7 - See You Again

383 41 7
                                    

Sepertinya hari Minggu yang bisa kumanfaatkan untuk beristirahat akan beralih fungsi menjadi hari pertemuan. Entah pertemuan dengan siapa saja.

Minggu ini, ada reuni di SMP-ku. Bisa dibilang hari ini aku malas sekaligus senang. Kalau malas, ya begitulah alasannya. Kalau senang, tentu saja aku senang bertemu dengan teman-teman lamaku yang jarang bisa bertemu.

Setelah berpakaian, aku segera sarapan. Kulihat Ji Sun baru keluar dari kamarnya dalam keadaan kusut. Ia tampak mengucek matanya lalu duduk di sampingku.

"Eonni mau ke mana?" tanyanya dengan nada lesu.

"Bukannya aku sudah bilang kemarin kalau aku mau menghadiri acara reuni di SMP-ku?" aku balik bertanya. Ji Sun mengangguk-angguk dan meminum susu cokelat yang tersedia di meja.

Tepat setelah aku menelan butir terakhir nasi di mangkukku, kurasakan ponselku bergetar. Kulihat nama peneleponnya Jung Jin Young. Awalnya aku malas untuk mengangkatnya, tapi Ji Sun memiringkan badannya untuk melihat nama penelepon. Sehingga aku tak sengaja menerima panggilan tersebut.

"Yeoboseyo," ucapku.

"Ya, kenapa kau lesu begitu? Hari ini kau mau menghadiri reuni SMP-mu, kan?" pertanyaan Jin Young sontak membuatku tang sedang minum tersedak.

Aku terbatuk-batuk dan menenangkan diriku sendiri. "Ya! Kata siapa?" aku balik bertanya. Sebelum aku mendapat jawaban dari Jin Young, mataku menangkap basah Ji Sun yang sedang tertawa.

"Ya! Apa yang kau lakukan!" teriakku kencang. Bukannya takut atau meminta maaf, adikku itu malah tertawa semakin heboh.

Aku mengacungkan tanganku yang terkepal ke depan wajah Ji Sun dengan harapan dia akan memohon ampun. Tapi, ternyata dia malah mengambil kesempatan tersebut untuk merebut ponselku dan segera lari ke kamarnya.

"Apa oppa sudah ada di depan?" tanyanya di sela-sela tawanya yang memenuhi rumah.

"Ya! Yoon Ji Sun! Kembalikan ponselku!" aku kembali berteriak dan menggedor-gedor pintu kamar Ji Sun.

Dari luar kamar Ji Sun, aku bisa mendengar suara tawa keras dari mulut adikku yang sangat jahil itu. Selang beberapa saat kemudian, kudengar suara bel dari depan sebentar.

Setelah melayangkan 'ancaman' dari balik pintu, aku segera berlari ke pintu depan untuk membukakan pintu bagi tamu yang datang.

"Annyeong," tampak sosok Jin Young yang melambaikan tangannya di depanku. Tanganku hampir saja menutup pintu depan dengan keras kalau saja Jin Young tidak menahan pintu itu dari luar.

"Annyeong, oppa," tiba-tiba saja Ji Sun muncul di sampingku dan membuka pintu depan lebar-lebar. "Eonni, kau tidak mempersilahkan kakak iparku untuk masuk?" tanyanya polos.

"Ya! Apa maksudmu?" tanyaku kesal.

Dasar Yoon Ji Sun! Akan kubuat kau menyesal suatu hari nanti.

"Gomawo, adik iparku," Jin Young masuk dengan senyum merekah di wajahnya, lalu tangannya mengelus rambut Ji Sun. "Adik iparku sangat pintar," ucapnya diikuti tawa.

Ji Sun tampak senang dengan pujian yang terlontar dari mulut Jin Young. Ia pun mempersilahkan Jin Young untuk duduk dan menyuruhku untuk menemani Jin Young selama ia membuat minuman.

"Adikmu pintar sekali," ucap Jin Young memulai percakapan.

"Ia terlalu pintar untuk memberitaumu bahwa hari ini aku akan menghadiri acara reuni di SMP-ku," ucapku ketus.

"Ya, kenapa kau marah-marah begini? Aku rela bangun pagi hanya untuk mengantarmu."

"Untuk apa mengantarku? Antar saja tunanganmu itu," omelku kesal.

Operational Date [B1A4 - FIN]Where stories live. Discover now