15. Malming Bareng?

59.7K 6.5K 461
                                    

Is it too late now to say sorry?

(Justin Bieber - Sorry)

×××

Jumat, 8 September 2808

Author POV

Fera tertawa miris. "Menurut lo?"

"Entah." Gensa mengangkat bahunya--pertanda bahwa ia ragu. "Tapi--emangnya gue gak boleh dapet satu kesempatan lagi?"

"Gue ga tau, Sa," lirih Fera sambil menundukan kepalanya. "Gue ga ngerti. Lo nyakitin gue berkali-kali, Sa, iya gue tau itu kedengerannya lebay. Tapi, semua itu perih, Sa. Sumpah."

Ucapan Fera membuat Gensa terdiam sejenak. "Sejahat itukah gue?" tanya Gensa pada dirinya sendiri.

Tangan Gensa terulur untuk mengangkat wajah Fera yang sedari tadi menunduk. Tepat di manik mata Fera, Gensa menatapnya dalam. "Gue tau gue bodoh, jahat, ga punya perasaan. Dan-" Gensa menggantungkan ucapannya. "-gue tau ini terlambat. Tapi... tapi, gue bener-bener minta maaf, Fer. Atas semua ucapan gue, tingkah laku gue, yang nyakitin lo. Gue minta maaf, Alexandra Ferandyl. "

Beberapa detik setelah Gensa mengucapkan permintaan maafnya, suasana diantara mereka berdua menjadi hening.

Suara murid-murid lain yang juga sedang berjalan pulang; menjadi backsound yang mengiringi keheningan diantara mereka berdua.

Melihat tak ada reaksi yang diberikan Fera, Gensa menghela nafas panjang, lalu berkata, "Yaudah, kalo lo ema--"

Ucapan Gensa terpotong, karena Fera langsung berkata, "Jadi lo langsung nyerah?" tantang Fera.

Gensa mengangkat bahunya pasrah. "Kalo lo maunya gitu. Lagipula, kalo dengan menjauhnya gue buat lo merasa lebih baik, gue gak apa-apa, kok," ujar Gensa berusaha ikhlas.

×××

"Kalo lo maunya gitu. Lagipula, kalo dengan menjauhnya gue buat lo merasa lebih baik, gue gak apa-apa, kok."

Tepat setelah Gensa berkata seperti itu, Fera langsung merasakan separuh hatinya berdemo dengan berkata: lo masih suka sama dia, tolol. Gak boleh gini akhirnya.

Dan Fera menjadi tambah pusing; karena satu per empat hatinya yang lain berkata: jangan bego deh. Dia cuma jadiin lo pelarian doang.

Ditambah sisa satu per empat hatinya yang lain seolah berkata: terserah.

Sehingga, kalo dijadiin presentase, hasilnya menjadi: 50% Setuju, 25% Gak setuju, sisanya gak peduli.

Setelah melalui perdebatan kecil didalam benaknya, Fera langsung berdeham, lalu berkata, "Oke. Gue maafin lo, Gensa."

×××

Gensa terus menatap cewek--yang entah sejak kapan telah menjadi titik fokusnya. Fera, cewek yang selama ini tak pernah dihiraukan Gensa, namun sekarang dapat membuat Gensa bertekuk lutut (oke, ini lebay) karena Fera.

"Oke. Gue maafin lo, Gensa." Didepannya, Fera menatap Gensa dengan yakin.

Gue pasti salah denger, batin Gensa tak percaya.

"Lo... lo maafin gue, Fer?" tanya Gensa--berusaha meyakinkan diri.

Fera tersenyum kecil. "Emang sih lo brengsek, pake banget. Tapi, menurut gue pribadi sih, semua orang berhak dikasih kesempatan kedua. Termasuk elo."

150 CMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang