Semoga Saja.

11.7K 764 51
                                    

akhirnya oh akhirnya, aku bisa ngelanjutin cerita ini. huuuu aku gak nyangka bakal kehilangan ide ini dalam setengah perjalanan. penyakit lama ku ya ini. tiba-tiba ide cerita menguap begitu aja, gak ada bekas. akhirnya pontang-panting nyari ide. hahaha. udah gitu, mood buat nulis beberapa bulan bener-bener down.  tapi gak pa-pa, yang penting sekrang update. dan aku bakal usahain sering-sering update. segini aja deh cuap-cuepnya. byee... selamat malam bagi indonesia bagian barat.

>>>>>>>>>>>

"Pagi kak." sapa Airin ceria melihat Kendra yang sudah membuka matanya. Pria itu hanya mengangguk dan tersenyum tipis, senyuman yang sangat amat tipis sampai Airin sendiri tidak sadar kalau suaminya baru saja tersenyum.

"Aku bantu duduk." katanya begitu saja, membantu Kendra untuk duduk, menyerahkan roti tangkup bersisi slai berry yang di terima dengan senang hati, memakannya perlahan-lahan.

"Kakak mau jalan-jalan?" tawar Airin terus menatap wajah Kendra penuh dengan kekaguman.

Kendra berhenti mengunyah mendengar perkataan Airin, menatap wajah wanitanya dengan pandangan yang tak bisa di artikan.

"Boleh."

Airin tersenyum lebar mendengar suara Kendra, akhirnya... setelah perjuangannya dia sedikit bisa meluluhkan Kendra. Dia sangat bahagia mendengar Kendra mau membuka suaranya, dia fikir nanti Kendra akan mengangguk atau menggeleng, tapi tidak taunya. Hidup memang penuh kejutan.

"Aku bawa ini kedapur dulu ya," kata Airin ceria yang tak bisa di tutupi lagi. dia berdiri dari duduknya, berjalan keluar kamar membawa piring bekas roti tangkap dan gelas susu, membawanya ke dapur.

"Kamu udah makan Rin?"

Langkah kaki Airin berhenti mendengar suara mertuanya. Kepalanya menoleh keasal suara dan tersenyum. "Belum ma, nanti aja, Airin nggak biasa makan jam segini." katanya sopan.

Mertuanya hanya mengangguk mendengar perkataan menantu pertamanya. "Tapi jangan lupa sarapan loh ya, sarapan itu penting buat kecerdasan otak."

"Iya Ma, Airin kebelakang dulu ya."

Mertuanya kembali mengangguk dan kembali focus sama televisi di hadapannya, semua orang sibuk dengan dunianya sendiri. perbedaan rumahnya dan rumah suaminya terasa sangat mencolok, kalau di rumahnya hari minggu pasti di gunakanbuat berkumpul keluarga, bercanda dan tertawa bersama, tidak seperti di rumah suaminya, rumah ini terasa hampa, apa semua rumah orang kaya seperti ini?.

Setelah mencuci gelas serta piring yang tadi dia bawa, dia kembali berjalan ke arah kamarnya. Mama mertunya terlihat sangat asik dengan televisi di hadapannya.

"Kakak?" serunya kebingungan melihat Kendra keluar dari kamar mandi dengan kursi roda, perasaanya semalem dia menaruh kursi roda di pojok ruangan, terus kenapa Kendra bisa keluar dari kamar mandi dengan kursi roda?.

"Kenapa?" Tanya Kendra melihat istrinya yang kebingungan, tangannya terus menjuding antara dinding di mana dia menaruh kursi roda dan kamar mandi bergiliran. "kenapa?"

Kepala Airin menggeleng bingung. "Nggak papa kok kak," jawabnya dengan cengiran aneh.

Kendra ikut tersenyum melihat cengiran itu, senyuman yang lagi-lagi sangat tipis, dan Airin kembali tidak menyadari kalau suaminya baru saja tersenyum.

"Yaudah sana kamu mandi, aku mau ganti baju dulu."

Dengan patuh Airin menuruti keinginan Kendra.

.

Suasana ramai di taman kompleks perumahan Kendra membuat Airin tersenyum simpul, bibirnya sejak tadi tanpa hanti mengulas senyuman manis. beberapa anak kecil terlihat saling berkejaran satu sama lain.

Wedding StoryWhere stories live. Discover now