Prolog

12K 565 10
                                    

HunHan
.
.
.
Berawal dari turunnya diagram keuangan yang begitu drastis dari perusahaan. Tiada lagi berita terhangat yang mampu menaikkan kembali keuangannya, kecuali... menyatukan anak bungsu dari keluarga Oh dan anak tunggal dari keluarga Xi.

Mereka tidak mau jatuh miskin, tentu saja. Jelas sekali.

Pernikahan antara kedua lelaki dapat dijadikan bahan tersukses untuk mendapatkan pundi-pundi uang. Latar belakang itu membuat Sehun dan Luhan tidak pernah saling mencintai. Ingat, mereka bersatu hanya karena urusan bisnis. Bukan bersatu seperti di drama picisan yang jatuh cinta pada pandangan pertama dan berakhir dengan happy ending. Mungkin.

Mereka sama-sama lelaki yang umumnya normal. Sanggup untuk memilih dan memilah pasangan mana yang akan menjadi tambatan hidupnya, contohnya; perempuan.

Jadi untuk apa mereka menikah tanpa memiliki tujuan? Bagi hubungan mereka, tidak ada keuntungannya. Hampa. Tapi tidak bagi keuangan keluarga.

...

"Oh Sehun, ini Luhan, calon istrimu. Dan Luhan, perkenalkan Oh Sehun, calon suamimu. Besok, kalian menikah."

...

"Apa urusannya kau menuruti perkataan Mamadengan membawaku ke sini?"

Ke dalam kamar sebelum menikah?

Yang benar saja.

...

Sehun memang sungguh tak menganggap hubungan ini harus dipertahankan kesuciannya walau hanya berlatar-belakangkan urusan bisnis. Dia sangat merasakan bahwa pernikahan mereka tidak memiliki harapan, dan tidak tahu harus ke mana tujuan mereka melangkah dengan penyatuan ini. Siapa yang tahu bahwa Sehun bahkan memiliki perempuan lain dalam kencan-kencannya? Bergonta-ganti pasangan malam karena egonya yang tidak ingin terlalu dekat dengan sang istri. Dia terlalu egois untuk itu. Lagipula setidaknya, Tuhan tahu.

Luhan juga tahu.

...

Pada akhirnya, setelah keegoisannya membutakan Sehun dalam kebrengsekan, Sehun tidak mengerti jika istri yang melayaninya setiap malam saat dia menginginkannya, adalah seseorang yang perlahan mulai merasakan sesuatu asing yang menggelitik dadanya. Aneh, menghanyutkan. Sesuatu seperti... kau tengah mencintai seseorang.

Bagaimana rasanya mencintai seseorang?

Bahagia?

Sebaiknya kau mulai mensyukuri rasa bahagia yang kaudapat.

Jatuh cinta pada Sehun adalah perasaan yang enggan dia rasakan. Buruk. Menyedihkan. Itu terletak jauh di bawah ribuan rentet harapan yang Luhan inginkan, tapi yang pasti, Luhan tidak mampu menghindarinya. Seseorang yang mengambil perasaannya tidak lain tidak bukan adalah suaminya sendiri yang selalu berkencan dengan orang lain, bahkan di depan matanya sendiri. Betapa menyedihkannya dia ada di posisi ini.

Luhan tahu bagaimana sakitnya kecemburuan itu. Merasakan begitu jelas bagaimana rasanya jika belahan hatinya mulai membagi cinta di luar sana. Membagi cinta, agak tidak masuk akal. Sehun tidak pernah membaginya untuk siapa pun. Bahkan Luhan.

Paham bahwa semua menyakitkan. Perasaan ini menyiksa, perlahan namun pasti mulai menggerogotinya sampai habis. Luhan juga tidak pernah tahu kapan ini berakhir.

Yang dia tahu, Sehun tidak membalas cintanya karena pernikahan mereka yang lagi-lagi dikarenakan oleh bisnis dan perjodohan, bukan cinta.

Setidaknya, semua berakhir jika jantungnya berhenti berdetak.

Kini, hanya satu pertanyaan terbesar dalam hidupnya.

.

.

"Kapan Sehun mulai membuka gerbang hati untuk istrinya sendiri?"

Tbc
.
.
Next Chapter

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang