa sih dia? Keributan apa sekarang yang mau dia buat. Aku curiga kalau Dewi itu menderita semacam Personality Disorder Histrionic. Kenapa? Karena dia selalu mengganggu orang lain agar menjadi pusat perhatian. Dia itu selalu mendramatisir suasana. Dan itu membuatku muak. Kalau saja membunuh orang itu legal, aku akan memasukkannya ke mulut buaya.

Alluna (COMPLETED)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant