Love in the Silence

1.9K 126 5
                                    

"Kata orang, cinta tak harus memiliki. Kata orang, Cinta  adalah merelakan seseorang yang kita cintai bahagia... meskipun bukan bersama kita."


Disclaimer: Masashi Kishimoto
Story: ndeigetsu

.

.

.

Happy reading!
Siang itu seorang gadis cantik nampak sedang berjalan sendirian sebuah ruangan yang sepi, berjalan lurus mengikuti langkah kakinya. menyusuri setiap rak buku yang berjejer diruangan itu. 
Sesekali ia menghela nafas, dan menatap keluar melalui jendela kaca yang besar.

Hinata. Seorang gadis keturunan keluarga Hyuga yang selalu menghabiskan seluruh waktunya hanya  untuk menjadi seorang penjaga perpustakaan. Suasana ruangan tersebut selalu sepi, dan tenang. Semua orang didalam ruangan tersebut sedang asyik dengan bacaan nya masing-masing.

Terkadang Hinata bosan dengan kehidupan yang ia jalani saat ini.

"Aku mau pinjam buku ini."

Suara itu membangunkan Hinata dari lamunan nya. Ia melihat seorang Pria  dengan iris mata bak obsidian sedang berdiri dihadapan nya. Sorot matanya meneduhkan, wajah nya sangat tampan namun terkesan sedikit angkuh karena wajahnya tak berekspresi. 


"Kartu anggotanya?" Ucap Hinata pada pria dihadapan nya itu. Pria itu mengangguk dan mengeluarkan selembar kartu tanpa berbicara satu patah katapun. 
Hinata menerima kartu tersebut dan mulai menulis datanya. 

Itachi Uchiha.

"Ini dia, kembalikan tepat waktu," Ucap Hinata. Pria itu hanya mengangguk dan berjalan pergi keluar dari bangunan bergaya klasik tersebut. Hinata memperhatikan nya hingga pria itu menghilang dari balik pintu. Ia pun  kembali melamun, namun kini fikiran nya tertuju pada pria yang baru saja ia temui.

"Itachi Uchiha.." Gumamnya membayangkan wajah dari pria tadi. Seulas senyuman terukir di bibir tipis gadis berdarah Hyuga itu. 


Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Saatnya Hinata menutup perpustakaan dan pulang ke rumah. Sebuah rumah sederhana dimana ia tinggal seorang diri. Sejak kecelakaan tiga tahun lalu, Hinata kehilangan seluruh anggota keluarganya. Hinata tak pernah mengutuk atas apa yang telah terjadi. Hinata sadar, apa yang terjadi padanya adalah suratan takdir yang harus ia jalani. 
Walau kini hidupnya abu-abu tanpa warna. 

Hinata selesai mengunci bangunan itu, lalu berjalan menuju rumahnya. 
"Hey!" Panggil seseorang dibelakangnya. Hinata menoleh dan mendapati sahabat masa kecilnya berlari kearahnya. "Ino-chan," sapa Hinata pada gadis berambut pirang dengan mata biru yang indah. "Hinata-chan, aku rindu sekali padamu lho!" Seru gadis itu memeluk tubuh mungil Hinata.
Ia tersenyum, sahabatnya itu masih ceria seperti dulu. "Aku juga rindu padamu Ino-chan." Ucap Hinata membalas pelukan dari sahabatnya itu.

Hinata melihat Ino sangat modis, pakaian tren masa kini dengan merk ternama, serta wajah yang dipoles oleh makeup semakin menambah cantik parasnya. Sementara Hinata? Ia hanya terbalut pakaian tebal yang sangat ketinggalan zaman. Tanpa makeup dan rambut yang hanya ia rapikan dengan sisir. "Hinata, kau tidak banyak berubah," Ucap Ino melihat Hinata dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bagaimana ia bisa tampil modis? Kecelakaan itu merenggut segalanya dari Hinata, semua harta keluarganya habis untuk biaya rumah sakit yang sangat mahal, namun apa? Hinata tetap kehilangan semua anggota keluarganya. Yang tersisa hanya sebuah rumah sederhana dengan berjuta kenangan didalamnya. 
Hinata hanya tersenyum menanggapi sahabatnya itu. 

Hinata begitu ingin menceritakan tentang pria yang ia temui siang ini pada Ino. Pria yang membuatnya terpesona. Hinata begitu senang melihat sorot mata pria itu yang meneduhkan. 
Namun Ino begitu tergesa-gesa, Ia pun harus menahan keinginan nya dan membiarkan Ino pergi.

Love [Oneshot Collection]Where stories live. Discover now