TEN

16.6K 663 29
                                    

Author P.O.V

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian di mana Iva mengetahui kalau dia hanya jadi bahan taruhan bagi Evan. Sudah seminggu pula Iva menghindari Evan, sebisa mungkin dia menjauhinya. Bahkan dia sampai mengganti nomor hpnya supaya tidak bisa dihubungi Evan.

****
Iva berjalan menuju lokernya. Saat membukanya, Iva melihat selembar kertas yang bertuliskan "maaf". Ya hanya itu yg tertulis. Iva menghembuskan nafas berat, sudah seminggu ini Evan terus menaruh kertas dengan tulisan yg selalu sama setiap harinya. Sebenarnya Iva sangat ingin memaafkannya, tapi mengingat dia hanya menjadi bahan taruhan membuatnya kesal, sedih, kecewa menjadi satu.
Iva kembali mengabaikan kertas tersebut danberjalan meninggalkn lokernya menuju ke kelas.

****
Besoknya....

Hari ini Iva mendapatkan surat lagi, namun dengan isi yg berbeda.

Temui aku di taman jam 3 sore, please... aku nggak akan pergi sebelum kamu dateng.

Iva membuang surat tersebut dan bergegas pulang ke rumahnya.

Iva P.O.V

Aku menatap pemandangan di luar jendela kamarku. Hujan deras mengguyur sejak 2 jam yang lalu. Entah kenapa aku kepikiran surat dari Evan tadi. Ini sudah jam 6. Bagaimana kalau dia benar-benar menungguku? Ah tidak mungkin dia pasti hanya bermain-main dan tidak benar-benar menungguku. Ugh.. aku tidak bisa menghilangkan pikiranku jika dia masih menungguku.
Aku bergegas mengambil jaket dan payungku. Aku setengah berlari menembus hujan yang cukup deras ini menuju taman yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumahku.
Dan di sanalah dia berada, duduk di salah satu kursi taman yang ada. Sial... dia benar-menungguku. Aku mendekatinya dan memayunginya.
"Kamu sudah gila van"

Evan P.O.V
"Kamu sudah gila Van"

Aku mendongak menatap seseorang yang kini sedang memayungiku
"Iva?" Aku langsung berdiri dan memeluknya erat, sangat erat membuat payung yang dipegangnya terlepas dan dia ikut basah terkena air hujan.
"Kamu gila Van, nunggu aku selama 3 jam dan kehujanan, kamu bener-bener gila" ucap Iva lagi, tapi tidak aku pedulikan. Aku melepas pelukanku "maaf" ucapku pada Iva yang kini menatapku.
"Maaf aku udah jadiin kamu taruhan. Tapi asal kamu tahu, aku bener-bener sayang sama aku, aku nggak pernah bohong soal itu. Awalnya niatku memang untuk menangin taruhan itu, tapi aku udah ngilangin niat itu sejak aku semakin deket sama kamu karena aku sadar kalau aku sayang sama kamu. Maaf ya"

Iva tersenyum dan mengangguk. "Serius?" Iva kembali mengangguk. Aku langsung kembali memeluknya. Bahagia sekali rasanya.
"I love you"
"I love you to"

Tamat

Yeay... tamat....
Sumpah gaje banget endingnya... aku gk tw mw bikin kyk gmn lgi... harap maklum ya kalo jelek hasilnya. Aku cuma manusia biasa yg tidak luput dari kesalahan #asek

Btw aku mw nanya sama reader"ku menurut kalian cerita ini gmn sih?

Tolong dijawab ya... aku butuh kritik dan saran untuk ceritaku yg selanjutnya(kalau buat lagi)
Sekali lagi tnx ya bwt yg udh mw baca, vote dan comment... bwt yg mw tanya" ke aku jg boleh.. silahkan ranyakan di kolom komentar. Tnx

AdindaS

NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang