She's Mine!

12.2K 519 14
                                    

Hari ini Jessica bersama teman-teman kampusnya sedang berkunjung ke panti yang dimaksud dosen mereka beberapa waktu lalu. Banyak sekali kegiatan sosial yang mereka lakukan disana termasuk menghibur anak-anak panti. Jessica ingin tertawa melihat Leo yang dengan tingkah konyolnya sedang mencoba stand up comedy didepan anak-anak tapi hasilnya nol besar, anak-anak hanya menatapnya bingung sementara Devan dan Vando terkikik dibelakangnya.

Jessica kembali ke dapur panti untuk membantu beberapa mbak-mbak yang sedang menyiapkan makan malam, Jessica memang tidak bisa memasak tapi kalau hanya membantu potong-memotong dia juga bisa.

"Mbak mau bantuin masak ya?" Tanya salah satu mbak-mbak disana. Jessica hanya tersenyum dan mengangguk.

"Panggil aku Jessica saja.." pintanya dan Mbak-mbak itu tersenyum patuh.

"Jessica jago memasak ya?" Mbak-mbak yang lain menyahut, Jessica menggeleng.

"Aku sama sekali tidak bisa memasak Mbak..tapi kalau potong memotong begini aku bisa" sahutnya sambil memotomg wortel, sepertinya mereka akan membuat sup.

"Waduh..jadi wanita itu harus bisa memasak biar suami betah dirumah" sahut yang lainnya, Jessica tertawa.

"Aku tahu..itu masih lama. Nanti aku pasti belajar"

Tidak ada yang melanjutkan obrolan lagi, mereka sibuk melanjutkan memasak. 1 jam kemudian makan malam selesai dihidangkan dan mereka semua makan bersama anak-anak panti dengan semangat. Jessica merasa batinnya tertohok, bahagia sekali anak-anak ini walaupun mereka tidak hidup bersama orang tuanya lagi. Sedangkan Jessica selama ini selalu menuntut takdir dan membencinya. Memikirkan semua ini membuat kepala Jessica berdenyut, dia butuh angin segar dan menyendiri.

Tepat saat Jessica ingin berdiri meninggalkan ruang makan ponselnya berdering, nama Arsen terpampang disana. Jessica menepi sebentar menghindari keriuhan di ruang makan.

"Halo..Arsen!"

"Hai..Jess. Kau masih kunjungan?"

"Iya..besok siang baru pulang. Kenapa Ars?"

"Aku ada di depan panti, keluarlah! Aku membawa sesuatu untukmu!"

"Apa? Apa yang kau lakukan Ars? Kau kurang kerjaan ya?"

"Sudah kukatakan aku membawa sesuatu untukmu! Cepatlah keluar..badanku hampir membeku Jess! Sial..aku lupa membawa jaket tadi!" Gerutunya.

"Lagian siapa yang menyuruhmu melakukan itu? Merepotkanku saja! Tunggu sebentar!" Ujar Jessica lalu mematikan sambungan telfonnya. Saat hendak kembali ke kamarnya, Jessica bertemu Devan di lorong yang menatapnya penasaran.

"Mau kemana?"

"Ke kamar" jawab Jessica singkat lalu melenggang ke kamarnya meninggalkan Devan sendiri.

"Hai..Dev!" Devan menoleh dan mendapati Rani teman kampusnya yang cukup populer berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Ran.." sahutnya lalu tersenyum singkat. Formalitas.

"Untuk apa kau mengejar gadis jutek itu? Cantikkan juga aku, Dev! Mana dia ngga pernah senyum. Begitu mau dipacarin?" Devan mengernyit heran, apa yang dibicarakan wanita ini, lihatlah bahkan sekarang dia dengan PD nya mengaitkan tangannya ke lengan Devan.

"Permisi. Kalau mau pacaran jangan menghalangi jalan!" Ujar Jessica dengan gaya dinginnya lalu menerobos dari tengah-tengah Devan dan Rani sehingga tangan Rani terlepas. Dalam hati Devan mengucap syukur dengan ulah Jessica sementara Rani mengomel dengan kesalnya.

"Dasar wanita ular! Awas kau.." geram Rani sambil mengusap tangannya yang sedikit sakit. Devan sendiri sudah melenggang menyusul Jessica yang cepat sekali menghilang.

[ 5 ] This Bad Girl Is Mine !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang