My Handsome Wizard 1

6.7K 393 24
                                    

Aku mengedarkan pandanganku. Semua tidak terlihat, begitu gelap sampai akhirnya sebuah cahaya muncul tetapi begitu jauh. Aku berjalan ke arah cahaya itu, mendekati cahaya itu. Sesekali langkahku terhenti karena aku tidak yakin dengan cahaya itu.

Semakin dekat, sampai aku melihat ada seseorang yang membawa cahaya itu. Tatapannya datar tanpa ekspresi. Aku diam sejenak.

"S-si-siapa dirimu?" Tanyaku gugup.

"Ikuti saja aku," ucapnya lalu berjalan melewatiku. Aku tidak tahu ia menuju ke mana, tetapi tidak ada yang bisa ku perbuat selain mengikutinya. Hening. Tidak ada apapun kecuali kami yang berjalan entah ke mana dan sebuah lampu yang di bawa seorang misterius di depanku ini.

Kurasa aku sudah berjalan begitu lama, dan begitu jauh. Tidak ada yang bisa ku lihat, benar-benar tidak ada. Hanya ruangan hampa dan gelap. Sesekali aku bertanya kepada orang yang ku ikuti ini, tetapi tak ada jawaban darinya.

Setelah lamanya aku berjalan, entah kemana. Mengikutinya kesana kemari. Tiba-tiba ia berhenti, aku tidak tahu di mana. Saat ku lihat, ia seperti sedang membuka ganggang pintu.

Tunggu? Pintu?

"Sebenarnya kita di mana?" Tanyaku. Tetapi tidak ada respon darinya. Menyebalkan.

Setelah pintu terbuka, cahaya terang keluar dari pintu itu. Aku menyipitkan mataku dan menutupi sebagian wajahku dengan telapak tangan.

Wush~~

Hembusan angin keluar dari pintu itu. Ia menarik tanganku dan membawaku memasuki pintu itu.

Sebenarnya di mana kita? Gumamku.

Tiba-tiba kami sampai di sebuah ladang bunga yang sangat luas. Aku membuka mataku lebar- lebar, tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang. Ladang bunga warna warni, bunganya bergoyang kanan kiri karena hembusan angin. Udaranya yang sejuk berhembus menerpa rambutku yang panjang.

"Sebenarnya di mana kita?" Tanyaku,

"Di negeri dongeng," jawabnya, kemudian tersenyum manis kepadaku.

"Mwo?! Negeri dongeng?" Tanyaku tidak percaya. Ia hanya menganggukkan kepalanya. Ia menarikku entah kemana.

"Kita akan ke mana? Bisa kau pelan-pelan? Dan ber-, Ya!" Teriakku saat ada sesuatu yang menancap di kakiku. Kami pun berhenti. Ia berjongkok di depanku dan sedikit mengangkat kakiku. Perlahan ia mengambil sesuatu yang menancap kakiku.

"Aa..., pelan-pelan. Itu sakit," keluhku. Tetapi, ia malah mencabut benda dari kakiku dengan cepat.

"Aw! Babo!" Aku memukul pelan kepalanya.

"Kakimu tertancap serpihan kaca." Jelasnya dan mengulurkan tangannya, lalu menyuruhku untuk duduk. Ia meraih kembali kakiku dan seperti mengusap pelan lukaku. Darah yang mengalir perlahan berhenti, mengering, dan kakiku kembali seperti semula. Tidak ada bekas luka. Aku membelalakan mataku untuk yang kedua kalinya.

"B-bagaimana bisa?" Tanyaku terbata sambil meraba-raba telapak kakiku. Ia tidak membalas, tersenyum atau mengangguk saja tidak. Aku memanyunkan bibirku, tapi tak di hiraukan olehnya.

Ia berdiri dan kembali mengulurkan tangannya padaku, mengajakku berdiri. Aku setia memanyunkan bibirku dan memandangnya dengan artian 'tidak' .

"Wae?" Tanyanya kemudian kembali berjongkok di depanku.

"Bisa kau jelaskan semuanya? Aku tak ingin ikut denganmu sebelum kau jelaskan semuanya." Ucapku.
Ia pun menceritakan yang sebenarnya.

Ia adalah seorang penyihir, penyihir dalam dongeng. Ia bertugas mencari seorang tokoh utama dari dunia lain, membetulkan alur dongeng, dan membantu menamatkan dongeng.

Aku tak mengerti maksudnya. Dongeng? Jadi sekarang aku di sebuah dongeng? Bagaimana bisa? Ini seperti lelucon.

"Kau tidak bercandakan?" Tanyaku memastikan, ia hanya menggelengkan kepalanya dengan raut muka yang serius. Ia pun membantuku berdiri dan membawaku ke suatu tempat, seperti sebuah danau.

"Sebenarnya untuk apa aku di sini bersamamu?"

"Kau mempunyai satu tugas di sini, yaitu kau harus mengikuti dongeng ini hingga tamat. Kau harus berperan menjadi puteri atau tokoh utama di dongeng ini. Kau harus menamatkan dongeng ini,"

"Mwo?!" Teriakku saat mendengar penjelasannya. Menamatkan dongeng? Yang benar saja?!

"Tak bisakah aku kembali ke duniaku?"

"Tidak, sebelum dongeng ini tamat."

Aku hanya bisa terdiam dan menghela nafas panjang. Bagaimana dengan kehidupanku di duniaku nanti?

"Kau ku beri waktu untuk pulang. Jadi tugasmu belum di mulai. Arra?" Tanyanya sambil mengacak puncak rambutku sambil tersenyum.

Lalu ia menyentuh dahiku. Mataku perlahan terpejam, Aku bersusah payah membuka mataku.

"Apa Yang terjadi sekarang?!"

Mataku tertutup begitu rapat, Aku merasakan tubuhku yang perlahan melayang dan tiba-tiba Aku merasakan badanku terjatuh.

"KYAAA!!!"

Dengan 1001 usaha akhirnya aku berhasil membuka mataku. Aku mengontrol nafasku yang terenggah - enggah.

'Kamarku?' Gumamku saat menyadari Aku yang sudah kembali ke kamar tercintaku.

*TBC

Anyyeonggg~~~~
Ini terinspirasi dari sebuah komik tercinta ku. Wakakakak
bingung sebenernya mau gimana. Enaknya lnjut apa nggak ni?

Btw, maapkan typo bertebran. ._. Hpe eror. ._.

#slam pacar jungkook

My Handsome Wizard [COMPLETE]Where stories live. Discover now